Kerajinan Sulawesi Tengah - Keindahan dan Kreativitas dalam Seni Sulam Tradisional
Batik Bomba
Batik Bomba adalah kerajinan tangan yang berasal dari suku Kaili, salah satu suku adat yang mendiami wilayah Kota Palu. Kata bomba sendiri berasal dari bahasa Minahasa yang dimaknai sebagai keterbukaan atau kebersamaan, dua nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Palu.
Proses pembuatan batik Bomba tidak banyak berubah sejak dahulu. Dengan menggunakan kain sutra pilihan, batik ditenun menggunakan alat tenun tradisional. Untuk menggambarkan corak atau motifnya, tinta yang digunakan pun adalah pewarna alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sementara itu, alat-alat membatik seperti canting dan cetakan kayu juga digunakan dalam proses pembuatan batik khas Palu ini.
Kain batik biasanya dihias dengan berbagai bentuk motif yang menggambarkan kebudayaan Kota Palu, Donggala, dan Provinsi Sulawesi Tengah pada umumnya. Motif batik Bomba yang banyak dibuat meliputi motif bunga cengkih, rumah adat souraja, burung maleo, rumah adat Kalli, lekatu, serta motif sambulugana yang merupakan perpaduan tumbuhan pinang dan sirih.
Batik Bomba kerap digunakan sebagai simbolis dalam berbagai perayaan dan upacara adat, termasuk dalam acara pernikahan. Batik Bomba dengan motif sambulugana, misalnya, biasa digunakan sebagai persembahan simbolis untuk meminang pengantin wanita.

Fasilitas Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu
Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu menawarkan beberapa fitur menarik yang membuatnya menjadi tujuan wisata yang populer di Kota Palu. Salah satu fitur yang menjadi perhatian adalah aksesibilitas toilet khusus untuk pengguna kursi roda. Toilet ini dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pengguna kursi roda, seperti pintu yang lebar dan ruang yang cukup luas untuk manuver kursi roda. Dengan adanya toilet khusus ini, pengunjung dengan mobilitas terbatas dapat menikmati kunjungan mereka tanpa hambatan.
Selain itu, Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu juga cocok untuk anak-anak. Museum ini memiliki berbagai aktivitas dan area yang dirancang khusus untuk anak-anak, seperti ruang bermain dan area interaktif. Anak-anak dapat belajar dan bermain sambil mengeksplorasi koleksi museum. Dengan adanya fasilitas yang disesuaikan untuk anak-anak, Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu menjadi tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi oleh seluruh keluarga.
Selain fitur tersebut, Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu juga menyediakan fasilitas toilet yang memadai. Toilet yang bersih dan terawat dengan baik merupakan kebutuhan penting bagi pengunjung. Museum ini menyediakan fasilitas toilet yang nyaman dan bersih sehingga pengunjung dapat merasa nyaman selama kunjungan mereka. Toilet ini juga dilengkapi dengan perlengkapan yang diperlukan, seperti air mengalir, sabun, dan tisu toilet.
Dengan aksesibilitas toilet khusus untuk pengguna kursi roda, kecocokan untuk anak-anak, dan fasilitas toilet yang memadai, Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu adalah tujuan wisata yang layak untuk dikunjungi di Kota Palu. Pengunjung akan merasa nyaman dan terlayani dengan baik selama kunjungan mereka ke museum ini.

Sejarah dan Ciri Khas Kerajinan Kayu Hitam Palu
Kerajinan kayu hitam Palu sudah ada sejak zaman Belanda. Saat itu, kayu eboni banyak diekspor ke Eropa untuk dijadikan bahan mebel dan alat musik. Namun, ada juga kayu eboni yang tidak memenuhi standar ekspor karena bentuknya yang tidak rata atau cacat. Kayu-kayu ini kemudian dimanfaatkan oleh para pengrajin lokal untuk dijadikan produk lain yang lebih bernilai jual.
Kerajinan kayu hitam Palu memiliki ciri khas yang berbeda dari lainnya. Meski hitam, namun kayu tersebut tidak menggunakan cat atau pewarna. Melainkan mengandalkan warna asli dari kayu eboni. Selain itu, dalam membentuk kerajinan juga tidak menggunakan paku atau lem, melainkan mengandalkan teknik sambungan kayu yang kuat. Uniknya lagi, prosesnya tidak menggunakan mesin, cukup mengandalkan keterampilan tangan yang cekatan dari pengrajin.
Tags: kerajinan lawe