Benang Merah Takdir - Filosofi di Balik Karya Sulaman dan Kerajinan DIY
Apa itu Teori Benang Merah?
Dewa mengaitkan benang merah di setiap jari para kekasih sejati agar mereka suatu saat nanti dapat bertemu dan saling jatuh cinta, meskipun benang merah tersebut tidak kasat mata.
Menurut teori ini, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, seberapa banyak problema dalam kehidupan mereka, atau seberapa terpisah oleh ruang dan waktu, mereka akan dipertemukan oleh takdir cepat atau lambat.
Benang ini bisa meregang atau kusut, tetapi tidak akan pernah putus, menandakan bahwa hubungan yang sudah ditentukan ini akan selalu menemukan jalannya.
Inilah mengapa terkadang ada orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama, pasangan yang tetap bersama meskipun sering bertengkar, atau dua orang yang bertemu dalam situasi tak terduga namun menjadi kekasih seumur hidup.
Semua ini bisa jadi karena mereka terhubung oleh benang merah takdir.
Awal Mula Mitos Teori Benang Merah
Mitos Cina
Benang merah merupakan bagian dari legenda Yue Lao, dewa perjodohan yang tinggal di bulan. Dikenal dengan gelar “Dewa Jodoh.”
Yue Lao bertugas menjodohkan manusia di dunia serta mengurus lika-liku percintaan mereka.
Dalam legenda ini, beliau mengikat benang merah yang tak terlihat di sekitar pergelangan kaki pasangan yang ditakdirkan untuk bersama.
Di sisi lain, dalam budaya Jepang, benang merah ini dikaitkan di jari kelingking.
Mitos Jepang
Sementara dalam mitos Jepang, cerita benang merah ini lebih kompleks karena berasal dari cerita rakyat tradisional.
Kisah dimulai dengan seorang anak lelaki yang berjalan di malam hari dan bertemu dengan seorang lelaki tua yang membawa sebuah buku pernikahan dan sebuah tas berukuran besar.
Sang lelaki tua mengatakan bahwa ia hanya perlu menggunakan benang merah dalam tas tersebut untuk mengikat dua orang yang ditakdirkan untuk menikah.
Awalnya, anak lelaki itu tidak percaya, namun ia dibawa oleh lelaki tua itu ke sebuah desa dan menunjukkan seorang gadis muda yang ditakdirkan untuk menjadi istri anak lelaki tersebut.
Meskipun awalnya anak lelaki itu menolak dan bahkan melempar sang gadis dengan batu, bertahun-tahun kemudian ia menikahi seorang gadis yang ternyata adalah gadis muda itu.
Saat mengangkat cadar pengantin, sang lelaki melihat luka di dekat alis gadis tersebut, yang ternyata berasal dari lemparan batu yang ia lakukan saat masih kecil.
Cerita tersebut membuat sang lelaki percaya bahwa itu adalah takdir, mengingatkan akan pertemuannya dengan lelaki tua yang ia temui di masa lalu.
Di luar prasangka dan harapan kami
Legenda benang merah berisi kisah yang penuh dengan simbolisme tentang hubungan, cinta dan takdir, tetapi juga memberi tahu kita tentang cara di mana, sebagai manusia, kita mengalami fenomena dan kita menerimanya sebagai bagian dari hidup kita.
Secara khusus, ini memberitahu kita tentang cara ikatan afektif dan cinta dipandu oleh logika mereka sendiri. itu tidak ada hubungannya dengan harapan kita, tidak dengan apa yang tampaknya lebih masuk akal, atau dengan apa yang awalnya kita sukai sebelum mengenal orang itu atau dengan jenis cinta yang ingin kita berikan atau terima. Sekalipun kita percaya bahwa kita tidak pantas mendapatkan hubungan tertentu, cinta menggerakkan utasnya.
Jika Anda percaya pada takdir, ini seharusnya bukan keyakinan yang membuat kita berpikir bahwa masa depan kita akan menjadi stereotip yang lengkap, sesuatu yang benar-benar dapat diprediksi. Jiwa kembar begitu kekuatan yang menyatukan mereka melebihi semua elemen kehidupan yang, dalam kondisi normal, akan menunjukkan bahwa hubungan ini sama sekali tidak mungkin. Kalau tidak, konsep itu tidak ada artinya.
- Artikel terkait: "Ke-14 jenis pasangan: bagaimana hubungan Anda?"
Unmei no akai ito
Benang merah takdir, begitulah kiranya terjemahan sederhana dari unmei no akai ito. Hal ini kerap kali dikaitkan dengan sebuah pernikahan atau pertemuan dua pasangan yang sudah ditakdirkan, sebuah kepercayaan orang Jepang yang berasal dari mitologi Tiongkok. Secara umum, hal ini dianggap sebagai benang merah tidak kasat mata yang mengikat di jari masing-masing pasangan.
Sedangkan dalam budaya Jepang dipercaya bahwa setiap manusia memiliki benang merah terikat pada ibu jari mereka untuk laki-laki dan kelingking bagi perempuan, warna merah memiliki makna mendalam dalam kebudayaan Tiongkok. Hal ini bisa terlihat jika teman-teman melihat atau menghadiri pernikahan disana, seperti semua prosesi melibatkan warna merah secara keseluruhan.
Warna merah merupakan lambang keberuntungan yang dipercaya oleh Tiongkok dan Jepang, dua orang yang dihubungkan oleh benang merah merupakan sepasang kekasih yang ditakdirkan bersama terlepas dari waktu, keadaan, dan tempat. Benang ini dipercaya bisa merenggang atau kusut namun tidak pernah putus, sebuah kepercayaan yang mirip dengan budaya barat mengenai belahan jiwa.
Cerita rakyat dari Unmei no Akai Ito
Terdapat sebuah cerita rakyat yang dipercaya tentang benang merah takdir ini, di suatu malam seorang laki-laki sedang dalam perjalanan pulang dan melihat pria tua bernama Yue Lao berdiri di bawah sinar bulan. Pria tua tersebut menjelaskan bahwa dia terikat pada istrinya oleh sebuah benang merah yang tidak bisa dilihat oleh semua orang.
Kejadian tersebut berlalu hingga bertahun-tahun kemudian, laki-laki muda tersebut tumbuh menjadi remaja kemudian pemuda yang dewasa. Seiring berjalannya waktu orang tuanya pun mengatur sebuah pernikahan untuknya, pada malam pernikahan. Sang istri menunggu di kamar tidur mereka, dengan sebuah tudung yang menutupi seluruh wajahnya.
Pemuda tersebut sangat bahagia mengetahui bahwa istrinya merupakan salah satu wanita paling cantik di desanya, namun perempuan ini menggunakan sebuah perhiasan di alisnya. Sang pemuda bertanya kepada perempuan alasan mengenakan sebuah perhiasan di alisnya, dan perempuan menjawab bahwa saat dia kecil ada seorang anak laki-laki yang melempar batu kepadanya.
Sehingga bekas lukanya tidak bisa menghilang hingga dia dewasa, maka dari itu untuk menutupi bekas luka yang cukup besar. Perempuan tersebut menutupinya dengan menggunakan sebuah perhiasan, disadari atau tidak. Kenyataannya pemuda tersebut memang ditakdirkan untuk berjodoh dengan perempuan tersebut, seperti yang sudah dikatakan oleh Yue Lao beberapa tahun lalu.
Tags: benang