Seni Kalung Benang Hitam - Panduan dan Inspirasi DIY untuk Pekerjaan Sulam
Macam-Macam Pakaian Adat Bengkulu
Seperti pada pakaian pada umumnya, pakaian adat Bengkulu dibedakan menjadi pakaian adat untuk wanita dan pria yang dikenakan pada upacara pernikahan dan pakaian adat untuk upacara lain. Dilihat dari penampilannya pakaian adat Bengkulu tak jauh berbeda dari pakaian adat wilayah Sumatera lainnya.
Hal ini dikarenakan hampir sebagian besar wilayah Sumatera merupakan wilayah yang dihuni oleh suku Melayu. Tak heran bila pengaruh kebudayaan ini melekat erat pada pola kehidupan dan adat istiadat di Sumatera. Pun, pada pakaian adatnya.
Dan memang dilihat dari penampilannya, corak pakaian adat Bengkulu merupakan campuran dari pakaian adat suku lainnya seperti Melayu Jambi, Melayu Deli, melayu Riau, Palembang dan Lampung.
Akan tetapi, ciri khas pakaian adat Bengkulu yang disebut dengan Rejang Lebong ini terletak pada dominasi warna merah dan motif lempeng emas yang mirip dengan baju adat Bangka Belitung.
Mengenal Budaya Sunda, Tata Cara Berbusana Anak yang Sudah Ada dari Dulu
Menurut buku “Pakaian Tradisional Jawa Barat” yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sekarang kemdikbudristek tahun 1988, disebutkan bahwa pada bayi usia 0-3 bulan itu biasanya dibedong.
Ada maksud dan nilai budaya di dalamnya, seperti apabila bayi baru dilahirkan, sesudah dimandikan lalu di bedong, kemudian bayi ditaruh di atas ayakan, dibawa ke luar sejenak, agar dihindarkan dari segala keburukan. di situ tertulis cara ini sebagai “membuang bayi”.
Dirangkum dari sumber yang sama, berikut beberapa kebiasaan atau budaya khas Sunda terkait busana dan cara memakainya sebelum usia 7–8 tahun :
Kain Khusus Dalam Pakaian Adat Bengkulu
Selain nama-nama pakaian tradisional di atas di dalam pakaian adat Bengkulu ada kain yang menjadi kain batik khas dari provinsi yang menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia ini. Orang Bengkulu menyebutnya Kain Besurek dan Kain Kagangga. Kain ini punya keunikan karena motifnya yang istimewa dan punya makna.
Berdasarkan sejarahnya, Kain Besurek punya kaitan erat dengan datangnya Sentot Alibasyah, seorang panglima perang pengikut Pangeran Diponegoro, yang waktu itu datang ke Bengkulu.
Makna Kain Besurek yaitu kain yang mempunyai tulisan. Hal ini terlihat pada motif kainnya yang dipenuhi dengan berbagai tulisan kaligafi Arab.
Mulanya Kain Besurek difungsikan sebagai pakaian yang dikenakan pada upacara adat Bengkulu. Tetap seiring zaman Kain Besurek dikenakan pada acara resmi pemerintah dan pakaian pelengkap sehari-hari.
Perkembangan zaman pun membuat motif kainnya berkembang. Sekarang kain ini tidak hanya bermotif tulisan Arab saja, ada pula motif bulan, bunga-bungaan seperti melati, bunga cengkeh, bunga cempaka, burung punai dan burung kuau.
Kain kagangga berasal dari Tanah Rejang, salah satu wilayah yang berada di Bengkulu. Mengingat asal daerahnya, motif yang ada pada motif kain kagangga pun berupa aksara Rejang. Motif pada Kain Kagangga banyak menyoroti keanekaragaman alam Indonesia, misalnya motif bunga Rafflesia Arnoldi.
Karena keunikan dan proses pembuatannya yang masih tradisional, kain tradisional ini dibanderol dengan harga tinggi. Peminat kain kagangga ini kabarnya hanya berasal dari golongan menengah ke atas.
Itu dia pakaian adat Bengkulu dengan keunikannya yang tak ada dua. Keunikan yang menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia ini menjadi hal yang wajib kita jaga. Jadi, jangan ragu mengenakan pakaian adat untuk acara-acara istimewamu. Kamu akan tetap terlihat menawan dalam balutan pakaian tradisional ini kok.
Tags: benang hitam