Keindahan Kerajinan Kulit Magetan - Seni Menjahit DIY yang Menginspirasi
Sejarah Dinamis Magetan
Pekerjaan tersebut terus ia lakukan hingga SMA. Dia terpaksa harus membagi fokusnya dalam bersekolah dan bekerja agar dapat terus membiayai sekolahnya dan juga memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena pekerjaannya tersebut, tidak jarang Suwarno muda harus bolos sekolah demi mengejar target produksi ataupun mejual produknya ke pasar. Meski begitu, dari sana pula ia mengasah kemampuannya sebagai pengrajin kulit.
Di sekitar tahun 1993-1994, Suwarno mulai merambah ke produksi sandal kulit. Baru beberapa saat memulai usaha baru, Indonesia mengalami penurunan nilai mata uang Rupiah. Penurunan nilai mata uang atau devaluasi ini terjadi dengan persentase yang lumayan besar sehingga membuat dirinya tidak mampu melanjutkan usahanya. Meski begitu, berkat usahanya sendiri, Suwarno mampu bangkit dari kebangkrutan tersebut.
Pada tahun 1995, Suwarno memutuskan untuk berhenti memproduksi sandal dan pergi merantau. Tujuannya adalah untuk belajar mandiri dan menghidupi dirinya sendiri. Menghargai waktu, uang serta apa yang sudah ia miliki saat ini. Jakarta menjadi kota perantauan pertamanya. Disana, ia bekerja sebagai buruh pabrik percetakan dengan gaji 4.000 rupiah per hari selama 6 bulan.
Krisis moneter dan devaluasi rupiah tahun 1998 menjadi pemicu kebangkrutan kedua dari Suwarno. Tidak hanya bagi dirinya sendiri tentunya, tapi juga bagi hampir semua pengusaha di Indonesia. Mencukupi kebutuhan pokok diri sendiri saja sulit, apalagi untuk melanjutkan usahanya yang kini sudah semakin berkembang. Pada akhirnya, Suwarno terlilit hutang yang cukup banyak. Namun, karena dirinya mampu menjaga kepercayaan dengan supplier bahan baku, pelanggan serta teman-temannya, Suwarno akhirnya mampu bangkit dari kebangkrutan. Hubungan baik yang selalu ia jaga membantu usahanya terus berjalan. Ditengah kondisi yang sulit, ia tetap bisa memproduksi sandal kulit dan menjualnya dipasar.

6 Fakta Menarik Magetan, Kabupaten Berjuluk The Nice of Java
Salah satu destinasi wisata terkenal di Kabupaten Magetan adalah Gunung Lawu yang berlokasi di tiga Kabupaten.
Diperbarui 07 Jan 2022, 08:30 WIB Diterbitkan 07 Jan 2022, 08:30 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Magetan adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang beribu kota di Magetan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi di utara, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Ponorogo, serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Kabupaten Magetan dilintasi jalan raya utama Surabaya-Madiun-Yogyakarta dan jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa, namun jalur tersebut tidak melintasi Kota Magetan. Satu-satunya stasiun yang berada di wilayah kKabupaten Magetan adalah Stasiun Magetan yang terletak di wilayah Kecamatan Barat.
Magetan juga dikenal karena kerajinan kulit (untuk alas kaki dan tas). Di sana ada sentra kerajinan kulit yang berlokasi di Jalan Sawo, Kelurahan Selosari, ramai dikunjungi wisatawan. Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Magetan. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Magetan yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
6 Fakta Menarik Grobogan, Punya Api Abadi dan Air Kolam yang Bisa Bikin Awet Muda
Graha Pusat Literasi Resmi Berdiri di Magetan, Bupati Suprawoto: Mimpi yang Jadi Kenyataan
1. Julukan Magetan
Julukan lainnya adalah Kota Kaki Gunung, karena letak geografisnya yang berada di kaki dan lereng Gunung Lawu. Julukan lainnya adalah The Sunset of East Java, karena letak geografisnya yang berada di ujung paling barat dari Provinsi Jawa Timur.

Dinamis Magetan di Masa Kini
Saat ini, Dinamis Magetan sudah berkembang menjadi lebih besar. Kini, mereka sudah memiliki rumah produksi sendiri dengan berbagai alat modern untuk memepercepat proses produksi. Rumah produksi ini bertempat di Dusun Jejeruk, Desa Candirejo, RT02 RW04, Kec. Magetan, Kab. Magetan, Jawa Timur. Kalian bisa temukan lokasinya di Google Maps, berikut tautannya : .
Reno Arifigar
Blogger di waktu senggang. Aktif mengikuti perkembangan Video Game, Komputer dan Gadget. Freelance sebagai teknisi komputer (perakitan, maintenance dan troubleshooting).
Tinggalkan BalasanBatalkan balasan
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Dinamis Magetan, Pengrajin Sandal Kulit Nabati dari Magetan
Dinamis Magetan adalah merek sandal kulit milik Bapak Suwarno yang berfokus pada memproduksi Sandal Kulit Nabati khas Magetan. Workshop atau tempat produksinya beralamat di Dusun Jejeruk, Desa Candirejo, RT02 RW04, Kec. Magetan. Ya, mereka berada di kampung pengrajin kulit Jejeruk. Dinamis Magetan memproduksi sandal kulit dengan desain yang terinspirasi dari berbagai hal disekitar kita. Beberapa contohnya seperti rantai, daun, ondo (tangga), kupat (ketupat) dan donat. Desain ini mereka terapkan pada upper sandal dan dikombinasikan dengan kulit nabati yang diwarna dengan pewarna alami khas Magetan. Saat ini, dusun Jejeruk menjadi satu-satunya kampung pengrajin kulit yang masih mempertahankan kerajinan kulit nabati.
Produk sandal kulit dari Dinamis Magetan terkenal awet dan nyaman digunakan. Beberapa pengguna produk sandal Dinamis Magetan mengaku bahwa mereka sampai bosan memakai sandalnya karena saking awetnya. Jadinya, mereka memiliki beberapa sandal untuk digunakan secara bergantian. Berdasarkan katalog produk Dinamis Magetan di Tokopedia, variasi model sendal mereka cukup banyak. Untuk sandal kulit nabati wanita, mereka sudah punya sekitar 45 model dengan berbagai kombinasi warna. Sedangkan untuk sendal kulit nabati pria, saat ini ada 9 model.
Sandal Kulit buatan Dinamis Magetan memiliki opsi ukuran yang sangat banyak, untuk sandal wanita, dimulai dari ukuran 37 hingga 40. Ada juga ukuran jumbo mulai dari 41 sampai 43. Untuk sandal pria, ukurannya mulai dari 39 hingga 43 dengan opsi jumbo ukuran 44 sampai 46. Lalu, bagaimana brand sandal kulit ini bermula? Berikut kisahnya yang saya rangkum berdasarkan cerita dari sang owner, Bapak Suwarno.

Tags: kerajinan kulit magetan