Benang Mukosa Positif - Panduan Lengkap untuk Pemula dalam Kerajinan Rajut
Tes yang termasuk dalam urinalisis
ilustrasi strip untuk urinalisis (flickr.com/Dominic Alves)
Dokter dapat memasukkan beberapa tes berbeda dalam urinalisis. Tergantung gejala, kondisi kesehatan, dan/atau situasi, dokter akan memilih tes mana yang tepat.
Secara umum, penyedia layanan kesehatan atau teknisi laboratorium dapat memeriksa sampel urine urinalisis untuk aspek warna dan penampilan, temuan kimia, dan temuan mikroskopis.
Warna dan penampilan urine
Banyak hal yang dapat memengaruhi warna urine, termasuk obat-obatan dan suplemen tertentu serta makanan, misalnya bit. Akan tetapi, warna urine yang tidak biasa juga bisa menjadi tanda penyakit.
Misalnya, urine berwarna merah bisa terjadi saat ada darah dalam urine, dan bisa menjadi indikator penyakit atau kerusakan pada bagian sistem kemih.
Urine yang keruh tidak selalu menandakan masalah kesehatan. Misalnya, sperma dan sel kulit bisa membuat urine tampak keruh.
Zat lain yang dapat membuat air kencing keruh, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan bakteri, dapat mengindikasikan beberapa kondisi medis yang berbeda, termasuk:
- Dehidrasi.
- ISK.
- Infeksi dan penyakit menular seksual.
- Batu ginjal.
- Diabetes.
Temuan kimia urine
Tes ini sering menggunakan strip khusus (dipstick) untuk menguji zat kimia tertentu dalam sampel urine. Strip memiliki bantalan bahan kimia yang berubah warna ketika bersentuhan dengan zat tertentu.
Tingkat perubahan warna pada strip dapat memberikan perkiraan jumlah zat yang ada. Misalnya, sedikit perubahan warna untuk protein dapat menunjukkan sejumlah kecil protein yang ada dalam sampel urine, sedangkan perubahan warna yang dalam dapat menunjukkan jumlah besar.
Kolitis ulseratif
Peradangan pada dinding saluran usus merupakan salah satu tanda dari kolitis ulseratif . Hal ini dapat menyebabkan kerusakan selaput lendir usus sehingga meningkatkan produksi lendir.
Saat buang air besar, lendir akan meninggalkan tubuh dan bercampur dengan urine bila Anda berkemih. Hal ini membuat Anda merasa ada lendir yang keluar ketika buang air kecil.
Selain itu, luka pada dinding usus juga menyebabkan diare berdarah. Gejala lain seperti perut bawah sakit dan urgensi feses , yakni kondisi buang air besar yang tidak tertahankan.
Tanda dan gejala lain dari gangguan pencernaan ini, antara lain penurunan berat badan, kelelahan, demam, hingga anoreksia .
Umumnya, tes urine atau urinalisis dapat mendeteksi apakah ada terlalu banyak lendir dalam urine Anda.
Jika salah satu gangguan di atas terdeteksi, pastikan untuk selalu mengikuti anjuran dokter selama menjalani pengobatan.
Apakah Benang Mukosa Pada Urin Berbahaya?
Benang mukosa pada urin bukanlah hal yang berbahaya, tetapi bisa menjadi tanda dari kondisi kesehatan tertentu yang perlu diperiksakan ke dokter. Jika dibiarkan dan tidak diobati, kemungkinan kondisi yang lebih serius bisa terjadi.
Benang mukosa pada urin bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, gender, dan kesehatan. Beberapa faktor seperti dehidrasi, infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual, atau penyakit ginjal tertentu bisa menjadi penyebab dari kondisi ini. Namun, dengan menjaga pola hidup sehat dan bersih, serta mengikuti tindakan pencegahan yang tepat, Anda bisa mencegah terjadinya benang mukosa pada urin.
Maaf, saya adalah mesin AI yang hanya dapat menulis dalam bahasa Inggris. Apakah ada yang dapat saya bantu?
Tags: benang