... Kerajinan Kayu Jogja: Ide Kreatif DIY dan Karya Needlework Unik

Kerajinan Kayu Jogja - Karya Kreatif dalam Kerajinan DIY

Wayang Kulit

Jogjakarta selain terkenal dengan makanan gudegnya juga terjenal dengan pertunjukan seni wayang kulitnya. Wayang kulit merupakan pertunjukkan yang dipentaskan oleh sebuah dalang menggunakan wayang berbentuk menyerupai makhluk hidup dan terbuat dari kulit. Kulit yang digunakan biasanya adalah kulit binatang seperti kerbau, lembu, ataupun kambing. Seni wayang erat kaitannya dengan penyebaran agama Hindu-Budha di Pulau Jawa. Wayang digunakan dalam ritual adat yang berhubungan dengan roh spiritual.

Namun wayang juga digunakan oleh para wali songo untuk berdakwah menyebarkan agama Islam. Oleh sebab itu meski agama lain masuk ke Jogja namun seni wayang kulit masih dapat dinikmati oleh masyarakat. Pertunjukkan wayang biasanya akan digelar semalam suntuk yang dipimpin oleh seorang dalang dan diiringi oleh musik gamelan. Wayang kulit tak hanya digunakan dalam pertunjukkan tetapi juga diperjualbelikan di toko-toko souvenir. Bentuk wayang kulit yang paling banyak memiliki peminta yaitu wayang kulit dengan bentuk punakawan dan pandawa lima.

Batik Kayu

Jika pada umumnya membatik dilakukan di atas selembar kain, maka di tangan masyarakat Krebet membatik dapat dilakukan di atas kayu. Kayu-kayu tersebut tidak hanya diukir dengan pola batik tetapi juga dibentuk menjadi sebuah topeng,g, wayang, almari, aksesoris rumah tangga, patung kayu, kotak perhiasan, dan peralatan lainnya. Oleh sebab itulah dibutuhkan keahlian khusus untuk membuat kerajinan ini.

Kerajinan ini bermula dari warga Krebet yang hanya mengandalkan sektor pertanian mereka. Sedangkan para petani hanya bisa menanam pada saat musim tertentu. Masyarakat Krebet pun mencoba inovasi lainnya yaitu dengan membuat batik di atas kayu. Kerajinan tersebut kemudian dijual dan berhasil mengundang banyak peminat mulai dari masyarakat lokal hingga mancanegara.

Keris

Keris merupakan senjata tradisional khas Jawa termasuk Yogyakarta yang sudah ada sejak dahulu kala. Bagi masyarakat Jogja keris bukan hanya sekedar senjata tetapi juga benda berharga yang mengandung nilai filosofi leluhur. Keris terbuat dari besi yang dibentuk meliuk-liuk hingga menampilkan kesah gagah dan eksotis. Setiap keris memiliki bentuk liukan atau disebut luk dengan jumlah ganjil mulai dari tiga hingga seterusnya.

Jumlah luk yang ganjil bukan tanpa maksud dalam artian ada maknanya sendiri. Makna tersebut adalah manusia tidak akan pernah bisa genap atau sempurna. Keris memiliki wadah pembungkus yang disebut dengan warangka. Cara mengeluarkan keris dari warangka pun memiliki arti. Apabila pemilik keris tersebut dikeluarkan dengan cara menarik warangkanya maka berarti pemilik tersebut menghormat pandai besi atau pembuat keris tersebut. Namun jika pemilik keris mengeluarkannya dengan cara menarik gagang keris itu menandakan ia akan menikam atau menusuk seseorang.

Selain sebagai senjata tradisional, keris juga merupakan simbol dari status sosial seperti keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek yang hanya boleh digunakan dan dimiliki oleh sultan keraton Yogyakarta. Keris juga kerap dijadikan sebagai aksesoris pelengkap dalam berpakaian terutama pakaian adat.

Sentra Kerajinan Batik, Giriloyo

Giriloyo adalah dusun yang berada di bawah kaki Perbukitan Imogiri, dekat dengan situs Makam Raja-Raja. Suasananya yang asri di kaki Bukit membawa rasa nyaman dan damai ketika mengunjunginya.

Secara tekstual tidak tertulis kapan pastinya kerajinan batik masuk ke Giriloyo. Merujuk kepada sejarah, kemungkinan sekitar abad ke 17 ketika sebagian besar penduduk menjadi abdi dalem keraton Yogyakarta yang bertugas menjaga dan merawat makam raja-raja.

Beberapa kerabat keraton kemudian memberi pekerjaan kepada masyarakat Giriloyo khususnya ibuibu sebagai buruh nyanthing batik. Dari situlah kemudian kampung Giriloyo selalu memproduksi batik setengah jadi yang kemudian dijual ke juragan-juragan batik di pusat kota Yogyakarta.

Adanya bencana gempa bumi tahun 2006 membuat kegiatan membatik di Giriloyo lumpuh. Atas bantuan LSM, masyarakat memiliki semangat untuk kembali bangkit dan membangun kembali kampung batik.

Dari sini kampung Giriloyo bisa berkembang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Kini ibu-ibu tidak hanya menjadi buruh nyanthing batik yang menjual bahan setengah jadi. Lewat banyak pelatihan, mereka bisa meningkatkan kemampuan untuk memproduksi batik jadi dan siap dijual. Ditambah lagi dengan ilmu pemasaran yang memadai, mampu meningkatkan taraf perekonomian hidup mereka.

Saat ini ada belasan kelompok batik tulis di Giriloyo dengan koleksi-koleksi batik yang anggun. Selain sering didatangi pengunjung yang ingin membeli batik, Sentra Batik Giriloyo juga kerap dipenuhi wisatawan yang ingin melihat proses pembuatan batik. Biasanya wisatawan ini berasal dari siswa sekolah, instansi, keluarga, hingga turis mancanegara. Mereka juga bisa belajar membatik secara langsung.


Tags: kerajinan kayu jogja

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia