... Apakah Ibu Hamil Boleh Menjahit? Panduan Aman dan Praktis untuk Hobi Jahit DIY

Bolehkah Ibu Hamil Melakukan Kegiatan Menjahit? Panduan Aman untuk Hobi Sulaman dan DIY

Mitos Larangan Menjahit saat Sedang Mengandung

Mitos ini menyatakan bahwa apabila ibu hamil menjahit, maka sejumlah ‘kesialan’ akan terjadi pada janinnya dan juga pada diri ibu tersebut. Hal ini seringkali membuat resah ibu hamil yang memang berprofesi sebagai penjahit.

Nyatanya, mitos-mitos tersebut tidak bisa dibenarkan dan tidak ada kaitannya dengan kesialan. Beberapa mitos kesialan yang akan diperoleh ibu hamil apabila menjahit adalah seperti berikut.

1. Bayi terlahir berbibir sumbing

Mitos yang paling kerap didengar ketika ibu hamil menjahit adalah bayi terlahir dengan bibir sumbing. Bibir sumbing yaitu kondisi di mana terdapat celah pada bibir bayi. Bibir sumbing terjadi karena tidak sempurnanya penyatuan jaringan pada bibir atau langit-langit mulut janin sehingga terdapat celah.

Nyatanya, kejadian bibir sumbing bayi tidak ada hubungannya dengan aktivitas menjahit ibu selama hamil. Para ahli berpendapat bahwa kejadian bibir sumbing pada bayi disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Bibir sumbing terjadi karena faktor-faktor, seperti:

  • Terpapar asap rokok selama hamil, baik asap rokok dari perokok aktif atau pasif
  • Mengonsumsi minuman beralkohol selama hamil
  • Mengalami obesitas selama hamil
  • Mengalami diabetes sebelum hamil
  • Kekurangan asam folat
  • Mengonsumsi obat tertentu, seperti obat kejang

2. Bayi menjadi cacat

Mitos lain yang berkembang di masyarakat yaitu bayi lahir dengan kondisi cacat. Cacat lahir yaitu kelainan struktural ataupun fungsional pada bayi yang dikenali sejak bayi lahir. Bayi yang lahir cacat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:

Mitos seputar ibu hamil yang menjahit

Beberapa orang percaya bahwa ibu hamil tidak boleh menjahit karena alasan berikut ini.

1. Bayi cacat lahir

Menjahit saat hamil dianggap bisa membuat bayi lahir dengan bibir sumbing. Bentuk cacat lahir pada wajah ini ditandai dengan munculnya celah pada mulut bayi.

Kelainan ini terjadi saat jaringan pembentuk bibir dan langit-langit mulut gagal menyatu dengan sempurna selama janin berkembang dalam kandungan.

Dikutip dari Mayo Clinic , beberapa faktor yang meningkatkan risiko cacat lahir ini antara lain:

  • memiliki riwayat keluarga dengan bibir sumbing,
  • mengidap diabetes gestasional atau gula darah tinggi saat hamil,
  • mengalami kelebihan berat badan atau obesitas saat hamil, hingga
  • paparan zat saat hamil, termasuk dari rokok, alkohol, atau obat-obatan tertentu.

2. Proses persalinan yang sulit

Dalam dunia medis, persalinan yang terasa sulit atau macet disebut distosia ( dystocia ) , failure to progress , atau prolonged labor.

Kondisi ini membuat ibu hamil membutuhkan waktu lebih lama untuk bersalin, yakni sekitar 20 jam atau bahkan lebih.

Distosia tidak terjadi karena ibu hamil menjahit, melainkan karena faktor-faktor berikut ini.

  • Postur tubuh ibu pendek atau kurang dari 140 sentimeter (cm).
  • Usia ibu lebih dari 35 tahun saat hamil dan melahirkan.
  • Usia kehamilan lebih dari 41 minggu.
  • Ibu mengandung bayi kembar dua, tiga, atau bahkan lebih.
  • Kelainan pada jalan lahir, seperti panggul sempit atau leher rahim sulit terbuka.
  • Pengaruh psikologis dan obat-obatan tertentu yang melemahkan kontraksi.

Tahukah Anda?

Benang jahit biasa tentu berbeda dengan benang jahit operasi . Apabila benang jahit pakaian pada umumnya berbahan dasar katun, benang jahit operasi bisa terbuat dari bahan alami (sutera atau serat usus) maupun bahan sintetis (nilon).

5 Jenis Pantangan Suami Saat Istri Hamil, Mitos atau Fakta?

sheknows.com

Apakah kamu familiar dengan beragam pantangan suami saat istri hamil?

Ya, di Indonesia, kepercayaan semacam itu memang masih sangat dipegang kuat oleh sebagian masyarakat.

Ada berbagai pantangan yang perlu dihindari suami saat istrinya hamil, sebagai contoh, saat istri hamil suami tidak boleh memancing ikan, tidak boleh mencukur rambut, tidak boleh menyakiti atau membunuh orang, atau malah pandangan yang percaya bahwa saat istri hamil suami sebaiknya tidak perlu meminta ‘jatah’ untuk melakukan aktivitas seks.

Namun pertanyaan, apakah semua ini memang fakta atau sekadar mitos belaka?

Tidak bisa dipungkiri, saat istri hamil, khususnya pada kehamilan pertama, tidak sedikit para suami yang merasa bingung dan khawatir.

Maka dari itu, tak heran jika ada pantangan-pantangan yang dibuat oleh masyarakat untuk menjaga ibu hamil yang sedang mengandung.

Namun sebenarnya, pandangan ini hanyalah mitos belaka.

Pasalnya, kondisi bayi terlahir cacat disebabkan oleh berbagai macam faktor, dan cacat lahir ini bisa mulai terjadi pada setiap tahap kehamilan.

Perlu dipahami juga bahwa cacat lahir bisa muncul karena faktor genetik, gaya hidup dan perilaku ibu hamil, penggunaan obat atau bahan kimia lain, infeksi selama kehamilan, atau kombinasi dari semua faktor ini.

Pantangan yang tersebar di masyarakat ini hanya dimaksudkan untuk mengingatkan agar para suami lebih hati-hati saat istri mengandung.

Apakah ibu hamil boleh menjahit pakai tangan?

Saat melihat baju suami atau anak robek, mungkin Anda ingin segera memperbaikinya. Namun, pantangan menjahit saat hamil membuat Anda maju-mundur untuk melakukannya.

Pantangan menjahit saat hamil ini berakar dari mitos bahwa aktivitas ini bisa menyebabkan bayi mengalami cacat lahir, khususnya bibir sumbing .

Aktivitas menggunting kain dan menusuk dengan jarum ini dipercaya bisa membuat janin dalam kandungan merasa kesakitan. Hal ini juga diyakini bisa membuat proses persalinan jadi lebih sulit.

Lantas, apakah Anda benar-benar tidak boleh menjahit pakai tangan selama kehamilan ? Tentu saja, tidak. Ini adalah satu dari banyak mitos kehamilan yang dipercaya turun-temurun.

Hingga saat ini, tidak ada penelitian yang membahas dampak buruk menjahit ketika hamil untuk kesehatan ibu maupun janin dalam kandungan.


Tags: jahit boleh

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia