... Kaligrafi Ukiran Kayu: Panduan Praktis dan Inspirasi DIY | Seni Jahit dan Kerajinan

Kaligrafi Ukiran Kayu - Seni Indah dalam Kerajinan Tusuk dan DIY

Jenis Seni Ukir Jepara

Motif Makara

Jenis ukiran pada motif makara ini sangat unik, karena menggabungkan dua budaya agama yaitu Islam dan Hindu. Makara sendiri merupakan makhluk mitologi Hindu yang memiliki bentuk dari gabungan dua binatang.

Dalam mitologi Hindu, dipercaya bahwa makara merupakan kendaraan bagi Dewi Gangga dan Dewa Baruna. Seni ukir ini dapat kita temukan di berbagai relief candi yang terdapat di Indonesia.

Motif Daun

Jenis motif daun dapat ditemukan pada pajangan dan juga dekorasi rumah. Motif ini biasanya berbentuk tumbuhan yang tumbuh dan berkembang di daerah Pegunungan, seperti daun trubusan dan pohon kamboja.

Motif ini memberikan kesan alami pada ruangan, selain itu juga mempercantik suatu ruangan.

Motif Burung

Pada motif ini terdapat bentuk burung kemudian dikelilingi oleh daun dan bunga yang sangat indah. Motif burung ini juga yang merupakan awal mula ukiran Jepara dikenal di berbagai negara bahkan mancanegara.

RA Kartini pernah mengirimkan seni ukir motif burung ini ke Pameran Nasional Karya Wanita pada tahun 1898.

Motif Ukiran Naga

Jenis motif ini merupakan jenis motif yang paling terkenal dibandingkan dengan motif lainnya. Ukiran ini memiliki bentuk naga yang dikelilingi ukiran yang cantik dan indah.

Naga sendiri merupakan hewan mitologi yang dipercayai sebagai simbol penguasa. Biasanya motif jenis ini dapat kita lihat di berbagai pintu, lukisan dan furniture.

Sejarah Seni Ukir Jepara

Legenda mengenai pelukis dan pengukir dari jaman Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit diceritakan secara turun-temurun di Kota Jepara. Sehingga masyarakat percaya bahwa sejarah awal seni ukir Jepara ada di Kota Jepara.

Pada konon dahulu, ada seorang ahli lukis dan ukir yang bernama Prabangkara. Ia dipanggil oleh sang raja untuk melukis istrinya tanpa busana sebagai wujud cinta sang raja.

Sebagai pelukis dan pengukir ia harus melukis hanya melalui imajinasinya saja tanpa melihat istri raja.

Prabangkara melakukan tugasnya dengan sempurna sampai ada kotoran cicak yang jatuh mengenai lukisan tersebut. Sehingga lukisan istri raja tersebut memiliki tahi lalat.

Raja sangat puas dengan hasil karya dari Prabangkara, namun saat raja melihat ada tahi lalat tersebut marahlah sang raja.

Raja menuduh bahwa Prabangkara melihat sang istri tanpa busana, karena tahi lalat tersebut sama dengan kenyataannya.

Akhirnya dihukumlah Prabangkara dengan diikat kemudian diterbangkan. Lalu ia jatuh di sebuah desa yang bernama Mulyoharjo.

Prabangkara lalu mengajarkan ilmu lukis dan ukirnya kepada masyarakat Jepara hingga sekarang. Ukiran Jepara sebenarnya sudah ada sejak jaman pemerintahan Ratu Kalinyamat. Di jaman ini kesenian ukir berkembang dengan sangat pesat.

Perkembangan seni ukir Jepara juga dipengaruhi oleh peranan Raden Ajeng Kartini yang melihat kehidupan para pengrajin seni ukir tidak segera beranjak dari kemiskinan. Akhirnya Raden Ajeng Kartini membantu dengan memanggilkan beberapa pengrajin dan bersama-sama membuat seni ukiran.

Hasil seni ukiran tersebut kemudian dijual ke Semarang dan Jakarta, sehingga seni ukir Jepara diketahui kualitasnya oleh masyarakat luas. Raden Ajeng Kartini juga memperkenalkan karya seni ukir Jepara ke luar negeri.

3 Tips Merawat Ukiran Kaligrafi Kayu

Bahan kayu memang harus dirawat dengan sebaik mungkin, supaya tidak mudah termakan rayap dan warnanya tetap bagus. Begitu juga dengan ukiran kaligrafi kayu, Anda harus bisa merawatnya. Inilah tips merawat kaligrafi kayu supaya awet.

1. Letakan di tempat yang kering

Jangan letakkan ukiran kayu di tempat yang lembab atau terlalu panas, karena akan membuatnya cepat rusak, cepat pudar, dan berjamur. Jadi, menata hiasan dinding juga perlu cermat. Letakan hiasan ini di ruangan yang tidak lembab.

Misalnya pada ruang tamu, ruang keluarga, atau ruangan khusus untuk bekerja yang tidak ada berdekatan dengan sumber ruang area basah.

2. Hilangkan noda dengan cepat

Bila ukiran Anda terkena jipratan air, segera keringkan. Karena bila dibiarkan lama akan membuat bahan kayu berjamur dan meninggalkan noda.

Anda bisa membersihkan ukiran kayu ini, sehari sekali. Bisa gunakan kain biasa yang lembut dan membersihkannya juga harus pelan-pelan agar tidak sampai merusak struktur ukiran.

Bila ada noda membandel yang tidak cukup dibersihkan dengan kain, gunakan baking soda untuk membersihkannya. Baking soda mudah dicari karena termasuk salah satu bahan dapur.

3. Tambahkan lapisan pengkilap furniture

Supaya ukiran kayu Anda lebih tahan lama, lapisi dengan pengkilap furniture. Bahan ini akan membuat kayu lebih bagus dan tidak mudah terkena jamur.

Pengkilap furniture ini berwujud cair seperti minyak, Anda hanya perlu mengoleskannya ke semua bagian ukiran. Ketika membeli di tukang ukiran kayu, biasanya sudah dilapisi minyak ini. Tapi untuk membuatnya lebih tahan lama, Anda bisa mengoles ulang.

Jenis-Jenis Ukiran

Menurut pendapat Bastomi (1982 : 3-4), terdapat enam jenis seni ukir yang dihasilkan oleh para seniman, antara lain sebagai berikut.

1. Ukiran Susun

Ukiran susun merupakan sebuah ukiran yang mempunyai bentuk bersusun-susun. Contohnya pada ukiran daun yang besar dan dibawah ukiran daun yang sedang dan kecil sehingga menghasilkan bentuk yang indah.

2. Ukiran Cekung

Ukiran cekung merupakan sebuah ukiran yang mempunyai rupa berbentuk cekung.

3. Ukiran Cembung

Ukiran cembung adalah suatu ukiran yang mempunayai bentuk cembung, jenis ukiran ini biasanya banyak digunakan pada pembuatan relief.

4. Ukiran Garis (Cawen)

Ukiran garis merupakan ukiran yang hanya menatah pada bagian garis-garis gambarnya saja. Jenis ukiran ini seringkali digunakan pada logam sebagai ukiran guratan.

5. Ukiran Tembus (Krawangan)

Ukiran tembus atau dikenal dengan istilah krawangan merupakan sebuah ukiran yang tidak mempunyai dasar, dengan kata ukiran jenis ini dasarnya adalah tembus (berlubang). Sehingga sering dipakai untuk penyekat ruang (sketsel), kursi, ukir tempel dan sebagainya.

6. Ukiran Takokan

Ukiran takokan merupakan ukiran yang dibuat menggunakan media bingkai, sehingga secara garis besar pada ukiran jenis ini hanya memperlihatkan tepi-tepi batas ukirannya saja.

Teknik Seni Ukir

Untuk menghasilkan ukiran yang unik dan indah tentunya ada beberapa teknik yang kerap digunakan oleh seniman. Teknik ukiran tersebut diantaranya yaitu:

1. Carving

Teknik carving merupakan teknik memotong pada permukaan suatu objek datar sehingga memunculkan cekungan yang tidak rata.

Teknik ini merupakan proses pembuatan ukiran yang menjadikannya tiga dimensi.

Biasanya teknik carving dilakukan dengan menggunakan alat seperti, pahat, palu, dan pisau ukir yang digunakan untuk memperjelas detail.

2. Chip Carving

Sama halnya seperti teknik carving, teknik chip carving merupakan teknik memotong. Bedanya jika chip carving khusus untuk memotong kayu yang berukuran besar.

Dalam hal ini, penggunaan alat yang digunakan juga lebih besar dan runcing, seperti, kapak, pahat dengan ukuran besar.

3. Pembakaran Kayu

Pada tahap pembakaran kayu yang dilakukan bertujuan untuk menambah desain ataupun finishing pada kayu.

4. Mengerik

Teknik mengerik merupakan salah salah satu cara lama dan teknik paling sederhana dalam pembuatan ukiran.

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat ukiran dengan teknik ini adalah sepotong kau dan pisau ukir sebagai alat pengeriknya.

Menggunakan teknik ini terbilang cukup rumit dan sulit walaupun tampaknya mudah, apalagi jika kamu masih pemula pastinya akan banyak menghabiskan waktu yang cukup lama.


Tags: kayu ukiran kaligrafi

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia