Kerajinan Kayu Sonokeling - Panduan lengkap untuk Karya Rajut dan DIY
Status Kelangkaan Pohon Sonokeling
Menurut IUCN Redlist, status kelangkaan pohon sonokeling adalah Vulnerable (Vu), yaitu status yang menunjukkan risiko rentan dari kepunahan. Hal ini disebabkan oleh perburuan ilegal untuk diambil kayunya.
Pohon sonokeling memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena kayunya yang berkualitas. Kayu sonokeling memiliki warna yang indah dan tekstur yang halus, serta memiliki sifat anti rayap dan anti jamur. Oleh karena itu, kayu sonokeling banyak dicari untuk pembuatan furnitur, perabot, dan kerajinan tangan.
Akibat perburuan ilegal, populasi pohon sonokeling di alam liar semakin berkurang. Hal ini menyebabkan pohon sonokeling menjadi semakin langka dan terancam punah.
Oleh karena itu, diperlukan upaya konservasi untuk melindungi pohon sonokeling dari kepunahan. Upaya-upaya konservasi yang dapat dilakukan antara lain:
- Penegakan hukum yang tegas terhadap perburuan ilegal
- Pembudidayaan pohon sonokeling secara berkelanjutan
- Edukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi pohon sonokeling
Dengan adanya upaya-upaya konservasi tersebut, diharapkan populasi pohon sonokeling di alam liar dapat meningkat dan pohon sonokeling dapat terhindar dari kepunahan.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu melindungi pohon sonokeling:
- Tidak membeli produk kayu sonokeling yang berasal dari perburuan ilegal
- Melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya konservasi pohon sonokeling
- Mengajak masyarakat untuk menanam pohon sonokeling
Dengan berkontribusi dalam upaya konservasi pohon sonokeling, kita dapat membantu menjaga kelestarian pohon ini dan mencegahnya dari kepunahan.

Sonokeling
Sonokeling atau sanakeling adalah nama sejenis pohon penghasil kayu keras dan indah, anggota dari suku Fabaceae. Kayunya yang berbobot sedang dan berkualitas tinggi itu dalam perdagangan dikenal sebagai Indian rosewood, Bombay blackwood atau Java palisander (Ingg.), palisandre de l’Inde (Prc.), dalam klasifikasi Indonesia digolongkan sebagai kayu sonokeling. [2] Di Jawa, dikenal varian yang dinamai sonobrit dan sonosungu.
Pohon berukuran sedang hingga besar, tingginya 20-40 m dengan gemang mencapai 1,5–2 m. Tajuk lebat berbentuk kubah, menggugurkan daun. Pepagan berwarna abu-abu kecoklatan, sedikit pecah-pecah membujur halus. [3]
Daun majemuk menyirip gasal, dengan 5-7 anak daun yang tak sama ukurannya, berseling pada porosnya. Anak daun berbentuk menumpul (obtusus) lebar, hijau di atas dan keabu-abuan di sisi bawahnya. [3]
Bunga-bunga kecil, 0,5-1 cm panjangnya, terkumpul dalam malai di ketiak. Buah polong berwarna coklat, lanset memanjang, meruncing di pangkal dan ujungnya. Berisi 1-4 butir biji yang lunak kecoklatan, polong tidak memecah ketika masak. [3]

Tags: kerajinan kayu