... Jepara: Pusat Kerajinan DIY dan Sentra Sulaman Terkemuka di Indonesia

Keindahan Kerajinan Jarum dan DIY di Pusat Kerajinan Jepara

Daerah di Jawa Tengah yang Terkenal dengan Kerajinan Ukiran Adalah Jepara

Diperbarui 31 Okt 2023, 12:44 WIB Diterbitkan 31 Okt 2023, 10:30 WIB

6 Tempat Wisata di Jepara, Kombinasi Alam Indah dan Peninggalan Sejarah

Makanan Khas Jepara Jawa Tengah dan Resepnya yang Bisa Diolah di Rumah

24 Wisata Karimunjawa Terpopuler, Keindahan Alamnya Lengkap

Jepara dikenal sebagai daerah di Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan ukiran, bukan hanya karena kualitasnya tinggi, tetapi juga tahan lama. Kayu jati, bahan utama dalam ukiran ini, dikenal akan daya tahannya yang luar biasa, bahkan bisa bertahan selama lebih dari 20 tahun.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang daerah di Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan ukiran atau pahatan, Selasa (31/10/2023).

Seiring makin banyaknya warga di Bojonegoro yang mendalami ajaran agama Islam, kegemaran mengoleksi karya kaligrafi dari bahan kayu jati makin tinggi peminatnya.

Kerajinan Tenun Troso Jepara

Kerajinan khas kota Jepara yang pertama adalah kain Tenun Troso. Ini adalah sebuah karya seni yang dipadukan oleh sebuah kain sehingga terbentuk sebuah keindahan dan kenyamanan saat digunakan. Tenunan ini sudah berkembang dari jaman kolonial Belanda hingga saat ini, sudah banyak sekali perkembangan modif dan motif untuk kain tenun Troso, sontohnya kain tenun ini berawal dari tenunan godok yang berkembang menjadi tenunan ikat.

Banyak sekali inovatif baru yang dikembangkan untuk kain Troso ini seperti baron, Batik, Blangket, Endek, Kamin, Kristik, Lobeng, Rang-rang, Sakura, Saraswati, Sarung, Songket, Tenun Ikat, Songket, Dll.

Tertarik untuk menjadikan tanun Troso ini sebagai buah tangan anda dari Jepara? Silahkan cari di kota Jepara, banyak sekali toko pakaian. Di kota Jepara sendiri sudah berbagai macam jenis diproduksi mulai dalam bentuk jadi pakaian maupun masih bahan kain.

Sejarah Jepara Dijuluki Kota Ukir Berkelas Dunia

Lantas, bagaimana sejarah jepara dijuluki kota ukir berkelas dunia ?

Mengutip dari laman resmi Indonesia.go.id, sejarah kota Jepara mendapat julukan kota ukir karena dahulu kala Prabangkara, ahli lukis dan ukir itu, dipanggil oleh Raja Brawijaya untuk melukis istrinya dalam keadaan tanpa busana sebagai wujud cinta sang raja. Sebagai pelukis, ia harus melukis melalui imajinasinya tanpa boleh melihat permaisuri dalam keadaan tanpa busana.

Prabangkara melakukan tugasnya dengan sempurna sampai kotoran seekor cicak jatuh mengenai lukisan itu sehingga lukisan permaisuri mempunyai tahi lalat. Raja sangat puas dengan hasil karya Prabangkara namun begitu melihat tahi lalat tersebut, maka marahlah sang raja dan menuduh Prabangkara melihat permaisuri tanpa busana karena lokasi tahi lalatnya persis dengan kenyataannya.

Prabangkara pun dihukum dengan diikat di layang-layang, diterbangkan, dan kemudian jatuh di belakang gunung yang kini bernama Mulyoharjo. Prabangkara kemudian mengajarkan ilmu ukir kepada warga Jepara dan kemahiran ukir warga Jepara bertahan hingga sekarang.

Ukiran Jepara sudah ada sejak zaman pemerintahan Ratu Kalinyamat sekitar tahun 1549. Anak perempuan ratu bernama Retno Kencono mempunyai peranan yang besar bagi perkembangan seni ukir. Di zaman ini kesenian ukir berkembang dengan sangat pesat ditambah dengan adanya seorang menteri bernama Sungging Badarduwung yang berasal dari Campa dan sangat ahli dalam seni ukir. Sementara daerah belakang Gunung diceritakan terdapat sekelompok pengukir yang bertugas untuk melayani kebutuhan ukir keluarga kerajaan.

Semakin hari kelompok ini berkembang menjadi semakin banyak karena desa-desa tetangga mereka pun ikut belajar mengukir. Namun, sepeninggal Ratu Kalinyamat, perkembangan mereka terhenti dan baru berkembang kemudian di era Kartini, pahlawan wanita yang lahir di Jepara.

Peranan Raden Ajeng Kartini dalam pengembangan seni ukir sangat besar. Ia melihat kehidupan para pengrajin ukir yang tidak beranjak dari kemiskinan dan hal ini sangat mengusik batinnya. Ia kemudian memanggil beberapa pengrajin dari daerah belakang Gunung untuk bersama-sama membuat ukiran seperti peti jahitan, meja kecil, figura, tempat perhiasan, dan barang cinderamata lainnya, yang kemudian dijual oleh Raden Ajeng Kartini ke Semarang dan Batavia (sekarang Jakarta), sehingga akhirnya diketahuilah kualitas karya seni ukir dari Jepara ini.


Tags: kerajinan pusat

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia