Kerajinan Sulawesi Tengah - Keindahan dan Kreativitas dalam Seni Sulam Tradisional
Harga Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu
Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu, located in Kota Palu, is a must-visit attraction for history and culture enthusiasts. This museum showcases the rich heritage and traditions of Central Sulawesi. Visitors can explore various exhibits and artifacts that provide insights into the region's past.
When planning a visit to Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu, it is essential to consider the menu prices and offers available. The museum does not have a restaurant or cafe on-site, but there are several dining options nearby. Visitors can find a variety of local eateries and restaurants in Kota Palu, offering traditional Indonesian cuisine and international dishes to cater to different tastes and preferences.
Regarding parking facilities, Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu provides parking spaces for visitors who prefer to travel by private vehicles. The parking fee is usually nominal and can be paid upon entry or exit. However, it is advisable to bring sufficient cash or small change to facilitate the payment process.
In conclusion, Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu offers a fascinating journey through the history and culture of Central Sulawesi. While the museum does not have its own restaurant, visitors can find various dining options nearby. The ticket prices are affordable, and parking facilities are available for those traveling by car. Plan your visit to this remarkable museum and immerse yourself in the captivating heritage of Sulawesi Tengah.

Jam Kerja, Buka dan Tutup Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu
Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu adalah salah satu tujuan wisata yang menarik di Kota Palu. Museum ini memiliki jam operasional yang berbeda-beda setiap harinya. Pada hari Rabu, Kamis, Senin, dan Selasa, Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu buka mulai pukul 07.30 hingga 16.00. Pada hari Jumat, museum ini buka mulai pukul 07.30 hingga 16.30. Namun, pada hari Sabtu dan Minggu, museum ini tutup. Dengan jam operasional yang jelas, pengunjung dapat merencanakan kunjungan mereka dengan baik. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi koleksi yang menarik di Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah - Palu!
Day | Working Hour |
---|---|
Rabu | 07.30-16.00 |
Jumat | 07.30-16.30 |
Kamis | 07.30-16.00 |
Sabtu | Tutup |
Senin | 07.30-16.00 |
Minggu | Tutup |
Selasa | 07.30-16.00 |

Sejarah dan Ciri Khas Kerajinan Kayu Hitam Palu
Kerajinan kayu hitam Palu sudah ada sejak zaman Belanda. Saat itu, kayu eboni banyak diekspor ke Eropa untuk dijadikan bahan mebel dan alat musik. Namun, ada juga kayu eboni yang tidak memenuhi standar ekspor karena bentuknya yang tidak rata atau cacat. Kayu-kayu ini kemudian dimanfaatkan oleh para pengrajin lokal untuk dijadikan produk lain yang lebih bernilai jual.
Kerajinan kayu hitam Palu memiliki ciri khas yang berbeda dari lainnya. Meski hitam, namun kayu tersebut tidak menggunakan cat atau pewarna. Melainkan mengandalkan warna asli dari kayu eboni. Selain itu, dalam membentuk kerajinan juga tidak menggunakan paku atau lem, melainkan mengandalkan teknik sambungan kayu yang kuat. Uniknya lagi, prosesnya tidak menggunakan mesin, cukup mengandalkan keterampilan tangan yang cekatan dari pengrajin.
Kerajinan Anyaman Daun Silar
Anyaman daun silar merupakan kerajinan tangan dari Palu yang diprakarsai dan dikembangkan oleh masyarakat lokal. Silar merupakan bahasa Minahasa untuk pohon gebang, yakni sejenis pohon palem yang banyak tumbuh di daerah dataran rendah dengan batang yang besar dan tinggi. Umumnya, daun silar yang sudah mengering hanya berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibakar untuk mengurangi tumpukannya.
Namun, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, masyarakat Palu dan sekitarnya mulai memanfaatkan dan mengembangkan daun silar kering menjadi kerajinan tangan bernilai jual tinggi. Produk-produk hasil kerajinan ini bahkan diumumkan oleh Pemerintah Kota Palu sebagai salah satu produk unggulan dari ibu kota Sulawesi Tengah ini.
Demikian ulasan mengenai sejumlah kerajinan tangan dari Palu, Sulawesi Tengah, yang tidak hanya memiliki nilai seni, tetapi juga menyimpan nilai manfaat yang tinggi. Dengan pengelolaan yang baik dan efektif, berbagai produk kerajinan tangan tersebut juga memiliki nilai jual dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian. Tentu saja, hal ini dilakukan tanpa mengurangi unsur budaya dan tradisional yang dimilikinya.
Read next
Kain Tenun Berkualitas
Donggala memang terkenal sebagai penghasil kain tenun yang berkualitas dan bercorak indah. Karena tenun daerah ini berbahan dasar kain sutra yang diberikan tenunan – tenunan benang perak dan emas. Selembar sarung tenun Donggala asli dibuat dari benang yang halus dan berwarna – warni bak pelangi.
Satu lagi keunikan dari kain ikat Donggala adalah kain tenunnya memiliki motif yang umum atau bersifat universal. Jadi siapa saja baik dari kalangan atas maupun bawah bisa menggunakan kain tenun ikat ini. Jadi dari sini kain Donggala memiliki makna persamaan derajat yang tersimpan. Tidak ada perbedaan atau diskriminasi dari kalangan bawah dan kalangan atas, semua memiliki derajat yang sama di mata Tuhan.
Hal ini sangatlah berbeda dengan kain tenun yang berasal dari daerah lain di Indonesia. Seperti halnya kain ulos atau kain tenun yang berasal dari pulau Nusa Tenggara. Di sana, ada motif kain tenun yang dikhususkan untuk para bangsawan atau pembesar suku.
Baca Juga : Tenun Aceh
Perbedaan yang mendasar ada dari sisi pemakai. Tenun ikat Donggala yang dibuat untuk kaum tua biasanya memiliki motif – motif dengan warna dasar yang cenderung gelap. Sedangkan gambar tenun Donggala untuk kaum muda memiliki motif dengan warna dasar cerah.
Tags: kerajinan lawe