... Kerajinan Khas Kalimantan Barat: Panduan DIY Sulaman dan Kerajinan Jarum

Kerajinan Rajut Khas Kalimantan Barat - Keindahan Seni Benang dan Kreativitas DIY

A. Bahasa Daerah Kalimantan Barat

Masyarakat Kalimantan Barat yang terdiri atas beragam suku bangsa memiliki bermacam-macam bahasa daerah. Jumlah bahasa daerah yang berkembang di Kalimantan Barat diperkirakan berjumlah 164 bahasa yang merupakan ragam bahasa suku Dayak dan Melayu. Keragaman ini memunculkan hipotesa para ahli bahwa Kalimantan Barat merupakan ssumber penyebaran bahasa melayu di Asia Tenggara karena bahasa-bahasa tersebut memiliki kemiripan dengan bahasa melayu.

Suku Dayak memiliki banyak subsuku sehingga bahasa daerahnya pun sangat banyak mencapai ratusan. Contoh ragam bahasa daerah suku Dayak diantaranya Bekati, Selako, Lara, Kendayan, Melayu Dayak, Benyadu, Sara, Ribun, Kembayan, Djongkang, Mualang, Iban, Seberuang, Taman, Mendalam Kayan, Kereha-Uheng, Hovongan, Embaloh, Dohoi, aoheng, Keninjal, dan Semandang. Sayangnya, meurut penelitian sebagian bahasa daerah suku dayak tersebut terancam punah. Ditengarai terdapat sekitar 26 jenis bahasa Dayak yang terancam punah diantaranya bahasa Bekat, Punan, Kayaan, Sungkung dan Konyeh. Penuturan bahasa-bahasa tersebut jumlahnya tidak sampai 100.000 orang lagi sehingga dikategorikan terancam punah.

Suku Melayu juga memiliki ragam bahasa yang cukup banyak dan penamaannya mengikuti daerah suku tersebut tinggal. Misalnya, bahasa Melayu Sambas, Pontianak, Mempawah, Landak, dan Ketapang. Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa macam dialek. Dialek yang lazim diantaranya dialek Pontianak, Sambas, Landak (Ngabang), dan Ketapang.

D. Senjata Tradisional Daerah Kalimantan Barat

Senjata- senjata tradisiopnal suku Dayak Kalimantan Barat antara lain mandau, perisai, sumpit, tombak, dan sabit. Adapun yang meruipakan senjata khas daerah ini adalah mandau. Dahulu mandau selalu dikaitkan dengan budaya mengayau(memenggal kepala musuh pada saat peperangan) dikalangan masyarakat dayak. Adanya tradisi mengayau memunculkan kepercayaan bahwa semakin sering digunakan untuk mengayau, mandau makin keramat. Pemiliknya semakin sakti dan memiliki status sosial yang tinggi. Namun semakin hilang dan terkikisnya tradisi mengayau, anggapan ini juga semakin terkikis.

Biasanya mandau terdiri atas ulu (pegangan), sarung dan bilah. Ulu terbuat dari kayu pilihan dan diberi hiasan, diantaranya berupa jumbai-jumbai rambut manusia yang diambil dari kepala yang sudah dikayau. Sementara itu, sarungnya terbuat dari kayu yang juga dihias dengan beragam hiasan,diantaranya manik-manik dan bulu burung. Pada sarung ini diselipkan anak mandau berupa pisau pengerat kecil yang bertangkai panjang.

Lagu daerah:

  • Cik Cik Periook.
  • Aek Kapuas.
  • Masjid Jami.
  • Alon-Alon.
  • Kapal Belon.
  • Sungai Kapuas.
  • Antare Kapuas – Landak.
  • Gong/Agukng.
  • Tawaq.
  • Sapek.
  • Balikan/Kurating.
  • Kangkuang.
  • Keledik/Kedire.
  • Entebong.
  • Rabab/Rebab.
  • Sollokanong.
  • Terah Umat.

Bukan hanya dalam bentuk tarian, namun kesenian suatu daerah juga dapat ditampilkan dalam bentuk lagu daerah. Untuk Kalimantan Barat sendiri memiliki Cik-cik Periok sebagai lagu daerahnya. Nah untuk mengiringi pementasan lagu daerah ini tentu tak akan sempurna jika tidak dibarengi dengan iringan musik yang dihasilkan oleh alat musik tradisionalnya seperti Sapek dan Gong.

Sapek yaitu alat musik dari Kapuas hulu yang banyak dijumpai di kalangan masyarakat Dayak Kayaan Mendapam kabupaten Kapuas Hulu. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan memetiknya. Kemudian untuk gong sendiri merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Bahan dasar dari alat musik yang memiliki nama lain Agukng, Kollatung (Uut Danum) ini adalah kuningan. Menariknya, alat musik ini bahkan bisa digunakan untuk mas kawin atau sebagai pembayaran hukum adat.


Tags: kerajinan kalimantan

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia