Cara Mahir Menjahit Kebaya Kartini - Panduan Praktis untuk Pekerjaan Jarum dan DIY
Mengenal Kebaya Kartini, Sejarah dan Asal-Usulnya
Peserta berpose saat mengikuti lomba peragaan busana kebaya pada peringatan ke-94 Hari Ibu di gedung Palampang Tarung, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis, 22 Desember 2022. Kegiatan yang mengusung tema "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju" tersebut diikuti aparatur sipil negara (ASN) dan organisasi perempuan di kota itu dengan mengenakan pakaian kebaya bernuansa kain benang bintik khas Kalteng sebagai upaya meningkatkan kecintaan terhadap pakaian adat khas Indonesia. ANTARA/Makna Zaezar
TEMPO.CO , Jakarta - Tanggal 21 April adalah hari libur nasional untuk memperingati hari pahlawan perempuan RA Kartini. Peringatan ini pun selalu diramaikan dengan pembicaraan kebaya kartini yang tidak ada habisnya.
Sejarah singkat kebaya
Pada abad ke-9, perempuan di Tanah Jawa masih mengenakan kemben sebagai busana sehari-hari. Mengutip Kompas.com (19/4/2021), saat ajaran Islam masuk ke Tanah Jawa, maka dilakukan penyesuaian busana perempuan agar lebih menutupi area dada. Para perempuan Jawa akhirnya memakai kemben dilengkapi dengan semacam outer, berupa kain tipis yang digunakan untuk menutup bagian belakang tubuh, bahu, serta kedua lengan.
Kebaya pun mulai dikenal sebagai busana para permaisuri dan selir raja dari Kerajaan Majapahit. Berdasarkan catatan resmi Portugis, kebaya adalah busana perempuan Indonesia saat mereka mendarat di Indonesia pada abad ke-15. Meskipun, pada masa tersebut busana kebaya hanya dipakai oleh para kaum bangsawan. Seiring bergulirnya waktu, kebaya juga dipakai oleh perempuan non bangsawan. Mereka mengenakan kebaya dari kain tipis dan mengaitkan bagian depannya dengan sebuah peniti. Baca juga: 10 Kartini Masa Kini yang Inspiratif, dari Fesyen hingga Pejuang HAM
Tags: jahit cara kartini