... 10 Ide Kreatif Menggunakan Jarum Sulam Benang Wol untuk Kerajinan Tangan

Seni Sulam Benang Wol - Panduan Lengkap dan Tips Terbaik untuk "Jarum Sulam Benang Wol"

Contoh Kerajinan Tekstil

Sekarang, mari kita lihat beberapa contoh konkret dari kerajinan tekstil yang dapat ditemukan di berbagai penjuru dunia. Kerajinan tekstil mencakup berbagai jenis teknik dan gaya, dan berikut adalah beberapa contoh yang mencerminkan keragaman dan kreativitas dalam bidang ini:

1. Batik

Batik adalah salah satu kerajinan tekstil yang paling terkenal dari Indonesia. Teknik ini melibatkan pewarnaan kain dengan menggunakan malam (lilin) untuk menciptakan pola-pola yang rumit. Setiap daerah di Indonesia memiliki gaya batik yang unik, seperti batik Jawa, batik Bali, dan batik Sumatra. Batik digunakan untuk berbagai produk, termasuk baju, sarung, dan kain hiasan.

2. Sulam

Sulam adalah teknik membuat hiasan atau gambar dengan menggunakan benang dan jarum. Sulam dapat digunakan untuk menghias pakaian, linen, atau bahkan membuat karya seni dinding yang indah. Setiap wilayah memiliki gaya sulam yang khas, seperti sulam Portugal, sulam India, dan sulam Amerika.

3. Kain Perca

Kain perca adalah potongan-potongan kecil kain yang digabungkan untuk membuat pola atau desain. Ini adalah cara yang bagus untuk mendaur ulang kain bekas dan menciptakan karya seni unik. Kain perca sering digunakan dalam quilting dan pembuatan aksesori seperti tas tangan.

4. Jahit Tindas

Jahit tindas, atau quilting, melibatkan penyambungan potongan-potongan kain kecil menjadi satu kesatuan dengan menggunakan jahitan. Quilt sering kali memiliki desain yang artistik dan digunakan sebagai selimut atau hiasan dinding.

Sejarah Singkat Menyulam

Di Eropa, karya paling awal menggunakan tusuk tikam jejak, sulam rantai, dan tusuk belah. Pada Zaman Kuno akhir, roundel dan pita dekorasi ditemukan pada jubah Koptik dan vestimentum terkadang disulam menggunakan teknik-teknik itu, sisa-sisa sulaman Zaman Kegelapan menunjukkan bahwa kerajinan emas yang dilapisi sudah digunakan untuk membuat pembatas (seperti pada pakaian Ratu Merovingian, Arnegunde, abad ke-6 M) dan panel dengan teknik yang berkembang menjadi Opus Anglicanum yang kaya dari Abad Pertengahan (sulaman Maaseik, abad ke-10).

Beberapa teknik digunakan untuk membuat hiasan dinding menakjubkan dari abad pertengahan yang sebagian besar bertahan dari biara. Yang paling terkenal dari semuanya adalah permadani Bayeux, yang dibuat dengan metode laid-and-couch dan disebut tusuk Bayeux atau refilsaum, sebuah teknik yang hanya umum di Skandinavia. Jahitan yang dilapisi lainnya disebut Klosterstitch, yang populer di Jerman Utara, sementara tusuk bata Jerman digunakan pada permadani, bantal, tas, dan kantong di penjuru Eropa.

Teknik-teknik paling rumit dan indah adalah:

  • Opus Teutonicum, teknik whitework dan kerawang yang digunakan untuk membuat kain altar yang rumit selama masa Prapaskah,
  • or nué, teknik yang menggunakan jahitan couching di atas benang emas untuk membuat desain, dan
  • Opus Anglicanum, teknik kerajinan emas yang membuat Inggris terkenal di seluruh Eropa.

Mulai Renaisans, ada lebih banyak karya yang bertahan menggunakan berbagai jahitan berbeda untuk permukaan. Blackwork sangat populer pada periode Elizabethan, sedangkan pada abad ke-18 muncul sulaman pita di Prancis, sebuah teknik yang segera menyebar ke negara-negara lain bersama dengan mode Paris.

Permadani atau karya karpet menjadi sangat populer di abad ke-19, ketika tusuk silang perlahan mendapatkan popularitas yang dikenal sekarang.

Jarum/Alat Rajut Lainnya

Selain jarum-jarum yang disebutkan di atas, ada juga tipe jarum yang menggunakan teknik berbeda seperti jarum Tunisian. Jarum Tunisian atau Tunisian hook ini lebih panjang dari hook biasa, bahkan yang panjang sekali menggunakan tali sebagai ‘perpanjangan’ dari jarumnya seperti Jarum Rajut Tunisian Bambu Panjang. Bahannya kebanyakan terbuat dari aluminium atau bambu. Teknik merajutnya pun sedikit berbeda dengan crochet hook biasa.

Dari kreativitas penekun rajutan akhirnya juga memunculkan beberapa model jarum/alat rajut baru seperti misalnya Knook (singkatan dari Knitting with hook), yang merupakan perpaduan dari knitting dan crochet. Ada juga CroKnit (yang ini Maya Crafts belum punya) berupa double pointed hook yang pada dua ujungya terdapat kait dengan ukuran yang sama.

Selain menggunakan jarum (plus skill), merajut bisa juga tanpa jarum dan tanpa skill! Yaitu dengan menggunakan knitting loom. Knitting loom ini belum begitu populer di Indonesia. Knitting loom ini biasanya berbentuk kotak persegi panjang atau lingkaran yang pada kotak atau lingkaran ini ada pasak-pasak (peg) untuk “mencantolkan” (apa ya bahasa Indonesianya?) benang. Sedemikian rupa hingga menjadi rajutan. Dari knitting loom ini pun bisa untuk membuat macam-macam produk seperti topi, syal, kaos kaki, selimut, sarung tangan dkk.

UPDATE 20-09-2017 (dari FB Page Maya Crafts)

Rajuter penting untuk memahami masalah ini.

Tahukah Anda bahwa crochet hook dan jarum knitting yang beredar di pasaran memiliki standar ukuran yang berbeda-beda? Paling tidak ada tiga standar ukuran yang banyak ditemui di Indonesia, yaitu metric (mm), Jepang, dan US (Amerika Serikat).

Hakken merk Rose yang banyak beredar di Indonesia itu menggunakan ukuran Jepang, 3/0, 4/0, 5/0 dst. Demikian juga merk seperti Hamanaka, Clover (versi jepang), Tulip dll. Sedangkan hook buatan China kebanyakan menggunakan ukuran metric (milimeter).

Jadi, ukuran 4/0 ≠ 4.0 mm (lihat tabel), tapi 4/0 = 2.50 mm dst. Jadi, penting untuk memperhatikan standar ukuran ini ketika ingin membeli atau menggunakan sebuah hook.


Tags: benang sulam jarum

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia