Benang Merah Takdir - Filosofi di Balik Karya Sulaman dan Kerajinan DIY
Asal usul Red String Theory
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Jasmin Wedding Photography)
1. Mitologi Jepang
Konsep benang merah pertama kali muncul dalam mitologi Jepang, yang mengaitkannya dengan ikatan takdir atau pertemuan yang sudah ditentukan sejak awal. Dalam mitos Jepang, dikatakan bahwa dewa cinta dan pernikahan, disebut "Akai Ito" (benang merah), mengikat jari-jemari orang-orang yang sudah ditakdirkan untuk bertemu sebagai pasangan hidup.
2. Kepercayaan Tiongkok
Di Tiongkok, terdapat konsep serupa yang disebut "Yuanfen", yang berarti hubungan takdir atau nasib. Konsep ini juga mencakup keyakinan bahwa orang-orang yang berhubungan oleh Yuanfen atau benang merah ini akan bertemu dalam kehidupan mereka.
3. Pengaruh Budaya Populer
Selain akar-akar mitologis dan kepercayaan tradisional, Teori Benang Merah juga mempengaruhi budaya populer di berbagai negara Asia Timur dan kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui media, sastra, dan film. Konsep ini sering diadaptasi dalam cerita cinta atau hubungan penting antar karakter dalam karya fiksi.
Editor’s picks
Secara umum, Teori Benang Merah mencerminkan keyakinan akan ikatan takdir atau hubungan yang lebih besar daripada kebetulan semata. Meskipun tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat, konsep ini tetap memiliki daya tarik yang kuat juga.
Di mana sebenarnya bentuk visualisasi bagaimana hubungan antar individu dapat dianggap sebagai bagian dari rencana semesta atau nasib yang sudah ditentukan. Seperti istilah yang berkembang di Indonesia, banyak yang mengatakan "kalau jodoh pasti gak kemana" yang ternyata relate juga dengan ini.

Cerita rakyat dari Unmei no Akai Ito
Terdapat sebuah cerita rakyat yang dipercaya tentang benang merah takdir ini, di suatu malam seorang laki-laki sedang dalam perjalanan pulang dan melihat pria tua bernama Yue Lao berdiri di bawah sinar bulan. Pria tua tersebut menjelaskan bahwa dia terikat pada istrinya oleh sebuah benang merah yang tidak bisa dilihat oleh semua orang.
Kejadian tersebut berlalu hingga bertahun-tahun kemudian, laki-laki muda tersebut tumbuh menjadi remaja kemudian pemuda yang dewasa. Seiring berjalannya waktu orang tuanya pun mengatur sebuah pernikahan untuknya, pada malam pernikahan. Sang istri menunggu di kamar tidur mereka, dengan sebuah tudung yang menutupi seluruh wajahnya.
Pemuda tersebut sangat bahagia mengetahui bahwa istrinya merupakan salah satu wanita paling cantik di desanya, namun perempuan ini menggunakan sebuah perhiasan di alisnya. Sang pemuda bertanya kepada perempuan alasan mengenakan sebuah perhiasan di alisnya, dan perempuan menjawab bahwa saat dia kecil ada seorang anak laki-laki yang melempar batu kepadanya.
Sehingga bekas lukanya tidak bisa menghilang hingga dia dewasa, maka dari itu untuk menutupi bekas luka yang cukup besar. Perempuan tersebut menutupinya dengan menggunakan sebuah perhiasan, disadari atau tidak. Kenyataannya pemuda tersebut memang ditakdirkan untuk berjodoh dengan perempuan tersebut, seperti yang sudah dikatakan oleh Yue Lao beberapa tahun lalu.

Memaknai Red String Theory
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Rodrigo Souza)
Memaknai Red String Theory sering kali terkait dengan memahami hubungan antar individu sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar kebetulan atau pilihan semata. Berikut adalah beberapa cara untuk memaknainya:
1. Hubungan takdir
Teori ini mengajukan bahwa orang-orang yang kita temui dalam hidup kita tidaklah acak, melainkan sudah ditentukan oleh nasib atau takdir. Ini dapat memberikan rasa, makna, dan tujuan dalam hubungan-hubungan kita. Baik itu hubungan romantis, persahabatan, atau profesional.
2. Ikatan emosional
Benang merah juga dapat dimaknai sebagai ikatan emosional yang kuat antara individu-individu tertentu. Ini bisa mencerminkan kedalaman hubungan, saling pengertian, dan dukungan yang kuat di antara mereka.
3. Ketabahan dan keterhubungan
Konsep benang merah juga dapat mengilustrasikan ketabahan dalam hubungan, bahwa meskipun terjadi jarak atau rintangan, ikatan tersebut tetap kuat dan tidak terputus.
4. Pertemuan kembali
Dalam beberapa interpretasi, Teori Benang Merah juga menyarankan bahwa meskipun orang-orang mungkin terpisah untuk sementara waktu, mereka akan dipertemukan kembali di masa depan karena benang merah takdir mereka.
5. Pilihan dan kebebasan
Meskipun ada keyakinan tentang nasib, Teori Benang Merah tidak mengabaikan pilihan individu dalam membentuk hubungan mereka. Ini lebih menggarisbawahi bahwa ada aspek-aspek kehidupan yang kita tidak dapat kendalikan secara langsung, tetapi kita masih memiliki kebebasan dalam cara kita merespons dan membangun hubungan tersebut.

Pengaruh Teori Benang Merah
Banyak orang yang berpegang teguh pada keyakinan bahwa mereka akan menemukan cinta sejati melalui takdir yang diatur oleh benang merah. Ini memberi mereka harapan dan keyakinan bahwa di suatu tempat di dunia ini, ada seseorang yang ditakdirkan untuk menjadi pasangan hidup mereka.
Namun, tidak semua orang mempercayai teori benang merah. Beberapa orang menganggapnya sebagai sebuah mitos belaka dan merasa bahwa mencari cinta sejati lebih merupakan hasil dari upaya dan keputusan pribadi.
Mereka berpikir bahwa mencari cinta sejati tidak boleh hanya bergantung pada takdir yang diatur oleh benang merah, tetapi juga melibatkan usaha dan komitmen untuk membangun hubungan yang baik.
Jadi, Kamu Percaya atau Tidak?
Kepercayaan pada teori benang merah merupakan hal yang sangat individual dan tergantung pada keyakinan masing-masing individu.
Dalam ranah spiritual atau metafisik konsep benang merah hanyalah bagian dari kepercayaan dan nilai-nilai budaya tertentu.
Bagi beberapa orang, kepercayaan ini dapat memberikan rasa kedamaian, harapan, atau hiburan dalam menghadapi dalam hubungan romantis atau kehidupan secara umum.
Namun, bagi yang lain, kepercayaan semacam itu mungkin tidak sesuai dengan pandangan mereka atau karena tidak memiliki dasar yang cukup kuat untuk diyakini.
Meski ceritanya seperti dongeng dan mitos yang “mengada-ngada”, namun ini adalah kepercayaan banyak budaya Asia. Selain menghibur, ini juga menjadi sarana untuk menjaga tradisi lama tetap hidup.
Suka dengan pembahasan teori benang merah? Yuk, diskusi lebih dalam bersama teman-teman di Girls Beyond Circle!
Cerita lain Unmei no Akai Ito
Sebuah versi lain dari cerita yang sama menceritakan bahwa seorang pemuda ambisius bertanya kepada Yue Lao, bahwa siapa yang akan menjadi jodohnya suatu hari nanti. Sang pemuda begitu ingin menikahi wanita cantik dan kaya raya, Yue Lao kemudian menujuk seorang gadis kecil yang terlihat tidak begitu mampu untuk mendapatkan makanan serta berpakaian lusuh.
Kemudian pemuda tersebut bertanya kepada istrinya mengapa dan perempuan tersebut mulai menangis tersedu, dia mengatakan berasal dari sebuah keluarga yang berkecukupan kemudian orang tuanya meninggal. Sehingga pada suatu hari, sang perempuan diasuh oleh seorang wanita tua yang buta. Namun pada suatu hari, seorang orang tiba-tiba datang untuk menusuk mereka di jalan.
Wanita tua tersebut pun meninggal dunia bersama orang yang akan membunuhnya di jalanan pasar tersebut, sang gadis tersebut baik-baik saja namun dia mendapatkan bekas luka yang cukup besar pada dahinya. Saat mendengarkan cerita tersebut, sang pemuda tersadar bahwa perkataan Yue Lao benar adanya. Bahwa dia ditakdirkan untuk bersama dengan gadis kecil saat itu.
Dengan menangis dan merasa bersalah, pemuda tersebut mengakui kesalahannya kepada sang perempuan. Bahwa dialah yang meminta pelayan tersebut untuk membunuh wanita tua dengan gadis muda tersebut, alasannya karena sang pemuda ingin menikahi perempuan kaya serta memiliki paras yang cantik.
Tags: benang