Kreasi Cantik - Pandan Berduri dalam Kesenian Sulam dan DIY
Potensi di Indonesia [ sunting | sunting sumber ]
Subseksi khusus untuk Provinsi Jawa Barat [ sunting | sunting sumber ]
Di Indonesia, tumbuhan Pandan merupakan salah satu komoditas unggul yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (2017), [9] terdapat beberapa daerah yang memiliki lahan khusus untuk budidaya tumbuhan pandan, yaitu antara lain: Bekasi (luas tumbuhan pandan sebesar 4 Ha dan jumlah produksi sebesar 2 ton), Ciamis (luas tumbuhan pandan sebesar 3 Ha), Kuningan (luas tumbuhan pandan sebesar 57 Ha dan jumlah produksi sebesar 4 ton), Pangandaran (luas tumbuhan pandan sebesar 13 Ha dan jumlah produksi sebesar 6 ton), Sukabumi (luas tumbuhan pandan sebesar 20 Ha), serta Tasikmalaya (luas tumbuhan pandan sebesar 423 Ha dan jumlah produksi sebanyak 179 ton). Dari data tersebut, dapat diperoleh 3 area domisili Jawa Barat yang menghasilkan rata-rata produksi tumbuhan pandan terbesar, yaitu Bekasi dengan rata-rata produksi 717 kg/Ha, Kuningan dengan rata-rata produksi 116 kg/Ha, dan Tasikmalaya dengan rata-rata produksi 697 kg/Ha. Adapun lahan budidaya tumbuhan Pandan untuk subseksi Jawa Barat adalah sebesar 520 Ha dan jumlah produksi sebesar 192 ton (rata-rata produksi sebesar 593 kg/Ha).
Manfaat [ sunting | sunting sumber ]
Varietas atau forma yang berbeda-beda menghasilkan manfaat yang berlainan pula. Umumnya varietas atau kultivar P. tectorius yang dibudidayakan di Jawa adalah untuk diambil daunnya sebagai bahan anyaman. [9] [10] Di wilayah Pasifik, ratusan varietas dikenali oleh penduduk pulau-pulau di sana, sebagiannya bermanfaat sebagai bahan anyaman, dan sebagian lagi dipujikan buahnya yang enak. [3]
Beberapa varietas yang disebut-sebut Heyne, di antaranya: [4]
- Pandan samak (P. tectorius var. samak (Hassk.) Warb.), barangkali merupakan jenis pandan yang paling penting di Jawa sebagai penghasil bahan anyaman (topi, tikar, dll.). Nama-nama lainnya, di antaranya, pandan tikar (Ind.), pandan abu (Sumbar), pandan kapur atau pandan putih (Tnr., karena daunnya keputih-putihan berlapis lilin), pandan cucuk (Banten, cucuk: duri), pandan samak (Sd.), pandan jaksi (Sd.) atau jeksi (Jw.).
- Pandan sari, dari Kedu, sebagai bahan anyaman halus. Juga untuk menutup tepian anyaman. [9]
- Pandan jaran (Jw. jaran: kuda), untuk anyaman kasar. Kurang disukai karena daunnya agak kaku, dan warnanya bebercak kekuningan. [9]
- Pandan bĕtok, dari Blora, untuk anyaman kasar.
- Pandan kali, dari Yogyakarta, untuk anyaman kasar.
- Pandan tebu, untuk anyaman, dari Bawean.
- Pandan pudak atau pandan tak berduri (P. tectorius var. laevis Warb.), dipakai sebagai bahan anyaman halus (tempat rokok, tempat sirih, tikar halus). Bunga jantannya (Jw., pudak) dimanfaatkan sebagai pengharum ruangan dan pakaian, meskipun tak berapa tahan lama. Nama-nama lainnya, di antaranya, pandan pudak, pandan pudak emprit (Btw., Sd., Jw.), pandan lengis (Bl.), pandang puda (Mak., Bug.), pandan kasturi (Ambon), pandan puteri, pandan putih (Mink.), dan lain-lain.
- Pandan menjalar, yang disebut oleh Rumphius dengan nama Pandanus repens, [11] dan dipersamakan oleh Merrill dengan Pandanus sabotan Blanco dari Filipina. [4] Daun-daun pandan ini dimanfaatkan untuk membuat tudung, dan tikar kasar. Di Ternate dan Banda tumbuhan ini disebut kokoya, di Ambon disebut leut, dan di Seram dinamai rune. [11]
Pandan duri
Pandan duri, pandan tikar, pandan samak, atau pandan pudak (Pandanus tectorius) adalah sejenis tumbuhan serupa pohon, anggota suku Pandanaceae. Ia tersebar di seluruh pantai-pantai dan pulau-pulau di kawasan Asia Selatan dan Timur sampai ke Polinesia. [2]
Pandan memiliki berbagai varietas. Oleh sebab itu, penduduk lokal yang umumnya mengenali varietas tersebut memberinya nama yang berbeda-beda, dan bahkan membudidayakan sebagian besar tumbuhan tersebut untuk berbagai tujuan yang berlainan. [3] Varietas-varietas tertentu disukai karena daunnya yang lembut dan kuat untuk dianyam sebagai tikar, yang lain digemari karena bunga jantannya (Jw., pudak) yang berbau wangi dapat digunakan untuk mengharumkan ruangan, pakaian, atau minyak wangi. [4] Ada pula varietas yang buahnya dapat dimakan [3] [5]
Agihan dan ekologi [ sunting | sunting sumber ]
Pandan laut banyak didapati tumbuh di pantai-pantai berpasir dan berkarang di Asia Tenggara, termasuk Filipina dan Indonesia, ke timur hingga Nugini, Australia, dan kepulauan-kepulauan di Samudra Pasifik (Melanesia, Mikronesia, serta Polinesia). [3] Lebih ke barat lagi ia ditemukan pula di Kepulauan Andaman, Burma, Sri Lanka, India, hingga Pakistan. [7] Tumbuhan ini hidup pada rentang ketinggian antara 0–610 m dpl. [8]
Menyukai wilayah dengan curah hujan antara 1.500–4.000 mm (59–157 in) pertahun, pandan duri mampu beradaptasi dengan pelbagai jenis tanah yang ada di pesisir, termasuk tanah pasir kuarsa, pasir karang, gambut, kapur, dan juga basalt. Tumbuhan ini toleran terhadap kadar garam tinggi dan hembusan angin yang terus-menerus, dan menyenangi tanah dengan pH antara 6-10 (agak asam hingga basa). Ia tumbuh sangat baik di bawah cahaya matahari penuh, meskipun sanggup pula tumbuh baik dengan naungan 30-50%. [3]
Jenis yang tumbuh di pantai, buahnya yang mengapung dipencarkan oleh arus air dan gelombang laut.
Tags: kerajinan dari