Menangani Benang Spiral yang Keluar - Tips dan Trik dalam Kerajinan Sulam dan DIY
Masa Pemakaian IUD
Cara paling ampuh yang dapat untuk menunda kehamilan yaitu dengan menggunakan kb spiral IUD. Dengan demikian, patuhi apa yang disarankan dalam penggunaan kb spiral agar tidak terjadi pergeseran pada benang IUD dan IUD tidak menimbulkan bahaya pada diri Anda.
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Intrauterine Device Extraction Technique: Approach Considerations. Medscape. (https://emedicine.medscape.com/article/1997999-technique)
Can't feel IUD strings: 4 reasons why and what to do. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/326706)
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.
Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda? (1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.
Kelebihan dan kekurangan IUD Spiral
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari IUD spiral sebagai pilihan kontrasepsi Bunda. Sebelum menggunakan IUD, Bunda perlu memahami dulu kelebihan dan kekuranganya ya.
Kelebihan IUD Spiral
Berikut kelebihan IUD spiral menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Lestari Mustika Rini, Sp.OG dan melansir dari laman Monitoring Berkualitas (MONIKA) BKKBN:
Kekurangan IUD Spiral
Berikut kekurangan IUD Spiral dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya:
- Risiko hamil bisa meningkat bila IUD bergeser sampai ke posisi bawah.
- Tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh wanita yang mengidap Infeksi Menular Seksual (IMS), seperti Klamidia, Sifilis (Raja singa), Herpes Genital, Gonorhea (Kencing nanah), Scabies (kudis), dan lain-lain.
- Tidak melindungi terhadap penularan HIV/IMS.
Sebelum menggunakan IUD Spriral, IMS yang diidap mesti diobati karena bisa menyebabkan infeksi rongga rahim. Selain itu, KB IUD Spiral ini juga tidak bisa mencegah IMS atau penyakit menular seksual.
"Perlu diingat bahwa penggunaan KB IUD tidak bisa mencegah Penyakit Menular Seksual," kata dokter Lestari Mustika Rini atau akrab disapa Tika ini kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Ada dua jenis KB IUS Spiral yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan.
Sebaiknya seberapa sering cek benang IUD?
Ada beberapa saat di mana Anda tidak bisa menemukan posisi IUD, termasuk tidak dapat menemukan benang IUD pada saat pemeriksaan. Padahal, normalnya saat IUD masih berada di posisi yang sama seperti saat alat kontrasepsi dipasang, akan ada satu atau dua helai benang yang menjuntai ke vagina.
Setidaknya, Anda masih bisa merasakan ujung dari benang tersebut dengan jari yang dimasukkan ke dalam vagina. Namun, ada beberapa kondisi di mana Anda tidak bisa merasakan keberadaan benang, misalnya sebagai berikut.
Benang kusut
Salah satu alasan Anda tidak bisa menemukan benang adalah karena benang tersebut kusut. Saat kusut, benang tidak dalam posisi lurus dan menjuntai. Justru, benang akan tertarik ke atas sehingga mungkin benang berada di dalam serviks sehingga saat Anda memasukkan kedua tangan ke dalam vagina, Anda tidak bisa merasakannya.
Tidak hanya itu, lipatan jaringan di dalam vagina juga bisa menyebabkan Anda tidak bisa menemukan benang tersebut karena benang menjadi kusut di dalam vagina. Artinya, saat benang ini kusut, Anda akan kesulitan menemukannya. Meski begitu, benang yang kusut tidak memberikan efek samping tertentu.
Benang terlalu pendek
Akan tetapi, sama seperti benang yang kusut, Anda tidak perlu merasa khawatir karena benang yang terlalu pendek juga tidak akan menyebabkan gejala atau efek samping tertentu.
IUD jatuh
Meski bukan hal yang secara lazim terjadi, IUD bisa saja terlepas dan terjatuh ke dalam serviks, bisa sebagian maupun seutuhnya. Jika hal ini terjadi, IUD yang Anda gunakan mungkin tidak akan jatuh sepenuhnya karena IUD hanya keluar dari dalam rahim, bukan dari dalam tubuh.
Namun, kondisi ini justru menyebabkan rasa sakit, kram perut, hingga perdarahan. Berdasarkan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), IUD yang jatuh biasanya terjadi pada tahun pertama pemakaiannya. Jika hal ini terjadi, Anda harus segera menghubungi dokter dan memintanya untuk mengembalikan alat ini kontrasepsi ini kembali ke tempatnya.
Jenis atau tipe KB IUD Spiral
Ada dua jenis KB IUD Spiral untuk mencegah kehamilan. Simak penjelasannya berikut ini ya, Bunda:
IUD hormonal
IUD hormonal tidak dilapisi bahan tembaga seperti IUD non-hormonal. KB ini berisi hormon progesteron sintetik yang dikeluarkan dalam dosis kecil setiap harinya, yaitu levonorgestrel.
Berikut cara kerja IUD hormonal dalam mencegah kehamilan:
"Lama penggunaan KB IUD hormonal ini terbatas antara 3 hingga 5 tahun. Jika digunakan lebih dari 5 tahun, efektivitasnya tentu akan berkurang dan peluang untuk hamil bisa meningkat (walau masih terdapat IUD di dalam rahim)," ujar Tika.
Melansir dari Medical News Today, berikut 4 tipe IUD hormonal beserta lama pemakaiannya:
- IUD Mirena dapat mencegah kehamilan hingga 6 tahun
- IUD Kyleena dapat bekerja hingga 5 tahun
- IUD Liletta bekerja selama 4 tahun
- IUD Skyla mencegah kehamilan hingga 3 tahun
IUD non-hormon atau tembaga (chopper)
IUD Spiral tembaga (chopper) tidak menggunakan hormon dalam mencegah kehamilan. KB berbentuk T ini berlapis tembaga yang memiliki fungsi untuk mencegah kehamilan dengan cara melepaskan zat tembaga (chopper) di dalam rahim.
IUD Spiral non-hormonal ini dapat digunakan selama 5 hingga 10 tahun, namun bagi pasangan suami istri yang masih ingin mengharapkan keturunan, sebaiknya jangan terlalu lama untuk melepasnya.
Di Amerika Serikat, nama merek IUD non-hormonal yang cukup terkenal adalah ParaGard. IUD ParaGard dapat bekerja segera untuk mencegah kehamilan.
Dokter biasanya menggunakan IUD ParaGard sebagai kontrasepsi darurat bila diperlukan. Tipe IUD ini dapat mencegah kehamilan hingga 10 tahun, bahkan lebih lama lagi.
Ilustrasi IUD Spiral/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Efek samping IUD Spiral
Penggunaan KB IUD Spiral memiliki efek samping bagi penggunaannya dan pasangan (suami). Dikutip dari berbagai sumber, berikut efek sampingnya:
Efek samping IUD Spiral bagi wanita atau istri
- Perubahan siklus haid, seperti haid lebih lama atau lebih banyak
- Menyebabkan kram dan nyeri saat haid
- Muncul flek di luar siklus haid
- Berisiko menyebabkan keputihan
Efek samping IUD Spiral bagi suami
Satu-satunya efek samping IUD Spiral pada suami adalah mengganggu hubungan seksual. Biasanya, benang IUD yang disisakan di mulut rahim dapat mengganggu saat berhubungan seksual, Bunda.
Sebenarnya, tidak semua pria dapat merasakan benang IUD ini ya. Tapi, bila terganggu, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter.
"Tindakan yang dapat dilakukan adalah benang bisa dipendekkan atau dimasukkan ke dalam rahim," ujar Adila.
Tags: benang cara yang