... 10 Ide Kerajinan DIY yang Inspiratif dari Sumatera: Panduan Langkah demi Langkah!

Kerajinan Seni Sumatera - Keajaiban Kreativitas Budaya

Randang paku Dharmasraya

Randang paku merupakan masakan tradisional khas Kabupaten Dhamasraya. Proses pembuatannya hampir sama dengan rendang daging, tetapi keunikan kuliner ini adalah bahan bakunya yang berupa ikan dan sayur paku (pakis). Paku merupakan tumbuhan semak yang tumbuh di kaki bukit bersuhu lembap.

Kabupaten Dhamasraya yang berada di pinggir Sungai Batanghari membuat masyarakatnya mudah mendapatkan ikan. Untuk membuat randang paku, bumbu yang diperlukan antara lain, santan, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas, serai, daun salam, daun kunyit, daun jeruk, daun ruku-ruku.

Semua bahan dimasak sekitar enam jam sampai kering serupa abon. Hingga saat ini, proses memasak randang paku masih tradisional menggunakan tungku dan kayu bakar.

Lakuer (Leker)

Kerajinan tangan Lakuer, atau dikenal juga sebagai Leker, merupakan salah satu warisan budaya dari Sumatera Selatan yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri.

Leker merupakan topi tradisional yang terbuat dari anyaman daun pandan atau ilalang, dengan bentuk yang melengkung dan berukuran kecil.

Proses pembuatan Leker dimulai dengan memilih daun pandan yang berkualitas tinggi, kemudian daun tersebut dipotong dan direndam dalam air untuk membuatnya lebih fleksibel.

Leker memiliki fungsi praktis sebagai pelindung dari sinar matahari dan angin, serta memberikan kesejukan pada kepala penggunanya.

Selain itu, Leker juga memiliki makna budaya yang dalam. Topi ini sering digunakan dalam acara-acara adat dan upacara tradisional, sebagai simbol status sosial atau tanda penghormatan terhadap leluhur.

Kerajinan tangan Lakuer dari Sumatera Selatan merupakan bukti keahlian tangan para pengrajin dalam menghasilkan karya seni yang unik dan bernilai tinggi.

Leker tidak hanya menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sumatera Selatan, tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang tertarik untuk mengenal lebih dalam tentang budaya dan seni kerajinan tradisional Sumatera Selatan.

Kawa daun Pariangan

Kawa daun biasa disajikan dalam tempurung kelapa dibelah dua menyerupai mangkuk, mengingat zaman dahulu tidak tersedia gelas sebagai tempat minum. Kawa daun juga dapat dinikmati dengan gula dan berbagai kudapan.

Pariangan yang berada di lereng Gunung Marapi, Kabupaten Tanah Datar, merupakan salah satu tempat untuk mencoba minuman kawa daun. Untuk membuat kawa daun, daun kopi dikeringkan dan dijadikan bubuk untuk kemudian diseduh.

Prof. Gusti menjelaskan bahwa masyarakat Minangkabau sejak awal memang tidak mengonsumsi biji kopi untuk minuman. Baru pada akhir abad ke-18, seorang saudagar dari Amerika datang dan membeli biji kopi. Kejadian ini akhirnya menyadarkan masyarakat bahwa biji kopi memiliki nilai tinggi daripada yang mereka kenal sebelumnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Tanaman Purun: Emas Hijau dari Rawa, Berikut Ciri, Habitat, dan Manfaatnya

Sebagai negara yang memiliki wilayah lahan gambut terluas di Asia Tenggara, Indonesia diberkahi oleh potensi kekayaan hutan hujan tropis yang sangat besar dan keanekaragaman hayati yang lebih banyak dibandingkan negara-negara lainnya.

Kondisi tanah gambut yang mempunyai tingkat keasaman dan unsur hara yang tinggi, menjadikan rawa-rawa yang ada sebagai rumah yang memungkinkan budidaya dari berbagai macam tumbuhan, termasuk purun.

Tanaman purun adalah komoditas yang sering dimanfaatkan oleh penduduk lokal dalam menunjang perekonomian, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar wilayah gambut di Indonesia seperti Sumatera Selatan, Jambi, atau Kalimantan Selatan dengan kondisi geografis cukup banyak rawa-rawa yang digenangi air sepanjang tahunnya.


Tags: kerajinan dari

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia