... Asal Usul Benang Sutra dalam Kerajinan Jahit dan DIY: Penjelasan Lengkap

Keajaiban Benang Sutra - Asal Usulnya dan Peranannya dalam Kerajinan Tangan

Asal Daerah Kain Songket dan Karakteristiknya

Kain songket yang berasal dari Minangkabau memiliki beberapa ciri khas atau karakteristik sendiri yang membuat jenis kain songket ini berbeda dengan kain songket dari daerah lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik tersebut:

  • Kain songket Minangkabau dikenal memiliki tenunan yang rapi dan terperinci. Kualitas tenunan yang baik ini menyebabkan tampilan depan dan belakang kain terlihat sama rapi dan detail, sehingga banyak orang yang menganggap sulit untuk membedakan antara kedua bagian tersebut.
  • Warna yang khas dari kain songket Minangkabau, pada umumnya hadir dengan pilihan warna yang sesuai dengan tradisi tertentu. Warna dasar biasanya adalah merah, biru, dan kuning. Sedangkan untuk warna pada pola atau motif, biasanya menggunakan warna perak yang berkilau.
  • Motif-motif songket Minangkabau dikenal memiliki banyak pilihan yang tidak hanya menarik, namun juga kaya akan makna dan filosofi.

Selain tiga karakteristik kain songket khas Minangkabau, secara umum kain songket dapat dibedakan dengan melihat beberapa hal berikut ini:

  • Motif: Setiap daerah memiliki motif-motif kain songket yang khas dan berbeda, bisa berasal dari kebudayaan setempat, legenda, atau tradisi.
  • Warna: Pilihan warna dalam kain songket juga bisa berbeda-beda sesuai dengan daerah, misalnya warna dasar dan warna pola dalam kain songket Minangkabau berbeda dengan kain songket dari Bali.
  • Teknik Tenun: Teknik tenun yang digunakan dalam pembuatan kain songket bisa berbeda-beda antar daerah, mempengaruhi kualitas dan keunikan kain songket.
  • Bahan: Bahan dasar yang digunakan dalam kain songket juga bisa berbeda antar daerah, misalnya kain songket Minangkabau menggunakan bahan dasar dari benang sutra, sedangkan kain songket Bali menggunakan bahan dasar dari benang anyaman pandan.

Demikianlah penjelasan mengenai kain songket adalah salah satu jenis dari kain tenun tradisional khas Indonesia yang berasal dari Sumatera. Kain songket digolongkan dalam kain tenun brokat dan ditenun secara manual menggunakan tangan.

Kebiasaan dan Siklus Hidup Ulat Sutra

2. Fase Larva

Melansir jurnal Universitas Sumatera Utara, perkembangan ulat sutra dapat kita lihat dari fase instar. Durasi instar sendiri berlangsung selama 3-4 hari untuk instar I dan 2-3 hari untuk instar II.

Saat memasuki instar III, rentan waktu perubahan terjadi selama 3-4 hari. Sedang pada instar IV lamanya 5-6 hari, serta instar V berlangsung antara 6-8 hari.

Pada instar V, tidak terjadi pergantian kulit namun badan mereka berangsur-angsur transparan. Pada fase ini, larva sudah mulai mengeluarkan serat dan juga membuat kokon.

3. Fase Pupa

Jangka waktu pupa sendiri terjadi selama 9-14 hari. Saat keluar dari kokon, tungkai tambahan yang terdapat sepanjang perut ulat biasanya menghilang.

Pada bagian dadanya justru muncul tiga pasang tungkai baru yang tampak lebih langsing dan panjang. Selain itu, terdapat sayap dan sistem otot baru pada bagian tubuh ulat sutra.

4. Fase Imago

Kupu-kupu yang mereka hasilkan tidak dapat terbang dan kehilangan fungsi mulutnya. Maka dari itu, mereka biasanya tidak bisa makan atau mengonsumsi apapun juga.

Jenis-jenis kain sutra

Dalam dunia industri, kain sutra cukup mendapat perhatian sebagai bahan baku pakaian berkelas. Teksturnya yang halus dan berkilau menghasilkan tampilan yang bagus jika dibuat sebagai pakaian.

Ada tiga jenis kain sutra berdasarkan lokasi prosuksinya, yaitu kain sutra import, lokal dan kain sutra liar.

Kain sutra import

Sutra import, yaitu kain sutra yang ditenun oleh mesin sehingga menghasilkan permukaan kain yang rapi dan halus. Beberapa jenis kain yang biasa kita kenali seperti sutra super T54, sutra super T56, Organdi, Abote, sutra kaca kotak, Sifon, sutra salur (kombinasi anyaman sutra super dengan organik), sutra krepe, sutra kembang (anyaman didesain dengan struktur doby).

Kain sutra lokal

Kain Sutra Lokal merupakan kain sutra buatan dalam negeri yang dibuat dengan cara manual, ditenun degan alat tradisional (Alat Tenun Bukan Manusia).

Beberapa contoh kain sutra lokal yaitu kain sutra polos, sutra granita (anyaman yang didesain dengan struktur doby) dan sutra salur.

Kain sutra liar

Kain Sutra Liar, adalah kain sutra yang dihasilkan dari ulat yang dibudidayakan secara liar. Ulat-ulat sutra ini dibiarkan hidup dialam bebas untuk kemudian diambil kepompongnya ketia sudah memasuki masa metamorfosis.

Biasanya ulat-ulat ini hidup di pohon jambu mete, kedondong, mahoni dll.

Serat yang dihasilkan oleh ular yang memakan daun mahoni disebut attacus, berwarna coklat secara alami. Sedangkan jenis serat yang dihasilkan dari ulat yang makan daun kedondong disebut criccula, berwarna kuning keemasan.


Tags: dari benang

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia