... Berapa Lama Jahitan Usus Buntu Kering: Panduan Praktis untuk Pekerjaan Jahit DIY

Berapa Lama Diharuskan Jahitan Usus Buntu Kering di Dunia Jahit Menjahit dan DIY?

Prosedur Usus Buntu

Prosedur operasi ini bervariasi, tergantung pada jenis operasi yang direkomendasikan dokter. Berikut ini jenis operasi usus buntu yang perlu kamu ketahui:

Jenis operasi ini umumnya kurang invasif. Pada apendektomi laparoskopi, dokter membuat sekitar 3 sayatan kecil ke dalam perut. Mereka akan melihat kondisi usus buntu dengan alat laparoskop.

Kedua prosedur di atas memerlukan pemulihan di rumah sakit dan waktu pemulihan tambahan di rumah. Prosedurnya akan sesuai dengan pilihan pasien dan teknik yang tepat. Baca lebih lanjut mengenai Apa yang Perlu Disiapkan Sebelum Operasi Usus Buntu?

Ada beberapa risiko atau efek samping yang bisa terjadi pasca operasi usus buntu, antara lain:

1. Nanah di area operasi

Kumpulan nanah atau abses berisiko muncul dan terbentuk pada luka sayatan. Gejala dari abses di area operasi antara lain demam tinggi, tidak enak badan, badan lemas, dan nyeri hebat.

2. Penyumbatan usus

Kondisi ini dikenal dengan sebutan obstruksi usus. Gangguan terjadi saat makanan dan cairan tidak bisa melewati usus kecil atau usus besar. Gejalanya berupa nyeri perut hebat, susah BAB, mual, dan muntah.

3. Perdarahan di dalam atau luar tubuh

Perdarahan tak hanya di bekas sayatan saja. Risikonya juga dapat terjadi akibat kerusakan pembuluh darah atau organ lain dalam perut akibat goresan alat-alat medis.

4. Adhesi usus

Adhesi adalah perlengketan organ yang terjadi akibat proses penyembuhan luka yang belum sempurna. Pada operasi usus buntu, masalah ini terjadi ketika bekas jahitan menempel pada bagian usus lain, seperti rahim dan rongga perut.

5. Peradangan pada peritoneum

Peradangan pada area peritoneum dikenal dengan sebutan peritonitis. Area ini adalah lapisan tipis di dinding bagian dalam perut. Jika meradang, gejalanya dapat berupa mual, diare, menggigil, demam tinggi, dan perut terasa kembung.

Kenapa usus buntu harus dipotong?

Usus buntu sebenarnya bukanlah organ vital, artinya kita bisa hidup baik-baik saja tanpanya. Meski begitu, letaknya yang dekat dengan usus besar membuatnya rentan akan infeksi.

Baik infeksi karena bakteri, tumpukan kotoran, maupun bahan menular lainnya. Jika usus buntu terinfeksi maka perlu segera diangkat sebelum menginfeksi usus besar dan organ lain di dalam perut.

Maka dari itu, saat usus buntu mengalami peradangan, sakit, bengkak, dan infeksi dokter biasanya akan menyarankan prosedur operasi usus buntu.

Gejala usus buntu yang harus kamu waspadai

Jika kamu mengalami gejala usus buntu di bawah ini, segera periksakan diri ke dokter sebelum semakin parah dan pecah.

  • Rasa sakit pada perut bagian kanan bawah
  • Perut yang terlihat membengkak
  • Otot perut terasa kaku
  • Sembelit atau diare
  • Mual
  • Muntah
  • Nafsu makan menghilang
  • Demam ringan.

Pemeriksaan dan persiapan sebelum operasi usus buntu

Seperti prosedur medis lainnya, Anda perlu periksa ke dokter sebelum menjalani operasi. Pemeriksaan dan konsultasi bertujuan untuk memastikan apakah radang usus buntu itu perlu dioperasi atau tidak, dan jika ya, kapan harus dilakukan.

Saat konsultasi, d okter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan melakukan beberapa pemeriksaan fisik. Selama pemeriksaan, biasanya dokter akan menekan perut kanan bawah untuk menentukan sumber nyeri perut Anda.

Dokter juga dapat menjalankan tes darah dan USG (ultrasonografi) untuk memastikan gejala tersebut adalah akibat usus buntu. Jika keputusannya adalah operasi, Anda mungkin akan disarankan untuk menjalani tes alergi obat bius sebelum jadwalnya diresmikan.

Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, memiliki alergi obat tertentu, atau sedang menggunakan obat-obatan lain (resep, nonresep, herbal, vitamin, jamu, dst).

Anda kemudian akan diwajibkan untuk berpuasa makan dan minum setidaknya 8 jam sebelum operasi usus buntu dilakukan. Puasa ini dilakukan untuk mengurangi risiko aspirasi, kondisi isi perut masuk yang ke paru-paru. Perut yang kosong juga memudahkan dokter untuk melihat rongga perut.

Memahami Jahitan Pasca Melahirkan Normal dan Cara Merawatnya

Dokter atau bidan sering melakukan jahitan pasca melahirkan normal untuk memperbaiki luka pada vagina dan perineum (daerah antara vagina dan anus) akibat bersalin. Selama pemulihan, ibu yang baru saja melahirkan perlu merawat jahitan ini dengan baik agar tidak mengalami infeksi. Saat proses persalinan normal berlangsung, ibu akan mengejan kuat untuk membuka jalan lahir agar bayi dapat dilahirkan. Ketika ibu mengejan dan mendorong bayi keluar dari rahim, vagina dan perineumnya akan mengalami tekanan yang sangat kuat. Hal ini berisiko tinggi menyebabkan luka robekan pada vagina dan perineum yang dapat menyebabkan perdarahan pascapersalinan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki bagian yang robek tersebut, dokter atau bidan akan melakukan penjahitan. Selain robekan alami akibat proses mengejan, jahitan pasca melahirkan normal juga dilakukan apabila ibu menjalani prosedur episiotomi, yaitu sayatan yang dibuat di perineum dan vagina ibu untuk mempermudah proses kelahiran bayi. Prosedur ini biasanya dilakukan pada ibu yang memiliki kondisi tertentu, seperti menderita penyakit serius, misalnya penyakit jantung, persalinan lama, dan bayi sungsang.

Robekan terjadi di lapisan kulit dan jaringan sekitar vagina, namun belum mencapai otot. Robekan berukuran kecil dan dapat sembuh tanpa proses penjahitan.


Tags: jahit usus

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia