Bolehkah Ibu Hamil Melakukan Kegiatan Menjahit? Panduan Aman untuk Hobi Sulaman dan DIY
Merobek bungkus plastik dengan kasar
Freepik/Vgstockstudio
Dalam tradisi adat Jawa, masyarakatnya percaya, suami dan istri yang sedang hamil tidak boleh membuka bungkus makanan atau beda lainnya dengan cara merobeknya.
Sehingga, Mama dan Papa disarankan untuk membuka bungkus plastik dengan metode yang benar. Serta, sebaiknya tidak menggunakan cara yang kasar seperti merobeknya secara langsung.
Masyarakat Jawa percaya bahwa tindakan membuka kemasan plastik dengan cepat dan kasar dapat berdampak pada kondisi bayi yang akan lahir, terutama pada bagian perutnya.
Ada kekhawatiran bahwa bayi yang lahir nantinya bisa mengalami kelainan pada perutnya, seperti terjadi robekan atau bentuk cacat lainnya.
Tips aman menjahit untuk ibu hamil
Ibu hamil tetap boleh menjahit pakai tangan maupun mesin, terlebih bila ini merupakan profesi utamanya. Berikut merupakan beberapa tips yang dapat dilakukan ibu hamil untuk menjahit dengan aman.
Anggapan bahwa ibu hamil tidak boleh menjahit hanyalah sekadar mitos. Namun, bila Anda masih merasa khawatir, cobalah minta pendapat dari dokter atau bidan untuk memperoleh saran terbaik.
Kesimpulan
- Mitos ibu hamil tidak boleh menjahit karena bisa menimbulkan cacat lahir dan persalinan sulit tidak didukung oleh penelitian ilmiah.
- Komplikasi kehamilan tersebut pada umumnya berkaitan dengan faktor risiko berupa riwayat keluarga, diabetes gestasional, paparan zat berbahaya, dan usia ibu hamil.
- Untuk menjahit dengan aman saat hamil, selalu perhatikan postur tubuh Anda, beristirahat ketika merasa lelah, dan gunakanlah peralatan jahit dengan hati-hati.
Mitos Larangan Menjahit saat Sedang Mengandung
Mitos ini menyatakan bahwa apabila ibu hamil menjahit, maka sejumlah ‘kesialan’ akan terjadi pada janinnya dan juga pada diri ibu tersebut. Hal ini seringkali membuat resah ibu hamil yang memang berprofesi sebagai penjahit.
Nyatanya, mitos-mitos tersebut tidak bisa dibenarkan dan tidak ada kaitannya dengan kesialan. Beberapa mitos kesialan yang akan diperoleh ibu hamil apabila menjahit adalah seperti berikut.
1. Bayi terlahir berbibir sumbing
Mitos yang paling kerap didengar ketika ibu hamil menjahit adalah bayi terlahir dengan bibir sumbing. Bibir sumbing yaitu kondisi di mana terdapat celah pada bibir bayi. Bibir sumbing terjadi karena tidak sempurnanya penyatuan jaringan pada bibir atau langit-langit mulut janin sehingga terdapat celah.
Nyatanya, kejadian bibir sumbing bayi tidak ada hubungannya dengan aktivitas menjahit ibu selama hamil. Para ahli berpendapat bahwa kejadian bibir sumbing pada bayi disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Bibir sumbing terjadi karena faktor-faktor, seperti:
- Terpapar asap rokok selama hamil, baik asap rokok dari perokok aktif atau pasif
- Mengonsumsi minuman beralkohol selama hamil
- Mengalami obesitas selama hamil
- Mengalami diabetes sebelum hamil
- Kekurangan asam folat
- Mengonsumsi obat tertentu, seperti obat kejang
2. Bayi menjadi cacat
Mitos lain yang berkembang di masyarakat yaitu bayi lahir dengan kondisi cacat. Cacat lahir yaitu kelainan struktural ataupun fungsional pada bayi yang dikenali sejak bayi lahir. Bayi yang lahir cacat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
Tidak boleh melakukan hubungan intim
Freepik/Racool_studio
Masyarakat Jawa juga masih percaya ‘pamali’ untuk melakukan hubungan seksual saat istri sedang hamik. Konon, hubungan intim dipercaya bisa mengganggu tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Tentu mitos ini tidak terbukti benar ya, Ma. Berhubungan seksual selama kehamilan masih diperbolehkan asalkan kondisi kandungan dalam keadaan baik dan sehat. Konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu agar kesehatan kehamilan lebih terjaga.
Nah, jadi itu dia beberapa pantangan suami saat istri hamil menurut adat Jawa. Kira-kira mitos mana yang paling sering Mama dengar?
Baca juga:
Mitos seputar ibu hamil yang menjahit
Beberapa orang percaya bahwa ibu hamil tidak boleh menjahit karena alasan berikut ini.
1. Bayi cacat lahir
Menjahit saat hamil dianggap bisa membuat bayi lahir dengan bibir sumbing. Bentuk cacat lahir pada wajah ini ditandai dengan munculnya celah pada mulut bayi.
Kelainan ini terjadi saat jaringan pembentuk bibir dan langit-langit mulut gagal menyatu dengan sempurna selama janin berkembang dalam kandungan.
Dikutip dari Mayo Clinic , beberapa faktor yang meningkatkan risiko cacat lahir ini antara lain:
- memiliki riwayat keluarga dengan bibir sumbing,
- mengidap diabetes gestasional atau gula darah tinggi saat hamil,
- mengalami kelebihan berat badan atau obesitas saat hamil, hingga
- paparan zat saat hamil, termasuk dari rokok, alkohol, atau obat-obatan tertentu.
2. Proses persalinan yang sulit
Dalam dunia medis, persalinan yang terasa sulit atau macet disebut distosia ( dystocia ) , failure to progress , atau prolonged labor.
Kondisi ini membuat ibu hamil membutuhkan waktu lebih lama untuk bersalin, yakni sekitar 20 jam atau bahkan lebih.
Distosia tidak terjadi karena ibu hamil menjahit, melainkan karena faktor-faktor berikut ini.
- Postur tubuh ibu pendek atau kurang dari 140 sentimeter (cm).
- Usia ibu lebih dari 35 tahun saat hamil dan melahirkan.
- Usia kehamilan lebih dari 41 minggu.
- Ibu mengandung bayi kembar dua, tiga, atau bahkan lebih.
- Kelainan pada jalan lahir, seperti panggul sempit atau leher rahim sulit terbuka.
- Pengaruh psikologis dan obat-obatan tertentu yang melemahkan kontraksi.
Tahukah Anda?
Benang jahit biasa tentu berbeda dengan benang jahit operasi . Apabila benang jahit pakaian pada umumnya berbahan dasar katun, benang jahit operasi bisa terbuat dari bahan alami (sutera atau serat usus) maupun bahan sintetis (nilon).
Tags: jahit boleh