... Jahitan Matras Horizontal: Cara Mudah Membuat Jahitan Indah untuk DIY Kerajinan

Panduan Lengkap tentang Jahitan Matras Horizontal untuk Kerajinan dan DIY

Vertical Mattress Suture

The main indication for use of vertical mattress sutures is to evert the skin edges. 1 – 8 By incorporating a large amount of tissue within the passage of the suture loops, the technique permits greater closure strength and better distribution of wound tension. 1 , 3 The vertical mattress suture is commonly used in body sites where the wound edges tend to invert, such as the posterior neck or wounds that occur on a concave surface. Some authors believe that a properly placed vertical mattress suture everts wound edges better than any other suture technique. 5

The vertical mattress suture uses the far-far, near-near system (Figure 1). The far-far suture placement passes 4 to 8 mm from the wound edge, fairly deep in the wound below the dermis. 1 Prior undermining of the wound edges facilitates the placement of the sutures. Following the far-far passage of the needle across both sides of the wound, and before the suture is tied, the needle is placed backwards in the needle driver. The near-near placement occurs at a shallow depth (about 1 mm) and should be in the upper dermis. The near-near placement should be within 1 to 2 mm of the wound edge. Following the near-near passage of the needle, both ends of the suture thread should be tied on one side of the wound. These ends are tied so that the knot is on the side where the suture passage began.

The choice of suture material also influences scar formation, because materials with a large diameter (2-0 or 3-0 absorbable) produce greater skin injury than small-caliber (5-0 or 6-0) suture material. 1 Early removal of sutures can minimize the effect of cross-hatching, but care must be taken to prevent the wound from opening (wound dehiscence). Mattress sutures can be alternated with simple interrupted sutures, in this case, the mattress sutures can be removed first.

Kamis, 04 April 2013

Sejarah Bedah Plastik

Kata plastik berasal dari bahasa yunani “Plasticos” yang artinya “to mold” atau “membentuk”. Jadi bedah plastik merupakan ranah disiplin kedokteran bedah yang memanfaatkan potensi sifat-sifat fleksibiitas jaringan (1) untuk tujuan memperbaiki kecacatan fisik dan fungsi anggota tubuh (rekonstruksi), (2) dan untuk tujuan menyempurnakan bentuk anggota tubuh yang secara fisik normal dan sehat menjadi lebih indah (estetik).

Selain itu di Persia, seorang dokter terkenal bernama Rhazes memperkenalkan pemakaian usus hewan untuk ligatures pada ±900M. Tetapi sebenarnya ha itu sudah pernah dipakai sebelumnya oleh bangsa Roma bernama Celcus, bukan dokter, yang berbicara tentang rekonstruksi di 8 buku tulisannya.

Karya-karya medis Sushruta dalam bahasa Sansekerta banyak diterjemahkan dalam bahasa Arab yang akhirnya menyebar ke Eropa melalui pedagang-pedagang Arab. Pada abad ke-15 di Eropa, seorang bangsa Italia bernama Tagliacozzi dari Bologna, memakai flab dari lengan untuk merekonstruksi hidung dan ditulis pada text book pertamanya “De Curtorum Chirurgia” pada tahun 1597. Dia disebut sebagai bapak bedah rekonstruksi modern. Tagliacozzi ditentang oleh greja dan dihukum karena dianggap mencampuri takdir Tuhan.

Pada tahun 1668 Van Meekren merekonstruksi defek tengkorak seorang tentara dengan tengkorak anjing. Tokoh bedah plastik yunani Von Graeve menulis Rhinoplastik pada tahun 1818. Dan Zeis menerbitkan “Handbuch der Plastichen Chirurgia” pada tahun 1838.

Dengan berkembangnya ilmu anestesi pada abad 19-20, maka berkembang pula ilmu bedah plastik, karena dapat melakukan operasi tanpa menimbulkan rasa sakit yang hebat.Ilmu bedah plastik masih terus berkembang sampai saat ini.

Prof. Dr. Djohansjah Marzoeki, dr., Sp.BP(K) adalah perintis yang membangun dan mengembangkan Bedah Plastik ini di Surabaya dan Indonesia. Pada tahun 1970 bedah plastik belum begitudikenal di Surabaya, belum ada sub spesialisnya, dan belum jelas bidang pelayanannya. Kasus bibir sumbing dilempar-lempar karena belum ada petunjuk yang jelas tentang teknik operasinya, operasi palatum angka kematiannya tinggi mencapai 50%, dan kasus luka bakar terbengkalai.

Catatan Dunia Medis

Pernahkah anda atau keluarga anda mengalami luka bakar? Lalu tindakan apa yang anda lakukan? Mengoleskan odol atau kecap? Bukan hanya pada peristiwa kebakaran, luka bakar dalam kehidupan rumah tangga biasa terjadi karena tersiram air panas atau minyak panas, terkena knalpot atau peralatan masak yang panas, tersetrum listrik, dan lain-lain. Menurut data statistik, 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, dan kebanyakan terjadi kesalahan pada penanganan awal luka bakar yang justru memperparah luka bakar itu sendiri. Hal tersebut sering terjadi karena panik dan beredarnya mitos-mitos yang salah di masyarakat mengenai penanganan luka bakar.

blackword

Ilmu Kedokteran Hewan sangat lah luas sehingga tidak lah cukup apabila hanya menimba ilmu dibangku perkuliahan saja. Oleh karena itu untuk menambah ilmu dan skill di lapangan kami memilih Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu sebagai tempat pelatihan secara nyata. Kami memilih BBPP sebagai tempat kami menimba ilmu karena BBPP merupakan saah satu instansi yang yang bergerak aktif di bidang peternakan. Selain itu BBPP juga memelihara beberapa jenis hewan ternak yang dikembangkan untuk proses produksi dan pengolahan susu.

BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN, SONGGORITI, BATU Pembimbing Drh. Udik Sulijanto, Heru Nurwanto, Drh. Reni Indarwati Kegiatan dan Penanganan Kasus adalah sebagai Berikut :

1. Sapi FH (pedet) lahir pada 18 – 10 – 2011 dengan gejala, hipersalivasi, Perut membesar (sedikit kembung), Nafas tersenggal-senggal,Lemas, Temp 37.5 ° C, Urine berdarah, Hidung mengering dan pecah2 (merupakan indikasi spesifik terhadap sapi yang menahan nyeri, panas dll). Terapi yang diberikan berupa pemberian vitamin B kompleks perinjeksi 5cc, antibiotik vetoxi LA/Vetodril perinjeksi 7cc, serta vitamin K perinjeksi 3 ampul.

2. Sapi FH teridentifikasi mengalami mastitis, terapi yang diberikan berupa Lactactox (ampisilin + Cloxacillin) : sejenis speed khusus untuk terapi mastitis digunakan sekali pakai serta antibiotik vetoksi LA

3. Peningkatan imunitas serta untuk meminimalisir tertularnya penyakit pada pedet sebanyak 5 ekor dengan pemberian vitamin B kompleks


Tags: jahit horizontal

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia