Antibiotik untuk Luka Jahitan Bernanah - Solusi Terbaik untuk Merawat Jahitan Anda
Pilihan obat luka bernanah di apotek
Ada dua jenis obat luka bernanah di apotek yang bisa kamu gunakan, yaitu antibiotik dan pereda rasa sakit. Keduanya bekerja sama untuk membunuh bakteri pemicu luka bernanah dan meredakan rasa nyeri yang ditimbulkan.
1. Antibiotik
Mengutip dari Healthline, antibiotik bekerja cukup efektif untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan bakteri dengan cara menyerang dinding atau yang melapisinya, mengganggu siklus reproduksinya, dan memblokir produksi proteinnya
Beberapa antibiotik (baik oral maupun topikal) yang sering diresepkan dokter untuk mengobati bisul dan luka bernanah adalah amoxicillin (Amoxil, Moxatag), cefazolin (Ancef, Kefzol), clindamycin (Cleocin, Benzaclin, Veltin), doxycycline (Doryx, Oracea, Vibramycin), erythromycin (Erygel, Eryped), mupirocin (Centany), dan sulfamethoxazole/trimethoprim (Bactrim, Septra).
Meski dijual bebas di apotek, penggunaan antibiotik sebaiknya berdasarkan anjuran atau resep dokter. Sebab, pemakaian yang tidak tepat bisa menyebabkan kondisi lain yang serius, misalnya resistensi.
2. Pereda rasa sakit
Obat luka bernanah di apotek selanjutnya yang bisa kamu beli adalah pereda rasa sakit. Sering kali, luka bernanah disertai dengan nyeri, baik ringan maupun berat. Mengutip dari Johns Hopkins Medicine, obat-obatan itu mencegah sel yang terluka untuk melepaskan prostaglandin.
Prostaglandin sendiri merupakan bahan kimia menyerupai hormon yang bertanggung jawab atas rasa sakit dan nyeri, biasa muncul saat terjadi infeksi atau peradangan.
Beberapa obat pereda rasa sakit yang bisa kamu beli di apotek meliputi:
Pibaksin Salep 10 gr
Pibaksin Salep merupakan obat luka bernanah lainnya yang termasuk dalam golongan obat keras. Obat ini mengandung 20 mg mupirocin yang bersifat antibiotik guna mengatasi infeksi kulit akibat bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes .
Kandungan obat tersebut bekerja dengan cara menghambat kerja enzim khusus yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Dengan begitu, bakteri akan berhenti tumbuh dan akhirnya mati.
Pibaksin Salep dapat digunakan dengan cara dioleskan pada area luka yang sudah dibersihkan, sebanyak 3 kali sehari atau sesuai anjuran dokter. Selain itu, penggunaan obat ini hanya dapat dilakukan maksimal selama 10 hari.
Sebelum menggunakan obat luka bernanah di atas, pastikan Anda membersihkan luka terlebih dahulu menggunakan larutan saline (NaCl 0,9%) atau air steril (aqua bidest) agar bakteri penyebab infeksi tidak makin menyebar.
Perlu diperhatikan bahwa ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak berusia kurang dari 2 tahun disarankan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan berbagai obat luka bernanah tersebut.
Anda bisa juga melakukan pencegahan agar luka bernanah tidak menjadi makin parah dengan cara menjaga area luka tetap bersih dan kering, menghindari bertukar pakai barang pribadi dengan orang lain, seperti handuk atau pisau cukur, dan menghindari menyentuh atau mengorek luka dengan tangan yang kotor.
Bila Anda sudah menggunakan obat luka bernanah dan menerapkan tips pencegahan di atas tetapi luka bernanah tidak kunjung sembuh, menjadi makin parah, atau disertai demam serta kulit di sekitar luka tampak bengkak dan nyeri, jangan tunda pergi ke dokter guna mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai.
Dermatix Ultra Scar Gel
Dermatix Ultra Scar Gel mengandung cyclopentasiloxane (CPX silicone) dan vitamin C Ester. CPX silicone akan melapisi kulit sehingga proses penyembuhan luka bisa lebih cepat. Sementara itu, vitamin C memicu pembentukan kolagen sekaligus menyamarkan warna luka sehingga mengurangi bekas luka.
Dermatix Ultra Scar Gel dapat digunakan untuk memudarkan bekas luka akibat operasi, luka bakar, luka lecet, atau gigitan serangga. Oleskan obat ini ke bagian bekas luka 2 kali sehari.
Untuk hasil terbaik, gunakan Dermatix Ultra Scar Gel secara rutin selama 3 bulan. Anda bisa mendapatkan produk ini di apotik tanpa resep dokter.
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat luka bernanah
Adanya nanah pada luka tidak boleh dibiarkan begitu saja. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan infeksi pada luka yang parah bisa menyebabkan komplikasi yang berujung dengan kecacatan bahkan kematian.
Di bawah ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi jika luka yang mengeluarkan nanah bertambah parah.
1. Tetanus
Penyakit serius ini menyerang sistem saraf karena infeksi bakteri. Gejala khas dari tetanus adalah lockjaw atau trismus, yakni kekakuan pada otot rahang yang menyebabkan sulit membuka mulut.
Gejala lain yang menyertai di antaranya kejang otot sering di punggung, perut dan ekstremitas kejang otot tiba-tiba yang menyakitkan, kesulitan menelan, kejang, sakit kepala, demam dan berkeringat, atau perubahan tekanan darah.
Penyebab tetanus adalah infeksi bakteri Clostridium tetani pada luka terbuka. Awalnya bakteri yang masuk ke tubuh berkembang. Proses tersebut menimbulkan pelepasan racun yang disebut dengan tetanospasmin yang bisa merusak saraf yang mengontrol otot.
2. Gas gangrene
Luka bernanah yang tidak diobati bisa berakhir dengan gangren, yakni kematian jaringan akibat kurangnya aliran darah karena infeksi serius. Kondisi ini berisiko tinggi terjadi pada orang yang memiliki masalah pembuluh darah atau aliran darah, seperti diabetes.
Gas gangrene menimbulkan perubahan warna kulit menjadi kebiruan atau keunguan, yang diikuti dengan pembengkakan, keluar nanah berbau busuk, dan mati rasa.
3. Osteomyelitis
Infeksi yang semakin bertambah parah bisa menyebar ke jaringan lainnya pada tubuh lewat aliran darah, salah satunya tulang. Kondisi ini disebut dengan osteomyelitis.
Pada kebanyakan kasus, penyebab osteomyelitis adalah bakteri staphylococcus, jenis kuman yang biasa ditemukan di kulit atau di hidung. Orang dengan kondisi ini akan mengalami demam, nyeri hebat disertai pembengkakan pada tulang yang terinfeksi, dan tubuh lemah.
Thrombophob Salep
Thrombophob Salep dapat digunakan untuk mengatasi memar akibat cedera. Thrombophob Salep mengandung heparin natrium dan benzyl nicotinate. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja protein yang berperan dalam proses pembekuan darah.
Thrombophob Salep digunakan dengan cara dioleskan tipis-tipis ke kulit yang memar 2–3 kali sehari. Jangan menggunakan Thrombophob Salep pada luka terbuka.
Thrombophob Salep termasuk obat bebas terbatas yang bisa dibeli tanpa resep dokter. Meski demikian, penggunaan obat luka ini sebaiknya atas arahan dari dokter.
Tags: jahit untuk luka antibiotik