Mengurai Benang Kusut - Panduan Praktis untuk Pekerjaan Jahit dan DIY
Madilog Tan Malaka
Mengurai Benang Kusut Kesalahan Berpikir dalam Ruang Mantiq. Dalam bukunya yang berjudul Madilog, Tan Malaka mengemukakan tentang apa itu kesalahan berpikir. Menurutnya kesalahan berpikir dalam logika bukanlah suatu kesalahan yang disebabkan karena lapar, pikiran haru atau faktor lainnya. Melainkan disebabkan karena lupa atau salah dalam penggunaan cara logika. Meskipun terkadang terjadi pula dalam kondisi perut kenyang dan pikiran yang tenang.
Oleh karenanya, melalui artikel ini pembaca akan diajak untuk mengetahui kompleksitas kesalahan berpikir yang umum terjadi di khalayak. Begitu juga melihat bagaimana kesalahan-kesalahan ini dapat memberikan dampak signifikan pada kualitas penalaran dan pengambilan keputusan.
Lebih lanjut, artikel ini akan memberikan wawasan baru dalam sistematika berpikir. Mencoba mengetahui cara mengurai benang kusut yang dapat mempengaruhi pemikiran seseorang dalam aktifitasnya sehari-hari.
Proses Pembuatan Tenun Ikat Lungsi
Pada teknik ikat lungsi, benang pakan berwujud benang polos satu warna. Sedangkan benang lungsi sudah mempunyai corak yang dibuat sebelum dipasang di alat tenun.
Sebelum ditenun, benang lungsi diikat sesuai pola lalu dicelupkan ke dalam cairan pewarna. Semua bagian benang akan berubah warna kecuali bagian yang diikat tali. Bagian benang lungsi yang terikat tali itu tidak tersentuh pewarna sehingga saat ikatan tali dibuka, warnanya tidak berubah.
Berikut ini adalah 6 tahapan dalam pembuatan kain tenun ikat lungsi yang perlu ada ketahui
1. Proses Plangkan
Proses ini dilakukan dengan menyusun benang dari bentuk streng atau kones ke dalam plangkan. Pada saat bersamaan benang-benang tersebut sudah dikres atau disilangkan, agar pada saat proses penenunan benang-benang tersebut dapat menganyam benang pakannya, mengingat benang yang tersusun dalam plangkan adalah benang yang akan digunakan sebagai benang lungsi.
Proses plangkan sering juga disebut proses ngeteng, proses ini harus dilaksanakan dengan cermat. Jika salah dalam menghitung benang maka hasil motif tidak akan sesuai dengan desain yang akan diwujudkan. Proses ini masih manual, kalau tidak hati-hati resiko benang putus dan benang kusut sangat memungkinkan.
2. Proses Pengikatan
Pengikatan dilakukan mengikuti pola atau motif yang sudah digambar. Dulunya tali yang digunakan untuk mengikat adalah daun kelapa atau lontar yang masih muda, direbus dulu sebelum untuk mengikat. Saat ini lebih mudah karena menggunakan tali rafia.
Ikatan yang bagus adalah ikatan yang tepat pada garis pola dan ikatannya padat, sehingga warna tidak tembus pada benang yang sudah diikat. Memola dilakukan dengan kuas dan pewarna Indanthren dengan cara memberi garis sebagai tanda atau batas yang harus diikat nantinya.
3. Proses Pewarnaan
Dilakukan untuk mendapatkan warna pada benang yang nantinya akan ditenun. Dalam proses pewarnaan, resep warna dibuat dalam satu pak benang 6 ikat terdiri dari 25 sampai 26 streng benang. Benang-benang yang akan diwarna tersebut disusun dalam stok, dan dalam satu stok terdiri dari 2 ikat. Zat warna yang dapat digunakan bisa dengan warna alam maupun sintetis. Cara pewarnaan dengan pewarna napthol adalah sebagai berikut:
Tags: benang