Seni dan Ketrampilan - Mengganti Benang pada Celana Jeans dengan Keahlian Jahit Anda
Benang untuk celana jeans
TemanKJM pasti sudah familiar dan tidak asing dengan beberapa brand fashion di bawah ini:
- Levi's, yaitu merek dengan nama lengkap Levi Strauss & Co ini bahkan dijuluki fashion item abad ke-20
- Lea Jeans, merek celana jeans pria asal Indonesia sejak 1972
- Lee Cooper, terkenal karena ketahanan bahannya sampai dipakai pekerja di Inggris saat Perang Dunia 1 dan 2
- Wrangler, celana jeans yang terkenal tidak akan berubah ukuran meski sering dicuci dan jadi salah satu merek jeans favorit di Indonesia
- Diesel, merk jeans asal Italia yang punya desain modern tapi tetap timeless
Pasti setidaknya sudah pernah dengan dengan brand-brand tersebut bukan? Lalu apa kesamaan dari brand yang sudah disebutkan di atas? Ya, betul! Semua brand yang disebutkan adalah merek dari beberapa brand celana jeans yang sudah terkenal dan tidak sulit untuk ditemukan.
Namun tidak seperti pembuatan celana pada umumnya, pembuatan celana jeans cukup banyak menggunakan berbagai jenis mesin jahit lho, yuk simak macam-macam mesin jahit untuk membuat celana berbahan jeans di bawah ini:
1. Mesin Jahit Jarum 1
(kiri) Mesin Jahit Jarum 1 (kanan) Hasil Jahit berupa sambungan
Mesin jahit jarum 1 memiliki fungsi untuk menjahit klim bagian bawah celana, menyambungkan ban pinggang dan menjahit branding patch dimana branding patch adalah bagian dari jeans yang memuat informasi tentang merek jeans. Detail ini biasanya terbuat dari kulit atau kulit sintetis dan dipasangkan di bagian pinggang belakang celana. Selain menginformasikan tentang merk jeans, branding patch juga berfungsi untuk memudahkan konsumen untuk mengetahui detail produk.
Rumus Menghitung Kebutuhan Konsumsi Benang
Untuk menentukan konsumsi benang ada rumus standar. Dalam rumus tersebut kamu akan mendapatkan faktor pengali sesuai dengan jenis mesin dan kelas jahitan. Untuk menentukan konsumsi benang, Kamu hanya perlu mengalikan panjang jahitan dengan faktor tersebut. Dengan demikian, seseorang dapat memperkirakan total kebutuhan benang untuk membuat pakaian.
Berikut adalah 2 metode perhitungan konsumsi benang yang dipakai oleh suplier benang, Coats!
Metode Pertama
Metode pertama adalah dengan mengukur jumlah aktual benang yang dikonsumsi dalam panjang tertentu pada sebuah jahitan. Menghitung kebutuhan benang yang dipakai dengan metoda penirasan benang pada panjang tertentu, seam dan stitch yang ditentukan (s) kemudian dikalikan dengan panjang jahitan (p) kemudian tambahkan dengan allowance sebesar 15%
Total Konsumsi Benang = s (cm) x p (cm) + 15% Allowance
Metode Kedua
Metode yang kedua adalah dengan menggunakan rasio konsumsi kebutuhan benang yang dikalikan dengan panjang jahitan yang dipakai.
Total Konsumsi Benang (cm)= (Panjang Jahitan (cm) x Rasio) x % benang
Kamu bisa lihat rasio kebutuhan benang dengan metode Coats melalui tabel berikut:
| Kelas Stitch | Jenis Mesin | Total Pemakaian Benang (cm) | % Benang Jarum | % Benang Looper atau Benang bawah |
|---|---|---|---|---|
| 301 | Lockstich | 2,5 | 50% | 50% |
| 101 | Chainstitch | 4,0 | 100% | – |
| 401 | 2 Thread Chainstitch | 5,5 | 25% | 75% |
| 304 | Zig-Zag Lockstitch | 7,0 | 50% | 50% |
| 503 | 2 Thread Overlock | 12,0 | 55% | 45% |
| 504 | 3 Thread Overlock | 14,0 | 20% | 80% |
| 512 | 4 Thread Safety stitch | 18,0 | 25% | 75% |
| 516 | 5 Thread Safety stitch | 20,0 | 20% | 80% |
| 406 | 3 Thread Covering stitch | 18,0 | 30% | 70% |
| 602 | 4 Thread Covering stitch | 25,0 | 20% | 80% |
| 605 | 5 Thread Covering stitch | 28,0 | 30% | 70% |
Tags: benang untuk