Kerajinan Kulit Jogja - Keindahan Seni Sulaman Kulit dalam Dunia DIY
Gerabah Kasongan
Gerabah merupakan sebuah kerajinan yang selalu ada hampir di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan Kasongan merupakan sebuah desa yang berada di Bantul, Yogyakarta. Kota ini sudah membuat kerajinan gerabah sejak meletusnya perang Diponegoro yaitu pada tahun 1825-1830. Masyarakat Kasongan membuat gerabah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Gerabah yang dibuat biasanya merupakan peralatan rumah tangga seperti kuali, pengaron, kendi, anglo, cowèk, dan alat lainnya.
Sejak saat itu Kasongan tak hanya menghasilkan gerabah peralatan rumah tangga tetapi juga souvenir yang cantik. Pada tahun 1980 an kerajinan gerabah mengalami puncak kejayaannya dimana sepanjang jalan di Kasongan terdapat banyak sanggar untuk belajar membuat gerabah. Kerajinan gerabah Kasongan pun tak hanya diminati oleh masyarakat lokal tetapi juga oleh bangsa lain seperti dari Jepang, Eropa, Australia, hingga Kanada.

Bagbone Leather
Rekomendasi produsen kerajinan kulit berikutnya adalah Bagbone Leather. Bagbone Leather merupakan produsen kerajinan kulit yang berdiri sejak tahun 2010. Dengan beragam produk yang ditawarkan oleh Bagbone Leather meliputi dompet pria, tas perjalanan, tas tote, tas sling, tas bahu, tas messenger, aksesoris, tas wanita, koper, ransel wanita, ransel pria, dan lain-lain.
Apabila Anda ingin mencari kerajinan kulit dari kulit sapi asli, disinilah tempatnya. Kerajinan kulit berkualitas dihasilkan di tempat ini seperti clutch, dompet kulit, id card, tas kulit, tas seminar, cover laptop, handbag, dan berbagai produk lainnya. Menariknya lagi, Anda bisa custome produk kulit di sini.

Asal Usul Sentra Kerajinan Kulit Manding
Ketika kita berbicara tentang Sentra Kerajinan Kulit Manding yang terkenal, kita harus merenung tentang asal usulnya yang penuh sejarah. Sentra kerajinan kulit ini bukanlah hasil kebetulan, melainkan warisan dari perjuangan dan inovasi sejumlah individu yang berani mengambil langkah besar.
Cerita dimulai pada tahun 1947, ketika tiga pemuda berani dari dusun Manding, Yogyakarta, bernama Prapto Sudarmo, Ratno Suharjo, dan Wardi Utomo, memutuskan untuk mencari pekerjaan di pusat kota Yogyakarta. Mereka tidak hanya mencari pekerjaan biasa, tetapi mereka berakhir bekerja di sebuah perusahaan pengolahan kulit yang memproduksi berbagai barang, termasuk pakaian dan pelana untuk kuda.
Dari perusahaan inilah mereka memperoleh pengetahuan dasar tentang pengolahan kulit. Tidak puas hanya bekerja sebagai karyawan, ketiga pemuda tersebut akhirnya memutuskan untuk merintis usaha sendiri yang berbasis kulit. Mereka mengumpulkan bahan baku kulit bekas dan mulai menciptakan berbagai produk kerajinan kulit seperti sepatu, tas, ikat pinggang, dompet, jaket, dan lainnya.
Pada awalnya, usaha mereka berskala kecil, tetapi dengan waktu, semakin banyak warga dusun Manding yang tertarik untuk bergabung. Puncaknya, pada tahun 1970-an, bisnis kerajinan kulit Manding mulai melejit dan karya mereka dikenal oleh banyak orang.
Produk-produk kerajinan kulit dari Manding awalnya dijual di Pasar Ngasem, Yogyakarta, tetapi dengan meningkatnya minat wisatawan dalam dan luar negeri, serta semakin banyaknya perajin yang membuka usaha di dusun Manding, toko-toko mereka mulai menjamur di sekitar dusun Manding pada tahun 1980-an.
Selama perjalanan panjangnya, industri kerajinan kulit Manding menghadapi banyak tantangan, termasuk gempa bumi hebat yang melanda Yogyakarta pada tahun 2006. Namun, dengan bantuan dari berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia yang menjadikan dusun Manding sebagai desa binaan, serta peningkatan lahan yang disewakan di sekitar dusun Manding, industri ini bangkit kembali dengan cepat.

Keris
Keris merupakan senjata tradisional khas Jawa termasuk Yogyakarta yang sudah ada sejak dahulu kala. Bagi masyarakat Jogja keris bukan hanya sekedar senjata tetapi juga benda berharga yang mengandung nilai filosofi leluhur. Keris terbuat dari besi yang dibentuk meliuk-liuk hingga menampilkan kesah gagah dan eksotis. Setiap keris memiliki bentuk liukan atau disebut luk dengan jumlah ganjil mulai dari tiga hingga seterusnya.
Jumlah luk yang ganjil bukan tanpa maksud dalam artian ada maknanya sendiri. Makna tersebut adalah manusia tidak akan pernah bisa genap atau sempurna. Keris memiliki wadah pembungkus yang disebut dengan warangka. Cara mengeluarkan keris dari warangka pun memiliki arti. Apabila pemilik keris tersebut dikeluarkan dengan cara menarik warangkanya maka berarti pemilik tersebut menghormat pandai besi atau pembuat keris tersebut. Namun jika pemilik keris mengeluarkannya dengan cara menarik gagang keris itu menandakan ia akan menikam atau menusuk seseorang.
Selain sebagai senjata tradisional, keris juga merupakan simbol dari status sosial seperti keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek yang hanya boleh digunakan dan dimiliki oleh sultan keraton Yogyakarta. Keris juga kerap dijadikan sebagai aksesoris pelengkap dalam berpakaian terutama pakaian adat.

Proses Pembuatan Leather
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini akan dilakukan yang namanya curing. Dalam bahasa Indonesia tahapan ini disebut penggaraman. Kulit yang diberi garam akan mampu membersihkan berbagai bakteri yang menyebabkan pembusukan. Sehingga akan lebih awet melalui tahapan selanjutnya.
Proses penggaraman ada beberapa jenis. Pada jenis welt-salting, kulit ditaburi garam dan dipres dengan alat selama 30 hari. Lain halnya dengan brine-curing (larutan air-garam), kulit diaduk dalam kolam air asin selama 16 jam. Proses curing juga bisa dilakukan dalam kondisi suhu sangat rendah. Penyamakan kulit dilanjutkan ke tahap beamhouse.
2. Tahan pre-tanning
3. Tahap tanning
Ada beberapa metode tanning yang biasa digunakan untuk menyamak kulit. Penggolongan ini berdasarkan bahan penyamak yang digunakan. Beberapa jenis tanning dalam industri kulit penyamakan dengan mineral/logam (Mineral tanning, chrome tanning), penyamakan nabati (Vegetable Tanning), penyamakan sintetis (Synthetic Tanning), penyamakan minyak (Oil Tanning), penyamakan kombinasi (Combination Tanning).
4. Tahap finishing
Proses finishing menggunakan kombinasi perlakuan pelapisan (coating). Misalnya saja aplikasi teknik padding, spraying, atau roller coating. Beberapa proses mekanik seperti buffing, staking dan embossing juga dilakukan untuk mendapatkan kulit dengan spesifikasi tertentu.
Tujuan dari tahap finishing adalah meminimalkan cacat tanpa menghilangkan keindahan asli kulit, memunculkan efek mengkilap (gloss) pada tingkatan tertentu, memastikan bahwa kulit lebut, bisa di mal dan dapat dilipat, memberikan pelindung tambahan pada permukaan kulit, membuat permukaan kulit mudah dibersihkan dan memberikan efek tambahan seperti tampak antik dan klasik.

Tags: kerajinan kulit jogja