Menangani Benang Spiral yang Keluar - Tips dan Trik dalam Kerajinan Sulam dan DIY
Efek samping IUD Spiral
Penggunaan KB IUD Spiral memiliki efek samping bagi penggunaannya dan pasangan (suami). Dikutip dari berbagai sumber, berikut efek sampingnya:
Efek samping IUD Spiral bagi wanita atau istri
- Perubahan siklus haid, seperti haid lebih lama atau lebih banyak
- Menyebabkan kram dan nyeri saat haid
- Muncul flek di luar siklus haid
- Berisiko menyebabkan keputihan
Efek samping IUD Spiral bagi suami
Satu-satunya efek samping IUD Spiral pada suami adalah mengganggu hubungan seksual. Biasanya, benang IUD yang disisakan di mulut rahim dapat mengganggu saat berhubungan seksual, Bunda.
Sebenarnya, tidak semua pria dapat merasakan benang IUD ini ya. Tapi, bila terganggu, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter.
"Tindakan yang dapat dilakukan adalah benang bisa dipendekkan atau dimasukkan ke dalam rahim," ujar Adila.

Ciri-ciri posisi IUD bergeser sehingga benang IUD tidak teraba
Umumnya, jika Anda menggunakan IUD hormonal, menstruasi yang Anda alami biasanya akan semakin ringan seiring berjalannya waktu.
Artinya, darah menstruasi yang Anda keluarkan setiap kali haid tidak akan mengucur deras seperti pada umumnya.
Oleh sebab itu, Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan mengenai kondisi tersebut.
Sebelum IUD berada pada posisi semula, Anda harus menggunakan alat kontrasepsi cadangan jika tidak ingin kebobolan.
Jika Anda cek benang IUD dan tidak berhasil teraba, Anda bisa saja mengalami masalah seperti perforasi rahim atau terdapat lubang pada rahim, atau infeksi.
Ada beberapa gejala yang harus Anda ketahui dan diskusikan dengan dokter, misalnya sebagai berikut.
- Demam tinggi hingga menggigil.
- Kram perut yang berlangsung lama.
- Bau yang tidak wajar dari vagina.
- Perdarahan yang tidak normal hingga cairan keluar dari vagina.

Lalu, apa yang harus dilakukan ketika benang IUD tidak teraba?
Pertama, Anda tidak perlu panik ketika benang IUD tidak teraba atau terasa. Serviks atau leher rahim Anda sebenarnya secara alami akan bergerak selama siklus menstruasi.
Ada beberapa cara pemeriksaan yang akan dipilih oleh dokter untuk memastikan posisi KB spiral di dalam rahim Anda saat benang IUD sudah tidak bisa teraba.
1. Menggunakan cytobrush
Salah satu cara yang digunakan dokter untuk mencari keberadaan benang IUD yang tidak teraba adalah menggunakan alat yang disebut dengan cytobrush.
Alat ini sebenarnya menyerupai sikat maskara, tapi dengan ukuran yang lebih panjang lagi. Tujuan menggunakan alat ini adalah untuk berusaha menggerakkan benang IUD yang mungkin kusut, atau tersangkut.
Cara ini merupakan salah satu cara mendasar yang biasanya berhasil dilakukan.
2. Menggunakan colposcope
Cara lain yang ditempuh dokter untuk memeriksa posisi benang IUD yang tidak teraba adalah menggunakan colposcope.
Alat ini adalah alat pembesar yang dapat membantu dokter melihat jelas ke dalam leher rahim Anda. Dengan begitu, dokter bisa melihat apakah benang IUD tersebut berada di dalam serviks atau tidak.
3. Menggunakan ultrasound
Jika metode pemeriksaan menggunakan cytobrush dan colposcope sudah dilakukan dan benang IUD masih belum teraba, dokter akan menggunakan ultrasound untuk memastikan keberadaan IUD, apakah masih berada di dalam rahim Anda.
Jika dokter tidak berhasil menemukan IUD melalui metode ini, tandanya IUD sudah jatuh seluruhnya dari tubuh Anda tanpa Anda sadari.
4. Melakukan X-ray
Untuk memastikan bahwa Anda IUD tidak membuat lubang pada rahim Anda dan keluar dari lubang tersebut, dokter harus melakukan X-ray.
Jenis atau tipe KB IUD Spiral
Ada dua jenis KB IUD Spiral untuk mencegah kehamilan. Simak penjelasannya berikut ini ya, Bunda:
IUD hormonal
IUD hormonal tidak dilapisi bahan tembaga seperti IUD non-hormonal. KB ini berisi hormon progesteron sintetik yang dikeluarkan dalam dosis kecil setiap harinya, yaitu levonorgestrel.
Berikut cara kerja IUD hormonal dalam mencegah kehamilan:
"Lama penggunaan KB IUD hormonal ini terbatas antara 3 hingga 5 tahun. Jika digunakan lebih dari 5 tahun, efektivitasnya tentu akan berkurang dan peluang untuk hamil bisa meningkat (walau masih terdapat IUD di dalam rahim)," ujar Tika.
Melansir dari Medical News Today, berikut 4 tipe IUD hormonal beserta lama pemakaiannya:
- IUD Mirena dapat mencegah kehamilan hingga 6 tahun
- IUD Kyleena dapat bekerja hingga 5 tahun
- IUD Liletta bekerja selama 4 tahun
- IUD Skyla mencegah kehamilan hingga 3 tahun
IUD non-hormon atau tembaga (chopper)
IUD Spiral tembaga (chopper) tidak menggunakan hormon dalam mencegah kehamilan. KB berbentuk T ini berlapis tembaga yang memiliki fungsi untuk mencegah kehamilan dengan cara melepaskan zat tembaga (chopper) di dalam rahim.
IUD Spiral non-hormonal ini dapat digunakan selama 5 hingga 10 tahun, namun bagi pasangan suami istri yang masih ingin mengharapkan keturunan, sebaiknya jangan terlalu lama untuk melepasnya.
Di Amerika Serikat, nama merek IUD non-hormonal yang cukup terkenal adalah ParaGard. IUD ParaGard dapat bekerja segera untuk mencegah kehamilan.
Dokter biasanya menggunakan IUD ParaGard sebagai kontrasepsi darurat bila diperlukan. Tipe IUD ini dapat mencegah kehamilan hingga 10 tahun, bahkan lebih lama lagi.
Ilustrasi IUD Spiral/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Cara Mengetahui Benang IUD di dalam Vagina Tidak Bergeser
Melakukan kb spiral atau Intra Uterine Device atau IUD menjadi solusi bagi setiap pasangan suami istri yang belum siap memiliki anak. Jika dibandingkan dengan jenis kb yang lainnya, kb spiral menjadi jenis kb yang cukup efektif untuk dilakukan asalkan sesuai dengan petunjuk.
Apabila Anda menggunakan alat kontrasepsi dengan tepat, maka tingkat kegagalannya dibawah 1%.
Spiral terdiri dari jenis bahan berupa plastik polietilena da ada pula yang dililit dengan tembaga, namun ada juga yang tidak dililit dengan tembaga.
Tags: benang cara yang