... Kerajinan Tangan dari Sumatera Utara: Inspirasi DIY dan Sulaman

Kreasi Jarum dan DIY dari Sumatera Utara

Kekuatan sektor Kerajinan(Kriya) Indonesia pada umumnya dan Sumatera Utara pada khususnya tidak hanya terletak pada melimpahnya bahan baku tetapi yang jauh lebih penting bahwa subsektor kerajinan Indonesia tercipta dari keunikan-keunikan tradisi dan budaya yang tidak dimiliki bangsa lain. Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Sumatera Utara hadir untuk menjawab tantangan tersebut sebagaimana harapan untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai sektor yang mampu menjadi kekuatan ekonomi nasional di masa depan. Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Sumatera Utara akan bekerjasama untuk menghadapi semua tantangan serta isu strategis dalam memajukan ekonomi kreatif khususnya subsektor kriya.

Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Sumatera Utara berkomitmen untuk terus mendukung pelaku ekonomi kreatif, memberikan wawasan dan terobosan, serta terus menguatkan Branding Nasional agar dapat mencapai keberhasilan pemasaran produk kerajinan daerah ketingkat yang lebih tinggi. Komitmen ini menjadi tanggung jawab Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Sumatera Utara untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri kerajinan yang modern dan relevan dengan gaya hidup masyarakat urban yang aktif dan dinamis.

Pakaian Adat Nias Sumatera Utara

Masyarakat Nias di pantai selatan Sumatera memiliki variasi pakaian tradisional yang menambah keanekaragaman pakaian adat suku-suku bangsa di Provinsi Sumatera Utara.

Dalam Upacara adat pakaian adat yang dikenakan kaum laki-laki Nias terdiri atas baru atau baju yang terbuat dari bahan kulit kayu. Baju berbentu rompi tanpa kancing ini berwarna dasar coklat atau hitam dengan ornamen berwarna merah, kuning, dan hitam. Salah satu jenis baru yang dikenal masyarakat Nias adalah baru ni'ola'a harimao, yaitu baju dengan motif kulit harimau. Selain model rompi, ada juga baju berlengan tanpa kancing yang terbuat dari kulit kayu, yaitu baru lema'a.


Laki-laki Nias kebanyakan menggunakan atribut pelengkap pakaian adat berupa kalabubu sebagai penghias leher. Kalabubu adalah kalung untuk pria yang terbuat dari kuningan dan dilapisi dengan potongan kayu kelapa (aslinya dilapisi dengan emas). Jenis kalung lainnya adalah nifatali dan nifato-fato. Nifatali terbuat dari lilitan emas atau perak. Sedangkan nifato-fato terbuat dari lempengan kuningan, perak atau emas. Sementara itu, salah satu penutup kepala untuk perang disebut tetenaulu yang terbuat dari rajutan rotan yang dilengkapi daun pelem sebagai penutup bagian belakang. Ada juga penutup kepala yang disebut takula yang terbuat dari daun pelem, rotan dan pelepah kelapa.

Untuk menghadiri upacara adat, biasanya dikenakan baju adat berbentuk jaket atau jubah berbahan katun, yang berwarna merah, berlengan kuning dihias motif sisir berwarna hijau atau kehitaman. Pakain ini dilengkapi dengan balahogo sokondra,yaitu salah satu jenis penutup baju bagian atas (seperti kalung) yang terbuat dari batu-batuan. Bagian bawah pakaian wanita Nias disebut mukha. Untuk melengkapi pakaian ini terdapat pula sebuah selendang yang diberi nama lembe, yaitu selendang katun bermotif bunga berwarna kuning dan segitiga berbaris dilapisi pinggir dari bahan berwarna kehitaman.


Tags: kerajinan dari

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia