Menjahit dengan Lebih dalam - Memahami Benang dan Panjang Kain dalam Kerajinan Tangan
Definisi Thread Count
Thread count adalah jumlah benang yang ditenun secara horizontal (pakan) dan vertikal (lungsin) dalam satu inci persegei kain. Sebagai contoh, selembar kain katun dengan 100 benang lungsin dan 100 benang pakan dalam setiap inci persegi kain akan memiliki jumlah benang sebesar 200. Sederhananya, ini adalah seberapa rapat tenunan dari bahan tersebut.
Jumlah benang yang lebih tingggi biasanya memiliki tekstur lbih halus, lembut dan lebih tahan lama. Walupun begitu, jumlah benang hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas kain. Faktor-faktor lain seperti jenis serat serta jenis tenunan juga berperan penting dalam menentukan kualitas kain.
Satuan jumlah benang sering disingkat sebagai TC, jadi jika kamu menemukan informasi sebuah kain dengan angka 200 TC, itu artinya kain tersebut mempunyai Thread count sebesar 200.

Benang jahitan suhu tinggi [ sunting | sunting sumber ]
Benang jahitan suhu tinggi memberikan ketahanan dan ketahanan terhadap suhu yang melampau. Sesetengah utas boleh digunakan untuk aplikasi sehingga 800 °C (1472 °F). Terdapat pelbagai jenis benang jahitan yang berbeza yang mempunyai aplikasi dan faedah yang berbeza.
Benang jahitan keluli tahan karat bersalut Kevlar mempunyai teras keluli tahan api dan suhu tinggi yang digabungkan dengan salutan Kevlar yang direka untuk memudahkan jahitan mesin yang lebih mudah. Teras keluli tahan karat mempunyai rintangan suhu sehingga 800 °C (1472 °F) dan salutan Kevlar pula tahan haba sehingga 220 °C (428 °F).
Benang jahit kaca bersalut PTFE mempunyai rintangan suhu yang sangat baik digabungkan dengan salutan PTFE untuk menyediakan jahitan mesin yang lebih mudah. Teras kaca mempunyai rintangan suhu sehingga 550 °C (1022 °F) dan salutan PTFE tahan haba sehingga 230 °C (446 °F).
Benang jahitan Nomex pula kalis api dan tahan haba secara alami, dengan salutan pelindung kuat yang tahan lelasan semasa operasi jahitan. Ia tahan suhu sehingga 370 °C (698 °F).

Apakah Jumlah Benang Yang Lebih Tinggi Lebih Baik?
Umumnya kain dengan jumlah benang memiliki kualitas yang lebih tinggi, namun tidak selalu demikian. Kualitas kain juga diukur dari jenis benang, teknik tenunan atau rajutan, panjang serat (staples) hingga merek dan produsen yang memproduksi kain tersebut. Kain terbaik biasanya terbuat dari dari satu benang per warp / weft dengan setiap yarn hanya terdiri dari satu pick.
Pada kenyataannya, jumlah benang yang dapat dicapai dengan teknik ini hanya sampai 400 TC saja. Jadi kamu harus berhati hati jika ada ada produsen yang mengkalim jumlah benang tinggi hingga diatas 600 TC, karena biasanya produsen menggunakan metode multi ply.
Salah satu taktik yang umum dilakukan untuk meningkatkan jumlah benang secara artifisial adalah dengan menggunakan benang dua atau tiga lapis, yang biasanya memiliki kualitas lebih rendah. Karena setiap benang secara teknis memiliki dua atau tiga serat, maka benang tersebut dihitung dua atau tiga kali dalam hal jumlah benang. Hal ini dapat menghasilkan satu set seprai dengan jumlah benang 900 yang sebenarnya memiliki kualitas yang lebih rendah daripada set serupa dengan jumlah benang 300.

D. Jenis dan Bahan Pewarna Tekstil
Salah satu unsur yang membuat suatu bahan tekstil menjadi indah adalah warna. Terdapat beberapa jenis pewarna tekstil. Sama dengan jenis bahan pembuatan serat/benang tekstil, secara umum terdapat dua jenis pewarna, yaitu alami dan buatan (sintetis). Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak akar-akaran, buah, daun,kulit kayu maupun batang kayu. Sedangkan pewarna buatan (sintetis) dibuat dari bahan kimia/ buatan. Di bawah ini merupakan penjelasan kedua bahan pewarna tersebut :
1. Pewarna Tekstil Alami
Pewarna tekstil alami memiliki sifat mudah luntur dan mudah pudar karena tidak tahan terhadap sinar matahari.
a. Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit merupakan pewarna tekstil alami yang dibuat dengan cara merebuat parutan kunyit. Warna yang dihasilkan dari bahan ini adalah warna kuning hingga jingga.
b. Kayu tingi (saga)
Kayu tingi merupakan bahan dasar pembuatan pewarna tekstil alami yang dibuat dengan mengolah kulit kayu dan getahnya. Warna yang dihasilkan dari bahan kayu tingi/ saga yaitu merah dan hitam.
c. Kesumba
Kesumba merupakan bahan dasar pewarna tekstil alami berbentuk biji-bijian. Warna yang dihasilkan dari biji kesumba yaitu warna merah atau kuning.
d. Tarum atau tom (Indigofera Tinctoria)
Tarum atau tom merupakan sejenis tanaman yang dapat diolah sebagai bahan dasar pembuatan pewarna alami. Warna yang dihasilkan dari rendaman daun tarum adalah warna biru.
e. Pinang (Areca Cathecu)
Biji buah pinang dapat diolah menjadi bahan dasar pembuatan pewarna tekstil alami. Warna alami yang dihasilkan dari tumbukkan halus biji buah pinang tua adalah warna merah.

Tags: benang yang