Biaya Jahit Luka - Panduan Lengkap dan Tips Hemat untuk Pekerjaan Jahit Sendiri
Tanya Sana Sini Cara Merawat Luka Jahit di Kaki
Saya flashback dikit ya, hehehe…
Dokter yang mendampingi ibu perawat bilang kalau saya harus kembali ke rumah sakit tiga hari lagi dan memberikan resep antibiotic (cefradoxin) dan obat lambung (ratidin), yang bisa saya ambil di bagian apotek. Untuk perawatan luka ini saya menggunakan BPJS jadi gratis.
Nanahnya sedikit sih, masih bisa dibersihkan dan saya juga enggak demam jadi insyaallah masih aman. Saya sih mikirnya tiap orang beda-beda respon tubuhnya terhadap luka. Ada yang cepat sembuh dan tidak, semoga saja apa yang saya pikirkan ada benarnya, hehehe.

Biaya Jahit Luka di Puskesmas
Sebagai informasi tambahan, seperti halnya besaran biaya pasang IUD di puskesmas, tarif atau harga jasa jahit luka juga biasanya akan berbeda di sejumlah wilayah. Hal tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya terdapat beberapa faktor penting yang akan memengaruhi besaran biayanya, mulai dari jenis luka, tingkat keparahan, tingkat kerumitan hingga risiko penjahitan.
Meskipun demikian, selisih perbedaan biaya jahit luka di puskesmas seluruh wilayah Indonesia sendiri sebenarnya tidak akan terlalu jauh. Seperti sudah dijelaskan di atas, umumnya setiap puskesmas menentukan tarif jahit luka dengan hitungan per jahitan. Nah, agar lebih jelasnya, berikut adalah rincian biaya jahit luka di puskesmas semua daerah di Indonesia.
Biaya jahit luka di puskesmas di atas dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Sempat mengalami mual-mual, apakah saya alergi antibiotik?
Ada yang menyarankan diminum aja terus walau merasa mual karena tubuh saya saat ini sedang butuh antibiotic. Saya pun galau, huhuhu.
Lalu, seorang teman menyarankan untuk mengganti ratidin dengan Polysilane yang mengandung antasida. Alhamdulillah saya pun nggak mual lagi.
Benar saja, pas hari Kamis (3/9) saya control ke rumah RSU Wajak Husada luka saya belum mengering dan lagi-lagi bernanah. Saya enggak tahu mengapa kok bisa bernanah padahal enggak pernah kena air, mandi pun perbannya saya bungkus handuk. Aslinya saya pengen nggak mandi aja tapi khawatir kena biang keringat. Jadi, nggak usah dibayangkan deh betapa ribetnya harus mandi dengan kaki dibungkus handuk, wkwkwkw.
Sampai-sampai perawatnya curiga saya membatasi asupan makanan. Istilahnya “tarakan”. Ada kan ya orang habis operasi membatasi makanan, seperti gak makan sayur berkuah, gak makan ayam, dll. Tapi saya enggak kok. Enggak ada lah pantangan makanan untuk luka jahitan, semua saya makan. Ya sayur, protein hewani yang katanya bisa mempercepat penyembuhan luka, dan minum air bening minimal 2 liter perhari. Saking pengin cepat sembuh.
Tapi ya gitu deh… luka saya belum kering dan benang belum bisa diangkat.
Dokter sempat menyarankan agar perbannya dibuka saja, enggak usah ditutup biar cepat sembuh. Duh, saya kok ngeri ya melihat luka yang belum kering terbuka tanpa perban. Akhirnya ya luka saya ditutup kasa lagi tapi enggak terlalu rapat.
Dokter juga meresepkan gentamine, salep untuk mengeringkan luka jahitan. Tapi saya enggak jadi beli karena harganya 130 ribu-anhehehe. Oiya, kebetulan saat itu di apotik terdekat rumah saya pas kosong.

Tags: jahit luka