...
Adanya nanah pada luka tidak boleh dibiarkan begitu saja. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan infeksi pada luka yang parah bisa menyebabkan komplikasi yang berujung dengan kecacatan bahkan kematian.
Di bawah ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi jika luka yang mengeluarkan nanah bertambah parah.
Penyakit serius ini menyerang sistem saraf karena infeksi bakteri. Gejala khas dari tetanus adalah lockjaw atau trismus, yakni kekakuan pada otot rahang yang menyebabkan sulit membuka mulut.
Gejala lain yang menyertai di antaranya kejang otot sering di punggung, perut dan ekstremitas kejang otot tiba-tiba yang menyakitkan, kesulitan menelan, kejang, sakit kepala, demam dan berkeringat, atau perubahan tekanan darah.
Penyebab tetanus adalah infeksi bakteri Clostridium tetani pada luka terbuka. Awalnya bakteri yang masuk ke tubuh berkembang. Proses tersebut menimbulkan pelepasan racun yang disebut dengan tetanospasmin yang bisa merusak saraf yang mengontrol otot.
Luka bernanah yang tidak diobati bisa berakhir dengan gangren, yakni kematian jaringan akibat kurangnya aliran darah karena infeksi serius. Kondisi ini berisiko tinggi terjadi pada orang yang memiliki masalah pembuluh darah atau aliran darah, seperti diabetes.
Gas gangrene menimbulkan perubahan warna kulit menjadi kebiruan atau keunguan, yang diikuti dengan pembengkakan, keluar nanah berbau busuk, dan mati rasa.
Infeksi yang semakin bertambah parah bisa menyebar ke jaringan lainnya pada tubuh lewat aliran darah, salah satunya tulang. Kondisi ini disebut dengan osteomyelitis.
Pada kebanyakan kasus, penyebab osteomyelitis adalah bakteri staphylococcus, jenis kuman yang biasa ditemukan di kulit atau di hidung. Orang dengan kondisi ini akan mengalami demam, nyeri hebat disertai pembengkakan pada tulang yang terinfeksi, dan tubuh lemah.
Luka bernanah dapat terjadi akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Luka bernanah tidak boleh dibiarkan tanpa penanganan karena bisa menghambat proses pemulihan dan bahkan memperparah luka. Luka bernanah bisa dikenali dengan keluarnya cairan berwarna kuning, putih kekuningan, ataupun kecokelatan. Cairan nanah biasanya terdiri dari sel darah putih, bakteri yang masih hidup atau sudah mati, dan jaringan luka. Munculnya nanah pada luka normal terjadi sebagai respon tubuh terhadap infeksi.
Nanah adalah cairan kental yang mengandung jaringan mati, sel, dan bakteri. Tubuh secara otomatis menghasilkan nanah ketika melawan infeksi. Bakteri yang sering menjadi pemicu atas kondisi tersebut adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes.
Ketika tubuh mendeteksi adanya infeksi, sel darah putih (neutrofil) dikirim ke area terdampak untuk membasmi bakteri. Selama proses tersebut, neutrofil dan jaringan di area terinfeksi akan mati, lalu menjadi nanah.
Tergantung dari jenis infeksinya, nanah bisa memiliki banyak warna, seperti putih, kuning, hijau, bahkan cokelat. Meski seringnya berbau tak sedap, luka bernanah terkadang tak mengeluarkan aroma apapun.
Secara umum, nanah terbentuk pada abses atau kantong di permukaan kulit. Luka bernanah paling sering terjadi di:
Jika luka bernanah yang Anda alami masih berukuran kecil dan belum terlalu parah, Anda bisa melakukan perawatan di rumah untuk menghilangkan cairan nanah sekaligus mempercepat proses pemulihan luka.
Berikut adalah cara merawat luka bernanah yang bisa Anda lakukan di rumah:
Merawat luka benanah di rumah yang pertama adalah dengan memberikan kompres air hangat. Kompres ini dapat membantu menghilangkan cairan nanah dan mempercepat proses pengeringan luka.
Agar Anda mendapat hasil yang maksimal, kompreslah luka bernanah minimal 3 kali sehari selama 10 menit. Hindari mengompres luka terlalu sering karena bisa membuat luka menjadi lembap.
Untuk mempercepat proses penyembuhan luka bernanah, Anda dapat mengoleskan petroleum jelly pada luka. Selain mempercepat proses penyembuhan luka, mengoleskan petroleum jelly juga bisa mencegah terbentuknya jaringan parut.
Mengeluarkan nanah secara paksa hanya akan membuat luka bertambah parah dan dalam. Oleh karena itu, hindari mengeluarkan atau memencet nanah secara paksa agar luka bisa segera pulih.
Jika perawatan mandiri di atas tidak membuat luka bernanah membaik, atau justru menjadi semakin parah, konsultasikan segera dengan dokter. Dokter akan meresepkan obat luka bernanah berupa obat antibiotik untuk mencegah infeksi pada luka bernanah bertambah parah.
Selain itu, dokter juga akan meresepkan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen, untuk meringankan nyeri dan bengkak yang mungkin Anda alami. Sementara itu, pada luka bernanah yang cukup parah, dokter akan melakukan operasi kecil untuk mengeluarkan cairan tersebut.
Luka bernanah harus ditangani dengan tepat agar luka dapat kering dan sembuh dengan sempurna, sehingga risiko terjadinya komplikasi dapat dihindari. Jika Anda menderita kondisi medis tertentu, seperti penyakit diabetes atau sedang hamil, sebaiknya periksakan diri ke dokter saat mengalami luka bernanah guna mendapatkan penanganan yang sesuai.