Kerajinan Kulit Garut - Seni Sulaman Jarum dan DIY yang Memukau
Daerah Sentra Kerajinan Kulit di Indonesia
Daerah penghasil kerajinan kulit di Indonesia berikut ini memanfaatkan leather yang merupakan hasil penyamakan sebagaimana yang diterangkan tadi. Biasanya tiap daerah penghasil kerajinan kulit ini memproses kulit yang berbeda atau menggunakan kulit yang berbeda yaitu mulai dari kulit sapi, kambing, domba dan lainnya. Berikut beberapa daerah yang terkenal,
1. Yogyakarta
Biasanya Yogyakarta terkenal dengan berbagai produk batiknya. Namun bukan hanya itu, Yogyakarta juga terkenal akan produk-produk berbahan dasar kulit. Salah satu tempat untuk melihat berbagai produk kulit di Yogyakarta adalah Desa Manding. Desa yang terletak di Kabupaten Bantul ini sudah memproduksi berbagai produknya sejak tahun 1940an.
Di sini bisa ditemukan beragam kerajinan kulit seperti dompet, tas, sepatu hingga jaket. Kerajinan kulit Mading sempat menjadi lebih populer pada 1970an hingga 1980an. Kini terdapat sekitar 42 rumah produksi dan 48 showroom penjualan kerajinan kulit di Mading. Salah satu produsen yang dikenal di Jogja adalah Aleta Leather yang juga memproduksi paket seminar kit.
2. Garut
Industri kulit yang terdapat di Garut berada di Sukaregang. Usaha ini sudah dimulai sekitar tahun 70-an. Berkat Desa ini, Garut bisa dibilang adalah daerah penghasil produk kulit yang paling terkenal di Indonesia. Banyak produk jaket, sepatu, hingga tas kulit yang dihasilkan dari Garut.
Dengan kualitas yang bagus dan harga yang bersaing, produk kulit dari Sukaregang menjadi favorit masyarakat. Mayoritas pengrajin kulit di daerah ini menggunakan kulit asli, seperti kulit domba, sapi, dan kerbau, yang pemakaiannya disesuaikan untuk produk yang akan dibuat.
3. Magetan
Industri kulit di Magetan mungkin merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Munculnya kerajinan kulit di daerah ini konon berlangsung sejak 1830, tepatnya saat Perang Diponegoro berakhir. Industri kulit Magetan mencapai kejayaannya pada tahun 1950-1960an.
Situ Bagendit
Situ Bagendit terletak cukup dekat dari terminal Garut, hanya sekitar 4-5 KM saja. lokasinya berada di kecamatan Banyuresmi, dan tepat berada dipinggir jalan raya sehingga ngga bakalan terlewat. Disini kita bisa berkeliking situ/danau dengan perahu kayuh (bebek-bebekan) ataupun menggunakan rakit. Di waktu weekend, ada juga warung yang buka di tengah situ lho.. rada unik juga.
Untuk menuju lokasi, arahkan kendaraan ke terminal Garut- Banyuresmi. Lokasi situ berada di sebelah kiri kira-kira 5 KM dari terminal.
Jika menggunakan kendaraan umum, naik angkot jurusan garut – banyuresmi dari terminal, berhenti di gerbang masuk situ bagendit. Bisa juga naik delman dari terminal guntur.
Industri jaket kulit
Di rumah produksi tersebut, kalian akan disuguhkan dengan pemandangan dari kesibukan aktivitas para pengrajin yang sedang sibuk dalam melakukan tugas masing-masing.
Ada bagian yang bertugas untuk memotong bahan, membuat tali selempang, membuat pola hingga menjahit.
Pokoknya disini sobat Turisian berkesempatan untuk bisa melihat rumitnya proses pembuatan semua produk berbahan dasar kulit tersebut secara langsung.
Industri jaket kulit di Sukaregang ini merupakan industri rumahan. Maka mulai dari kulit yang baru dikuliti hingga proses penjahitan rampung bisa disaksikan oleh wisatawan yang datang.
Dalam satu bulan, industri di sini bisa memproduksi sekitar 2.000 jaket melalui serangkaian proses tertentu.
Diawali dengan pemilihan bahan kulit yang berkualitas wahid, membuat pola, memotong bahan dan kemudian menjahit, namun pembuatan tas berbahan dasar kulit bisa jauh lebih rumit dari tas bahan biasa.
Kerumitan terbesar dari pembuatan tas kulit terletak pada proses penjahitannya, teknik menjahit serta alat jahit yang digunakan jauh berbeda dengan cara mengerjakan tas biasa.
Bahkan, sedikit kesalahan dalam proses penjahitan bisa berakibat fatal pada permukaan tas hingga menjadi rusak, maka dari itu seorang penjahit kulit harus memiliki dasar, skill serta pengalaman yang mumpuni.
Sayangnya, para pengrajin Kulit dari Sukaregang justru lebih mengandalkan pasar konsumen dari luar Kota Garut, sebab saat ini tidak begitu banyak warga asli Garut yang datang langsung ke toko.
Proses Pembuatan Leather
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini akan dilakukan yang namanya curing. Dalam bahasa Indonesia tahapan ini disebut penggaraman. Kulit yang diberi garam akan mampu membersihkan berbagai bakteri yang menyebabkan pembusukan. Sehingga akan lebih awet melalui tahapan selanjutnya.
Proses penggaraman ada beberapa jenis. Pada jenis welt-salting, kulit ditaburi garam dan dipres dengan alat selama 30 hari. Lain halnya dengan brine-curing (larutan air-garam), kulit diaduk dalam kolam air asin selama 16 jam. Proses curing juga bisa dilakukan dalam kondisi suhu sangat rendah. Penyamakan kulit dilanjutkan ke tahap beamhouse.
2. Tahan pre-tanning
3. Tahap tanning
Ada beberapa metode tanning yang biasa digunakan untuk menyamak kulit. Penggolongan ini berdasarkan bahan penyamak yang digunakan. Beberapa jenis tanning dalam industri kulit penyamakan dengan mineral/logam (Mineral tanning, chrome tanning), penyamakan nabati (Vegetable Tanning), penyamakan sintetis (Synthetic Tanning), penyamakan minyak (Oil Tanning), penyamakan kombinasi (Combination Tanning).
4. Tahap finishing
Proses finishing menggunakan kombinasi perlakuan pelapisan (coating). Misalnya saja aplikasi teknik padding, spraying, atau roller coating. Beberapa proses mekanik seperti buffing, staking dan embossing juga dilakukan untuk mendapatkan kulit dengan spesifikasi tertentu.
Tujuan dari tahap finishing adalah meminimalkan cacat tanpa menghilangkan keindahan asli kulit, memunculkan efek mengkilap (gloss) pada tingkatan tertentu, memastikan bahwa kulit lebut, bisa di mal dan dapat dilipat, memberikan pelindung tambahan pada permukaan kulit, membuat permukaan kulit mudah dibersihkan dan memberikan efek tambahan seperti tampak antik dan klasik.
Tags: kerajinan kulit