Kerajinan Sulam Tradisional Toraja - Kecantikan dan Kreativitas dalam Karya Jarum dan Benang
Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Tradisi
Perubahan sosial yang pesat membawa dampak mendalam pada tradisi Toraja. Urbanisasi dan globalisasi merambah, merusak keberlanjutan nilai-nilai lokal.
Masyarakat yang sebelumnya kental dengan gotong-royong dan kehidupan komunal, kini terpengaruh oleh dinamika modern yang membawa nilai-nilai konsumen dan individualisme.
Dalam menghadapi perubahan ini, masyarakat Toraja terperangkap antara mempertahankan akar budaya dan beradaptasi dinamika zaman. Ritual adat yang seharusnya diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya terancam hilang, dan kekhawatiran terhadap kelestarian tradisi semakin nyata.
3. Miniatur Rumah Adat Tongkonan
Tongkonan merupakan nama dari rumah adat masyarakat suku Toraja. Rumah ini terlihat sangat unik dengan atap melengkung ke atas mirip seperti perahu yang terdiri atas susunan bambu. Ciri khas lain dari Rumah Tongkonan yaitu adanya tanduk kerbau pada bagian depan rumah. Rumah Tongkonan berasal dari kata “tongkon” yang artinya duduk bersama-sama.
Rumah Tongkonan dibagi menjadi dua jenis sesuai fungsi dan peranan masyarakat sekitarnya. Ada Tongkonan Karua dan Tongkonan A’Pa’. Hal unik lainnya dari Rumah Tongkonan adalah rumah ini digunakan oleh masyarakat yang turunaannya memegang peranan penting dalam masyarakat adat setempat.
Ketika keluyuran ke Tana Toraja, kamu bisa melihat langsung rumah Tongkonan yang unik ini secara langsung. Namun, bisa juga membawanya pulang dalam bentuk miniatur. Jika kamu suka mengoleksi miniatur rumah adat, maka wajib membawa oleh-oleh yang satu ini. Miniatur Rumah Tongkonan bisa kamu temukan di sini sesuai dengan jenisnya.
5. Bannang-Bannang
Bannang-Bannang merupakan salah satu cemilan khas Sulawesi Selatan yang juga dijual di Tana Toraja. Kue ini disebut juga sebagai Kue Rambut karena bentuknya seperti rambut yang silang menyilang dan sulit dipisahkan. Dalam bahasa Makassar, Bannang-Bannang artinya adalah benang-benang. Kue ini memiliki rasa yang manis dan gurih.
Tak hanya sekadar kue, Bannang-Bannang dimaknai sebagai simbol dari hubungan yang saling mengait satu sama lain. Maka dari itulah kue Bannang-Bannang selalu dihidangkan dalam upacara pernikahan di Sulawesi Selatan karena kue ini erat kaitannya dengan hubungan keluarga yang dipersatukan dalam upacara pernikahan.
Tags: kerajinan toraja