Cara Membuat Tas Cantik dari Bambu - Panduan DIY Kerajinan Menjahit yang Memukau
Mengenal Besek, Kemasan Tradisional Ramah Lingkungan dan Merakyat
Besek merupakan salah satu kemasan yang terbilang tradisional dan begitu merakyat di kalangan masyarakat Indonesia. Kemasan yang multifungsi dan bisa digunakan untuk berbagai wadah masakan, membuat besek akhir-akhir ini semakin dikenal. Secara bentuk dilansir dari InfoPublik, besek adalah keranjang yang terbuat dari anyaman bambu yang oleh masyarakat Jawa biasa digunakan untuk membawa makanan.
Besek menjadi tempat yang cukup higienis dan alami langsung dimanfaatkan dari tanaman sehingga tidak mengandung bahan kimia dalam proses pembuatannya. Selain itu, besek bambu ini juga memiliki sedikit celah udara sehingga membuat makanan tidak cepat basi.
Kerajinan besek banyak dijumpai di daerah pedesaan, karena masih banyak tanaman bambu sebagai bahan utamanya. Bambu yang dipilih dan biasa digunakan dalam pembuatan besek adalah jenis bambu apus karena tidak mudah pecah saat dibilah.
Besek menjadi salah satu bentuk kreativitas dan kearifan lokal budaya Indonesia yang unik. Mulai dari bentuk hingga fungsinya di masing-masing daerah, terutama daerah Jawa khususnya. Mari kita cari tahu dan mengupas kemasan besek ini lebih dalam, ya, Kawan GNFI.
Cara Membuat Sedotan dari Bambu untuk Membantu Melestarikan Laut
Dikutip dari laporan Forum Ekonomi Dunia yang berjudul White Paper on Plastics Circular Economy and Global Trade pada Juli tahun 2020, Sebanyak 400 juta ton plastik dihasilkan dunia setiap tahunnya. Plastik ini digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai bahan pembungkus karena sifatnya ringan dan fungsional. Sedangkan dari 400 juta ton sampah plastic di dunia, 150 juta ton diantaranya terdapat di perairan dunia.
Sampah plastik juga menjadi masalah bagi kelautan di Indonesia. H asil perhitungan sementara dari Tim Koordinasi Sekretariat Nasional Penanganan Sampah Laut menyebutkan , perkiraan sampah yang masuk yang terdapat di laut Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 521.540 ton. Sebagian besar sampah-sampah yang terdapat di laut adalah sampah plastic. Sampah-sampah plastik tadi di antaranya sedotan, tali rapia, gelas plastik bekas air minum dalam kemasan (AMDK, dan kantung plastik.
Masih ingatkah kamu dengan penemuan bangkai paus sperma ( Physeter macrocephalus ) di perairan Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara, pada 18 November 2018? Bangkai ikan paus kepala kotak itu kemudian dinekropsi (membedah bangkai hewan). Hasilnya ditemukan ratusan sampah plastik berbagai jenis seberat total 5,9 kilogram dari dalam perutnya. Selain itu, juga ditemukan tas plastik, sedotan, tali, jaring, dan potongan plastik lainnya di dalam perut bangkai paus sperma. Hal itu menunjukkan bahaya dampak sampah plastik, hingga menyebabkan kematian seekor paus sperma.
Sedangkan, di Kosta Rika sekelompok ahli biologi kelautan menemukan seekor penyu dengan sedotan plastik bersarang di lubang hidungnya pada tahun 2015. Oleh karena itu, kita jadi mengetahui bagaimana bahaya sampah plastik bagi kehidupan latu Kejadian itu menjadi pengingat bagaimana sedotan plastik bisa membahayakan kehidupan laut. Namun, bagaimana solusi yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi sampah plastic tersebut? Langkah kecil seperti penggunaan sedotan dari bambu dapat mengatasi masalah sampah plastik.
Tags: dari cara membuat