... Panduan Membuat Kain Tapis Lampung Cantik dengan Teknik Pewarnaan Benang DIY

Kain Tapis Lampung - Keindahan dan Kreativitas dalam Seni Sulam Benang

Jenis Kain Tapis

  • Tapis Jung Sarat

Kain tapis jenis jung sarat ini biasanya digunakan oleh pengantin wanita pada saat upacara perkawinan adat. Kain ini juga digunakan oleh sekelompok istri dari kerabat yang lebih tua untuk menghadiri berbagai upacara, misalnya upacara pengantin, upacara adat dan lainnya.

  • Tapis Balak

Kain tapis jenis balak ini biasanya digunakan oleh adik dan menantu perempuan di dalam menghadiri upacara gelar atau upacara perkawinan. Selain itu kain tapis jenis balak ini juga bisa digunakan oleh penari wanita pada saat upacara adat.

  • Tapis Raja Medal

Khusus untuk daerah Abung Lampung Utara, kain tapis jenis ini biasanya digunakan pada upacara perkawinan adat yang dikenakan oleh pengantin wanita. Tapi biasanya juga digunakan oleh sekelompok istri kerabat paling tua di berbagai upacara.

  • Tapis Tuho

Biasanya kain tapis jenis tuho ini digunakan oleh pala kalangan yang memiliki status sosial yang tinggi, yaitu istri yang suaminya sedang mengambil gelar sultan, istri sultan yang menghadiri upacara pengambilan gelar dan orangtua yang mengambil gelar sultan.

  • Tapis Raja Tunggal

Kain tapis jenis raja tunggal ini biasanya digunakan oleh istri dari kerabat paling tua pada saat upacara perkawinan adat dan juga pengambilan gelar. Namun, khusus di daerah Abung Lampung Utara, kain tapis jenis ini digunakan para gadis untuk menghadiri upacara adat.

Bahan dan Alat Tenun Kain Tapis Lampung

Sama seperti kecenderungan motif kain tapis yang terus berkembang. Bahan dan alat tenun untuk membuat kain tapis Lampung juga terus berubah menyesuaikan perkembangan zaman, hal ini umumnya lebih mengacu kepada kepraktisannya mengingat proses pembuatan kain tapis Lampung membutuhkan waktu yang tak sebentar.

Bahan-bahan seperti benang katun yang berasal dari tanaman kapas dan digunakan dalam pembuatan kain tapis.

Sedangkan benang emas digunakan dalam membuat ragam motif pada tapis dengan sistem sulam. Di masa lampau, sampai dengan tahun 1950, para pengrajin kain tapis masih menggunakan bahan-bahan yang mereka buat dari hasil olahannya sendiri, khususnya bahan tenun hal inilah yang membuat kain tapis Lampung jadi terasa lebih istimewa dan sarat makna.

Bahan-bahan dasar kain tenun tapis Lampung adalah tanaman kapas untuk membuat benang, kepompong ulat sutera sebagai sumber pembuatan benang sutera, lilin sarang lebah untuk meregangkan benang, tanaman akar serai wangi untuk pengawet benang, dan penggunaan daun sirih untuk membuat warna kain tidak luntur.

Pewarna kain tapis terbuat dari pewarna alami yang berasal dari tanaman yang terdiri dari buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal (warna merah), kulit kayu salam dan kulit kayu rambutan (warna hitam), kulit kayu mahoni atau kulit kayu durian (warna coklat), buah deduku atau daun talom (warna biru), dan kunyit serta kapur sirih (warna kuning).

Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan tenun tapis yaitu sesang, alat untuk menyusun benang sebelum dipasang pada alat tenun. Mattakh merupakan alat untuk menenun kain tapis. Mattakh memiliki beberapa bagian yaitu terikan, cacap, belida, kusuran, apik, guyun, ijan atau penekan, sekeli, terupong atau teropong, amben, dan tekang.

Kain Tapis Lampung, Simbol Penghargaan Masyarakat Lampung terhadap Perempuan, Alam dan Sang Pencipta

Ia amat identik dengan penghargaan bagi kaum perempuan pada masyarakat Lampung, sama halnya dengan Siger, mahkota bagi kaum perempuan yang megah nan mewah.

Kain tapis berkembang seiring dengan peradaban pada masyarakat Lampung yang kala itu membutuhkan sebuah simbol prestise yang menjadi pembeda khususnya bagi kaum perempuan yang berada pada level kaum 'ningrat'.

Coraknya pun beragam, namun yang jelas, kain yang kental dengan nuansa kebudayaan masyarakat Lampung ini menjadi sebuah identitas tersendiri bagi eksistensi masyarakat Lampung tak hanya pada masa lampau tapi juga pada masa kini.


Tags: dari benang yang lampu celup

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia