Kerajinan Jarum Tradisional dari Sumatera Barat - Eksplorasi Kreatif dan Kesenian DIY
Kerupuk Jangek
Kerupuk merupakan cemilan yang paling pas untuk menemani makan makanan apapun. Mulai dari bakso, soto, nasi goreng, mie ayam, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu warga Minang mengeluarkan satu produk kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau. Kalau olahan kulit rebus atau kikil banyak ada di makanan khas Jawa terkenal, seperti gudeg, soto mie Bogor, mie kocok, cungkring, dan masih banyak lagi.
Di Sumatera Barat ada kerupuk jangek, cemilan ini juga menjadi oleh-oleh khas Sumatera Barat yang unggulan. Cara pembuatannya cukup mudah, bahan-bahannya yaitu kulit kerbau atau sapi, garam, minyak goreng, dan panas matahari.
Pertama jemur kulit sampai kering dan bersih, kemudian rebus sampai teksturnya empuk dan bulu-bulunya berkurang. Selanjutnya, potong kecil-kecil dan taburi dengan garam. Terakhir jemur potongan kulit selama 3 sampai 7 hari sampai benar-benar kering, baru kemudian digoreng di minyak panas.
Kerancang, Kerajinan Bordir yang dibawa Belanda ke Sumatera Barat
Bekas tentara itu berasal dari Kalkutta, India dan memilih pergi Ke Pariaman daripada kembali ke daerah asal mereka saat Rafless mengakhiri kekuasaannya di Sumbar tahun 1822.
Dalam buku karya A.Wachid, Hajjah Rosma dan Nukilan Bordir Sumatera Barat tahun 1997, kerajinan bordir mulai berkembang di Sumbar tahun 1960. “Masa kejayaannya dicapai pada 1970 hingga awal 1990. Dan kerajinan yang terkenal itu adalah kerancang,” tulis buku itu.
BacaJuga
Inilah Bujang jo Gadih Bukittinggi 2024
Kabar Duka, Mantan Ketua PWI Bukittinggi Anasrul Tutup Usia
Bordir kerancang sangat unik karena merupakan kreasi bordir halus yang menggunakan metode lubang-lubang pada kain yang dibordir. “Untuk membordir, pada dasarnya semua kain bisa digunakan untuk kerancang, asalkan tidak kain yang berbahan sutra asli,” jelas buku tersebut.
Penggunaan bukan sutra asli untuk bordir kerancang karena proses meregangkan kain dalam kerancang. Hal ini dikhawatirkan merusak kain dan hasilnya tidak maksimal.
Kain Tenun Pandai Sikek
Pandai Sikek adalah nama daeran yang terletak diantara Bukittinggi dan Padang. Pandai Sikek terkenal dengan hasil kain tenunnya yang diberi nama tenunan Pandai Sikek. Pusat pengrajin tenun Pandai Sikek berada di Kecamatan Sepulu Koto, Tanah Datar, Sumatera Barat.
Kain tenun Pandai Sikek sangat mewah dan indah karena terbuat dari benang emas atau perak sepenuhnya. Tak heran jika tenun ini disebut sebagai ratunya kain tenun. Penggunaan benang emas dan perak menjadi ciri khas kain tenun Pandai Sikek.
Tidak ada yang mengetahui pasti kapan kain tenun ini mulai dibuat namun ada beberapa yang mengatakan kain tradisional in sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Diperkirakan masuknya komoditi benang emas dan sutera menjadi sejarah awak terciptanya kain songket ini.
Pengerjaan [ sunting | sunting sumber ]
Pekerjaan membuat sulaman melalui beberapa tahap yakni membuat pola, memindahkan pola, memasang kain pada pamedangan, membuat sulaman, membuat renda, dan memasang renda. Setiap tahap dikerjakan oleh masing-masing orang karena orang yang ahli membuat sulaman kadang kurang mahir membuat renda. Oleh karena itu, pengerjaan sulam jarang sekali yang dilakukan oleh satu orang saja. Untuk selendang, pengerjaannya bisa melibatkan dua atau tiga orang. [24]
Pola dibuat di atas karton manila atau kertas minyak menggunakan pensil atau pena. Biasanya, karton manila lebih sering digunakan karena karena dapat digunakan berulang-ulang dibandingkan kertas minyak. Ukuran kertas yang digunakan untuk pola yakni mengikuti ukuran kain untuk memudahkan proses pemindahan pola ke dasar kain. Namun, secara umum, pola yang dibuat hanya untuk setengah kain. Jika kain yang akan disulam berukuran 200 x 60 cm, berarti ukuran pola dibuat yakni sepanjang 100 x 60 cm dan yang setengahnya lagi dijiplak dari pola yang sudah jadi. Lamanya proses pembuatan pola bergantung pada kepiawaian perancang pola. [25] [26]
Tags: kerajinan dari