... Kerajinan Khas Sumbawa: 5 Proyek DIY Sulaman dan Rajutan yang Harus Anda Coba!

Kerajinan Kreatif - Eksplorasi Keindahan dan Ketrampilan dalam Kerajinan Khas Sumbawa

Sejarah Kre Alang

Peradaban tradisi songket sudah dikenal dari awal Abad VII di Sumatera bagian Selatan dan mengalami persebaran ke bagian barat maupun timur nusantara hingga awal abad XIV. Diduga kuat bahwa menenun songket mendapat pengaruh Tradisi dan Budaya Melayu. Kata Alang dalam bahasa Melayu Kuno berarti Kemilau atau Gemerlap, sehingga Kre Alang dapat diartikan sebagai kain yang kemilau atau gemerlap. Tradisi menenun Songket banyak dimiliki oleh Bangsa Melayu baik yang mendiami Pulau Sumatera, Kalimantan maupun Semenanjung Malaysia. Teknik Sulam Jit Tahan Uji yang juga diterapkan pada tenun Kre Alang, dikenal sebagai sulam tertua yg berasal dari India.

Sementara Kata Songket yang dalam bahasa Sumbawa Songkat berasal dari Bahasa Melayu yg artinya mengait atau mencungkit. Hal ini berkaitan dengan cara pembuatan yakni mengait atau mengangkat sejumput benang tenun untuk menyelipkan benang emas. Tradisi ini kemudian menyebar dan dikenal hanya di beberapa lingkungan Budaya Melayu, seperti di Serawak, Kelantan dan Trengganu. Sedangkan Sulam Keringkam dikenal di Sambas, Pontianak, Riau dan Jambi. Lalu sulam Kalengkang/Kelingkan dikenal di Sambas, Pontianak, Riau dan Jambi. Di Kepulauan Riau, dikenal Sulam Manto, sementara di Lampung, Bengkulu dan Palembang dikenal Sulam Mudawaro/Maduwara. Hingga akhirnya sampai di sumbawa dengan ciri khas dari segi motif, ragam hias dan juga warna yang biasanya disesuaikan dengan sumber daya alam dan lingkungan di sumbawa. Pusat pembuatan Kre Alang di sumbawa ada di Desa Poto yang kemudian menyebar luas keseluruh daerah Sumbawa dan Sumbawa barat dengan memiliki ciri khas masing-masing.

Kre Alang berupa kain sarung berukuran lebih kecil dari sarung pada umumnya. Ukurannya setengah dari sarung biasa. Dan bedanya dengan kain tenun lainnya, Kre Alang memiliki motif yang dibuat dengan benang berwarna emas. Pada awalnya kerajinan tenun memiliki ragam hias dan warna yang terbatas. Dan juga beberapa ragam hias Kre Alang dan Sapu Alang hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu khususnya pada kesultanan dan para tokoh penting. Hal itu, karena motif Kre Alang dan Sapu Alang tidak terlepas dari pengruh-pengaruh seperti kebudayaan, kepercayaan, adat istiadat, tata kehidupan, alam (flora, fauna dan benda alam) yang dihubungkan dengan harapan dan maksud tertentu, yaitu dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya agar dijauhkan dari malapetaka, diberi kedamaian, kemenangan dan banyak lagi harapan lainnya. Seiring perkembangan kerajinan Kre Alang dan Sapu Alang sudah mulai banyak digunakan oleh masyarakat tidak terkecuali masyarakat kecil yang juga bisa merasakan.

Macam-macam Tari Tradisional Suku Samawa

Terinspirasi dari tradisi rakyat Sumbawa maka seniman yang berasal dari Sumbawa yaitu H. Mahmud Dea Batekal menciptakan sebuah tarian yang bernama tarian Nguri. Tarian ini dikemas dengan penuh khas dari masyarakat Sumbawa kemudian tarian ini mulai dikenal oleh masyarakt Sumbawa melalui acara budaya yang diselenggarakan disana.

Upaya mempercantik diri agar tampil lebih sempurna, digemari oleh setiap wanita sejak zaman lampau. Tradisi inipun dikenal pula oleh perempuan samawa. Seperti adanya tradisi “Rapancar” sebagai salah satu kelengkapan tata rias (memerahkan kuku jari tangan).

Rapancar sering dilakukan oleh para gadis ataupun ibu-ibu terutama menjelang Ramadhan dan mejadi salah satu syarat wajib bagi setiap calon pengantin, disamping Rapancar juga digunakan sebagai obat.

Bertolak dari tradisi inilah kemudian lahir tarian Rapancar sebagai tarian kreasi baru. Tarian ini diramu dengan gerak lunte, rempak sisik, ulat bejengkal, tanak linting sere, nyengal, bagintik dan lain-lain, gerak – gerik dimaksud bersumber dari gerak dasar tarian Sumbawa.

Tarian Pasaji

Tarian Pasaji dengan gerakan nyema (persembahan) yang penuh santun dibawakan oleh penari perempuan dengan terampil mempersiapkan pasaji. Pasaji atau makanan yang sudah dimasak akan dipersembahan kepada Sultan Sumbawa.

Gerakan dasar tarian ini memperlihatkan bagaimana tata cara mempersiapkan pasaji, tatacara meletakan pasaji, dan menyerahkannya pasaji kepada Sultan. Gerakan nyema (sembah) menjadi bagian penting dalam tarian ini. Hampir setiap perpindahan gerak diawali dan diakhiri dengan nyema. Tarian ini sangat dikenal oleh masyarakat dikecamatan Alas yang mendiami wilayah bagian barat dari kabupaten Sumbawa.

Pasaji ponan

thelangkahtravel.com

Tradisi pasaji ponan atau biasa disebut ponan merupakan sebuah tradisi sebagai bentuk rasa syukur pada saat padi akan berbuah atau bunting. Tradisi ini dilakukan oleh beberapa desa di Kabupaten Sumbawa, tepatnya Kecamatan Moyo Hlir.

Setiap tahunnya, setiap akan bergantian menjadi tuan rumah pelaksanaan tradisi ini, khususnya Dusun Lengas, Dusun Poto, dan Dusun Sameri.

Dalam tradisi ini, terdapat berbagai macam pertunjukan dan kesenian yang ditampilkan serta menyajikan pelbagai macam makanan khas Sumbawa. Pada awalnya, tradisi ini hanya berupa ucapan doa dan zikir. Seiring berjalannya waktu, pemerintah daerah setempat menjadikan acara ini sebagai acara untuk mendorong daya tarik pariwisata.

8. Dodol Rumput Laut

Salah satu oleh oleh khas Sumbawa yang tak boleh dilewatkan adalah dodol rumput laut. Jika dodol di daerah lain memiliki tekstur yang lembek dang lengket, dodol rumput laut khas Sumbawa ini teksturnya lebih padat kenyal.

Begitu pula dengan warnanya, jika dodol pada umumnya berwarna kecoklatan atau hitam, dodol rumput laut ini tersedia dalam warna warni cerah menggoda. Warna warni ini dibuat menyesuaikan rasanya. Ada rasa melon, strawberry, nanas, durian, tomat dan masih banyak lainnya.

Rumput laut memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Bagus untuk menurunkan berat badan, menambah energi, menguatkan tulang dan gigi , melawan radikal bebas hingga memelihara kesehatan jantung. Jadi kalau kamu pas jalan jalan ke Sumbawa, jangan lupa membawa dodol rumput laut.

Baca juga : 10 Oleh Oleh khas Tarakan yang Wajib Kamu Bawa Pulang
Tags: kerajinan

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia