... 7 Contoh Design Thinking Kreatif untuk Kerajinan DIY: Inspirasi Jitu untuk Seni Jahit dan Rajut!

Karya Seni Dengan Pendekatan Design Thinking - Inspirasi Desain untuk Kerajinan Sulaman

Contoh Penerapan Design Thinking: Studi Kasus Gojek

Kali ini, kamu akan mengetahui kesuksesan Gojek dalam menemukan masalah dan memberikan solusi menggunakan design thinking. Founder Gojek, Nadiem Makarim resah saat banyak orang tak percaya ojek bisa menjadi pekerjaan profesional.

Berikut tahapan penemuan Gojek menggunakan design thinking.

Empathize

Nadiem mengatakan bahwa sektor ojek sangat bernilai. Ini berawal dari pengalaman pribadinya yang lebih memilih naik ojek dibanding membawa mobil sendiri untuk menghindari kemacetan Jakarta. Nadiem mendapati bahwa masyarakat juga merasakan keresahan yang sama dan membutuhkan tranportasi alternatif.

Di sisi lain, karena sering naik ojek, Nadiem dapat memahami seluk beluk perjuangan seorang ojek yang bekerja selama 14 jam sehari dan tidak bertemu anak istri, tetapi hanya dapat 4 penumpang. Nadiem merasa prihatin dengan nasib tukang ojek.

Define

Selain itu, Nadiem juga melihat, pada saat banyak ojek tersedia, tidak banyak penumpang yang membutuhkan jasanya. Namun, saat penumpang butuh, sang ojek tidak berada di tempat. Kata Nadiem, ini menyebabkan inefisiensi pasar.

Maka, Nadiem merasa harus membuat terobosan baru untuk mengakomodasi hal tersebut.

Potential problem statement: “Masyarakat butuh transportasi alternatif untuk menghindari kemacetan Jakarta dan tukang ojek butuh kepastian penghasilan (penumpang)”

Ideate

Bermodal keresahan masyarakat atas kemacetan Jakarta, nasib tukang ojek, dan perumusan problem statement di atas, Nadiem merumuskan beberapa solusi. Salah satunya dan yang akan menjadi dasar pembuatan produknya saat ini, adalah dengan menciptakan sebuah penghubung antara kebutuhan penumpang dan tukang ojek.

Prototype

Test

Pada tahun 2015, Gojek merilis aplikasi Go-Ride untuk melihat respons masyarakat. Tak lama, pengemudi berbondong-bondong mendaftar, dari yang mulanya 20 orang menjadi 800 orang pada 2015.

Apa itu design thinking?

Di internet, kamu akan menemui banyak definisi mengenai design thinking. Menurut “Interaction Design Foundation” misalnya, design thinking disebut sebagai proses yang dilakukan secara berulang untuk memahami pengguna, menantang asumsi, mendefnisikan ulang permasalahan, serta menciptakan solusi.

Sedangkan “Career Foundry” mengatakan, design thinking adalah sebuah ideologi maupun proses untuk memecahkan masalah kompleks yang menitikberatkan kepentingan pengguna. Sederhananya, design thinking merupakan pendekatan atau metode pemecahan masalah baik secara kognitif, kreatif, maupun praktis untuk menjawab kebutuhan manusia sebagai pengguna.

Meski memiliki banyak arti, ada empat karakteristik yang akan selalu kamu temui dalam design thinking.

Berbasis solusi atau people-centered

Kepentingan manusia sebagai pengguna adalah fokus paling utama dalam metode design thinking. Makanya, design thinking berperan mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi manusia dan menjawab masalah tersebut dengan solusi yang berguna dan efektif bagi mereka.

Dengan kata lain, design thinking sangat mengandalkan solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut. Pendekatan semacan ini akan menuntut menuntut seseorang untuk memunculkan sesuatu yang konstruktif demi mengatasi sebuah masalah.

Pemikiran berbasis solusi disimpulkan dalam penelitian Bryan Lawson, Profesor Arsitektur di Universitas Sheffield yang membandingkan proses pemecahan masalah oleh kelompok ilmuan VS kelompok desainer.

Lawson mengatakan, kelompok ilmuwan cenderung mengidentifikasi masalah (problem-based), sementara kelompok desainer lebih mengutakaman solusi masalah (solution-based). Jadi, solution-based dilakukan secara eksperimental demi menemukan solusi yang tepat.

Hands-on

Salah satu tahapan yang dilakukan dalam design thinking adalah prototype menuangkan ide menjadi produk nyata. Tahap ini memungkinkan pengujian langsung dari tim desain terhadap produk setengah jadi.

Perusahaan yang Menerapkan Design Thinking

Google

Dalam membuat sebuah produk, Google selalu menerapkan tiga prinsip di dalam prosesnya: empati, brainstorming , dan eksperimen. Google mencontohkan produk Loon sebagai langkah inisiatif atas empati terhadap daerah-daerah yang tidak terpapar koneksi internet.

Loon adalah sebuah proyek untuk memperluas koneksi internet pada daerah-daerah yang sulit mendapatkannya, baik karena geografis ataupun biaya. Bentuknya serupa dengan balon udara, maka ia pun juga dikenal sebagai balon internet Google.

Loon berhasil mengembangkan solusi yang terbatas, yakni dari mulanya memasang lebih banyak kabel fiber untuk koneksi internet menjadi membuatnya terbang di angkasa. Prototipenya diuji coba sekitar tahun 2013 sampai 2020.

Tokopedia

Poin-poin dalam design thinking juga diterapkan oleh Tokopedia . Misalnya, pembuatan “fitur promo” berangkat dari harapan untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan di rumah yang terjangkau dan juga efisien.

Itu merupakan salah satu contoh dari bentuk empati. Selain itu, Tokopedia juga menerapkan tahapan-tahapan design thinking lainnya ketika membuat sebuah produk.

Apple

Steve Jobs sebagai salah satu pemeran penting dari Apple mengaplikasikan design thinking pada penciptaan produknya, yang otentik sampai sekarang. Misalnya, iMac dibuat dengan kualitas suara serta layar yang sangat jernih.

Tidak hanya mengedepankan desain yang estetik, Apple juga mengutamakan kenyamanan dalam pengalaman pengguna ketika memakai produknya. Jika kamu sadar, hal itulah yang membuat produk-produk Apple selalu dinanti-nantikan. Belum lagi loyalitas penggunanya yang tidak main-main.


Tags: kerajinan contoh

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia