Mengurai Benang Kusut - Panduan Praktis untuk Pekerjaan Jahit dan DIY
Anton Muhajir
Jurnalis lepas, blogger, editor, dan nyambi tukang kompor. Menulis lepas di media arus utama ataupun media komunitas sambil sesekali terlibat dalam literasi media dan gerakan hak-hak digital.
Sejujurnya saya tidak tau banyak tentang kasta, setau saya kasta dan warna itu berbeda. Kalau gelar s1, dr, prof, dll itu tergolong warna. Kenapa kasta yang bli sebut gelar itu diturunkan, karna itu bukan gelar profesi, melainkan gelar keturunan. Kasta yang ada sekarang, menurut saya salah satu bentuk “label” atau identitas yang di luhurkan. Jadi kita ingat, leluhur kita siapa? (Maybe) .
memang untuk masalah kasta sendiri masih terlalu kompleks untuk dibahas lebih lanjut. saya sendiri jg masih bingung untuk menjawab pertanyaan seputar kasta, terlebih lagi bila pertanyaan ini terlontar dari teman saya yg notabene bukan orang Bali (berhubung saya merantau). Tapi paling tidak, kembali lagi ke individunya dalam hal memandang kasta dan mengartikan kasta itu sebagai apa. Mengapa? Ini karena sekarang orang2 sudah mulai untuk open minded dan bisa berpendapat tentang hal itu.
Kasta dan juga semua sistem strata sosial yang ada dalam peradaban manusia adalah hasil pemikiran manusia karena itu sifatnya kultural, sama sekali tidak natural. Artinya sistem strata sosial itu tak memiliki nilai esensial sehingga sangat mungkin untuk berubah atau dirubah. Jadi sistem strata sosial itu tak memiliki keterkaitan dengan hal-hal yang bersifat magis karena murni hasil pemikiran manusia. Pembentukan strata sosial semacam kasta sebenarnya mimiliki kesamaan dengan pembentukan klas-klas dalam masyarakat seperti dalam pemikiran Marxian. Hanya saja Marxian orthodok membagi klas pada dua besar yakni klas borjuasi dan klas buruh. Demikian pula dengan pola-pola pelestariannya hampir sama yakni bagaimana klas-klas berkuasa bekerja keras untuk mempertahankan kekuasaan dan privelege nya.Dalam sistem Kasta pola pelestariannya dilakukan dengan menciptakan mitos-mitos yang distrukturkan dalam teks-teks seperti dalam babad-babad. Penstrukturan mitos ini berlangsung dalam pola hubungan yang tidak seimbang, yakni antara yang berkuasa dan dikuasai sehingga teks yang mengendalikan adalah teks yang dibuat oleh kelas yang berkuasa. Hal ini mengakibatkan bahwa apa yang disebutkan dalam teks tersebut menjadi seolah-olah adalah kebenaran. Dan inilah yang hingga kini menancap kuat di benak manusia-manusia Bali sehingga sistem Kasta bisa demikian lestari. Tetapi dalam beberapa kasus, hubungan antara puri (kerajaan) dengan panjak (rakyat) juga memiliki sejarah hutang budi dimana sekelompok orang pernah ditolong nyawanya oleh raja. Penyelamatan nyawa ini mengikat panjak dan keturunannya dengan Raja yang keturunannya juga. Hal seperti inilah yang juga melanggengkan sistem kasta antara Ksatria dan Sudra. Sementara hubungan antara Brahmana dan Sudra lebih banyak karena adanya ketergantungan dalam persoalan ritual. Penguasaan teks-teks yang menjelaskan ritual hanya pada kelompok Griya (Brahmana) mengakibatkan Sudra tak memiliki banyak pengetahuan tentang pelaksanaan ritual. Hal ini dimanfaatkan kelompok Brahmana untuk menjaga ajegnya kekuasaan dan privelege mereka. Hanya saja, belakangan hal ini sudah mulai dirombak karena adanya keberanian dari beberapa soroh untuk menggunakan pemuput upacara dari soroh mereka sendiri. Misalnya soroh Pande memiliki pendetanya sendiri bukan dari kalangan Pedanda. Begitu juga Soroh Pasek dan Bujangga Waisnawa. Nah nanti kalau semua soroh (sudra) tak lagi menggunakan Pedanda, bisa jadi kekuasaan Klan Ida Bagus sebagai Kasta yang lebih tinggi dari Sudra akan runtuh. Sama dengan relasi-relasi sosial lainnya yang terjadi dalam masyarakat, intinya adalah pada bagaimana kekuasaan itu bisa langgeng/dilestarikan, Dan sistem kasta ini akan runtuh jika terjadi pergeseran-pergeseran nilai-nilai mengenai kelompok-kelompok yang berkuasa. Menurut saya kini hanya menunggu waktu saja, bahwa akan tiba saatnya strata sosial kasta ini tak lagi memiliki nilai. Prosesnya akan berlangsung semakin cepat akibat kemajuan-kemajuan cara-cara berpikir manusia secara cepat pula. Kemajuan teknologi informasi menjadi salah satu penyebabnya.
Memahami Mekanisme Berpikir
Dengan memahami mekanisme mendasar kesalahan berpikir dan melibatkan penalaran yang kritis tersebut, seseorang akan dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk membuat keputusan dan menjauhkan dari penarikan kesimpulan yang keliru.
Dengan demikian, penting untuk terus memperkaya pemahaman dalam literasi mantiq dan logika agar mampu mengurai benang kusut dalam berpikir dan meningkatkan kualitas penalaran dalam setiap aspek kehidupan.
Benar, kesalahan berpikir merupakan bagian manusiawi yang wajar. Namun, melalui kesadaran dan pembelajaran yang terus-menerus diasah dan diperbaiki, seseorang dapat mengatasi tantangan ini dan mendorong terwujudnya hasil kesimpulan yang lebih rasional dan solutif.
Safna Faradish Mei D. Aliek, Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Perhatikan berat dari reel pancing
Beberapa jenis reel memiliki berat yang tidak ringan. Hal ini tentu akan berpengaruh pada kenyamanan Anda ketika memancing nantinya. Karena itu sebelum membelinya, pastikan Anda mengetahui berat dari reel pancing dan sesuaikan dengan joran Anda, tujuanya adalah agar joran tetap seimbang ketika digunakan.
Ketika Anda sudah membeli reel pancing, maka yang perlu Anda perhatikan adalah cara perawatannya, agar reel lebih awet dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk merawat reel pancing :
- Milikilah alat-alat untuk melepas kerangka reel, seperti obeng kecil atau pinset yang dapat Anda gunakan untuk melepas kerangka reel, agar dapat dengan mudah dibersihkan.
- Gunakan cairan pembersih yang tepat agar tidak merusak reel.
- Berikanlah pelumas pada roda gigi dari reel.
- Lepaskan kail terlebih dahulu sebelum membersihkan reel.
Tags: benang