Kerajinan Jarum Tradisional Maluku Utara - Keindahan dan Kreativitas dalam Karya DIY
Motif Tenun Tanimbar
Berikut ragam jenis motif kain tenun Tanimbar Maluku :
- Tais Matan. Motif yang identik dengan motif utama di ujung kain, sedangkan sisanya sebagian besar berupa oleh garis.
- Tais Anday. Motif ini memiliki bagian ujung yang berhias garis hitam-putih dan motif utama yang berada di tengah.
- Tais Maran. Motif yang menampilkan garis di bagian tengah dan motif utama di ujung.
- Ule Rati. Motif yang berbentuk ulat yang tersebar di seluruh kain.
- Lelemuke. Motif lelemuke menjadikan bunga anggrek sebagai salah satu motif utamanya. Bagi masyarakat Tanimbar, bunga anggrek adalah lambang kecantikan, keagungan, dan keuletan.
- Sair. Motif yang merupakan simbol semangat orang Tanimbar dalam berkarya, menekuni kehidupan, mempertahankan identitas, membela, serta melindungi wanita.
- Tunis atau anak panah. Motif tunis merefleksikan kesigapan orang Tanimbar terhadap ancaman. Bagi wanita Tanimbar, motif tunis juga bisa bermakna kekuatan dan kesiapan mental untuk menghadapi ringangan hidup.
- Motif Lain. Motif-motif lain adalah motif ikan (arabil ira), anjing (siaha), kembang dengan jambangan, lebah (niri), sarang lebah, perahu (abo), ruas bambu/temar akar, dan bulan sabit (wulan lihir). Selain itu, ada juga motif ular cincin/ular fangat, kembang enau, kuncup/tandan enau, kenari (iwar ihin), katak/kodok, bunga luang kecil, hias sula (laor), lipan/kaki seribu, tali tiga, jagung, tali sembilan, kain kapas hingga motif tulang ikan.

Sejarah Kain Tenun Tanimbar
Sejak dulu, masyarakat di Tanimbar sudah mengetahui cara menenun. Awalnya, mereka mengolah daun lontar dan seratnya dianyam. Hasil akhirnya menyerupai kain yang berguna sebagai penutup tubuh.
Berbeda dengan daerah Maluku lainnya, leluhur orang Tanimbar sudah mengenakan anyaman daun lontar untuk menutupi tubuh mereka. Seiring perkembangan waktu, mereka memakai kapas. Mereka dapat memintal benang untuk menenun. Pada waktu itu, banyak pohon kapas tumbuh di berbagai wilayah Pulau Yamdena.
Berdasarkan catatan sejarah, Pastor Guertjens pada tahun 1919-1921 menulis tentang pertenunan orang-orang Tanimbar. Dalam tulisannya, Guertjens menyebut penenunan dilakukan oleh semua wanita sebagai kerajinan rumah, dalam bentuk pintalan-pintalan dan ikat celup yang aneh.
Saat ini, penenun di Tanimbar lebih banyak memakai benang yang terdapat di pasaran. Alasannya, benang pasaran yang sudah jadi lebih praktis untuk menenun. Sehingga kain yang dibuat lebih cepat selesai dan cepat bisa dijual, dipakai sendiri atau digunakan untuk keperluan adat.
Sebagai tambahan, informasi tentang keberadaan tenun ikat pada masyarakat di Kepulauan Tanimbar sekarang ini terbukti dengan adanya kelompok-kelompok penenun yang tersebar di seluruh wilayah Tanimbar. Contohnya, di Kecamatan Tanimbar Selatan terdapat kelompok pengrajin tenun Jikar Sembilan, Taisfian, Badar Melar dan Tenun Ampera. Kelompok pengrajin tenun tersebut merupakan gabungan keluarga atau marga. Selain itu, ada pula yang dilakukan oleh marga tertentu yang lebih cenderung melakukan aktifitas penenunan berdasar pada motif kain pusaka mereka sendiri.

Makanan Khas Maluku Utara
Makanan Khas Maluku Utara terkenal dengan olahan ikan yang pedas. Terdapat banyak pilihan olahan kuliner mulai dari camilan hingga hidangan utama. Makanan khas di Maluku Utara ini biasanya adalah makanan / hidangan utama.
Disajikan sebagai lauk untuk makan. Makanan ini juga termasuk ke dalam makanan tradisional karena sudah ada sejak zaman dahulu kala.
Maluku Utara, provinsi yang dijuluki sebagai “Negeri Rempah-Rempah” ini memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa.
Perpaduan budaya dan rempah-rempah menghasilkan cita rasa khas yang tak terlupakan. Berikut 15 daftar makanan khas Maluku Utara yang wajib kamu coba:

3. Tari Salai Jin
Tari tradisional yang satu ini kerap kali dinilai sebagai tarian yang sarat akan magis. Pasalnya, tarian ini sering kali digunakan sebagai media komunikasi, oleh nenek moyang masyarakat Ternate dengan bangsa Jin, untuk meminta pertolongan dan menyelesaikan permasalahan hidup manusia.
Oleh sebab itu, tidak heran apabila tarian ini diberi nama tari Salai Jin. Karena, di dalam tarian ini memang mengandung unsur Jin.
Terlebih, melibatkan bangsa Jin dalam tarian sudah menjadi ciri khas dari tari tradisional Maluku yang satu ini.
(Baca Juga: Daftar Kesenian Tradisional Khas Aceh)

Tags: kerajinan maluku