Kerajinan Tangan Etnis Kalimantan Selatan - Seni Merenda dan DIY yang Memukau
Seni Ukir
Kerajinan tangan Seni Ukir dari Kalimantan Selatan mencerminkan keahlian pengrajin dalam mengolah kayu menjadi karya seni yang indah dan mengagumkan.
Seni ukir ini melibatkan proses memahat, memotong, dan mengukir kayu dengan menggunakan berbagai macam alat tangan tradisional maupun modern.
Seni ukir Kalimantan Selatan memiliki keunikan dalam motif dan gaya yang diinspirasi oleh alam sekitarnya, budaya lokal, dan mitologi setempat.
Motif-motif ini seringkali menggambarkan flora, fauna, hewan-hewan mitologis, serta tokoh-tokoh legendaris dalam kepercayaan masyarakat Kalimantan Selatan. Setiap ukiran memiliki kekhasan dan cerita yang terkait dengan kearifan lokal dan tradisi budaya yang diwariskan secara turun-temurun.
Pengrajin seni ukir Kalimantan Selatan menguasai berbagai teknik dan metode, termasuk ukiran cembung, ukiran timbul, ukiran pahat, dan ukiran kombinasi.
Mereka menggunakan alat-alat tradisional seperti pahat, pisau, dan gergaji kayu untuk menghasilkan detail yang rumit dan presisi tinggi.
Kayu-kayu yang digunakan bervariasi, mulai dari kayu jati, kayu ulin, hingga kayu meranti, yang dipilih berdasarkan kualitas dan karakteristik yang diinginkan.
Kerajinan tangan Seni Ukir Kalimantan Selatan tidak hanya menjadi karya seni yang estetis, tetapi juga memiliki nilai budaya yang tinggi.
Setiap ukiran mencerminkan keindahan alam, kearifan lokal, dan cerita yang mendalam dalam budaya masyarakat Kalimantan Selatan.
Karya seni ukir ini digunakan sebagai hiasan dinding, patung, perabotan rumah tangga, dan objek dekoratif lainnya.
Seni ukir juga memberikan kontribusi ekonomi yang penting melalui perdagangan dan industri kerajinan tangan.
Purun. Kearifan Lokal Suku Banjar yang Terus Lestari
Udara panas luar biasa menerjang wajah dan seluruh tubuh, saat saya melangkah masuk ke dalam mobil. Perut kenyang mengiringi karena kebetulan, di saat yang sama, saya, Yossie dan Yanna baru saja makan heboh di Rumah Makan Pondok Garuda yang berada di tengah kota Banjarbaru. Obrolan kami di dalam mobil pun tersendat-sendat karena rasa kantuk yang mendadak menyerang. Bagai sebuah panggilan alam. Makan, kenyang, ngantuk dan tidur.
Tapi niatan untuk tidur sejenak batal dengan sendirinya saat saya mendengarkan penjelasan Yossie tentang tempat yang sedang kami tuju. Ibu dua orang putri tersebut lancar, lincah dan semangat mengurai rinci tentang Kampung Purun Alam yang berada di Desa Guntung Manggis, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Sebuah desa/kampung yang sepanjang jalan isinya adalah para produsen, perajin dan UKM yang berkonsentrasi pada kerajinan anyaman purun.
Ocehan Yossie saya dengarkan dengan penuh perhatian meskipun mata mulai mengerjap-ngerjap tak jelas.
Bagi saya, yang juga adalah seorang pejuang produk kreatif, mendengarkan kisah sukses sebuah UKM adalah satu hal yang patut disimak. Ada banyak pelajaran hidup dan geliat usaha yang pantas untuk dilamati, dihormati dan dihargai. Apalagi, lewat uraian Yossie, saya mendapatkan informasi bahwa kerajinan menganyam ini dikuasai oleh semua warga kampung. Sebuah ketrampilan yang mengikat semua ibu-ibu untuk saling bergotong royong dan membantu usaha suami demi mengepulnya asap dapur.
Yossie juga menjelaskan bahwa menganyam sesungguhnya adalah bukti nyata dari filosofi Bauntung. Sebuah filosofi urang Banjar (suku Banjar) yang bermakna bahwa orang Banjar harus memiliki ketrampilan hidup. Sedari kecil mereka diajarkan ketrampilan tertentu agar dapat hidup mandiri, seperti halnya mengayam purun yang diwariskan secara turun temurun.
Lampit Rotan
Lampit ini merupakan lampit khas dari Banjarmasin, lampit merupakan salah satu kerajinan tikar buatan tangan yang khas dari Kalimantan Selatan, lampit ini memiliki ,otif yang etnik dan unik. Dan biasanya digunakan dalam pembuatan karpet, gorden, tas dan lain sebagainya.
Lampit rotan yang satu ini juga bisa dapat digunakan untuk sajadah dengan bagian depan dilapisi dengan kain yang bermotif dan dibelakangnya dilapisi menggunakan rotan tersebut. Lampit rotan mudah untuk digunakan dan dibersihkan, lampit rotan ini banyak dijumpai di daerah Martapura, Kalimantan Selatan.
Karpet yang berbahan dasar selain lampit rotan biasanya mempunyai hawa yang hangat, berbeda dengan lampit rotan yang justru memiliki permukaan yang dingin, karena lampit rotan mampu menyerap udara yang dingin.
Seni Ukir
Mengukir adalah kebiasaan masyarakat Kalimantan Selatan yang sudah ada sejak zaman dahulu. Masyarakat Banjar umumnya mengukir menggunakan kayu, yang diukir ialah perhiasan rumah – rumah, alat – alat perkakas, dan lain sebagainya yang bisa digunakan oleh masyarakat. Masyarakat Banjar juga mengukir diperahu ataupun dimakam – makam.
Sifat dan dasar dari ukiran tersebut sebagian dari pengaruh Suku Dayak yang disebut ukir bini, misalnya menggunakan motif bunga – bungaan, pohon – pohonan, buah – buahan, dan juga hewan – hewan. Alat pahat untuk mengukir pun cukup beragam antara lain adalah, pucuk rabung, gigi haruan, jembangan, dan juga awan.
Media mengukir yang digunakan biasanya ukiran surut, ukiran berangkap, dan ukiran dalam. Ukiran surut misalnya takaran beras, gagang pisau raut dan lain sebagainya. Ukiran dalam dan ukiran berungkap biasanya di penginangan kayu, kepala keris, badik, parang, sarung tombak, nisan kuburan, kepala tongkat, dan lain sejenisnya.
Itulah tadi ada enam kerajinan tangan yang dibuat di daerah Kalimantan Selatan. Semua kerajinan tangan tersebut sangat laris apabila dijual dipasaran, banyak orang membeli karena keunikan dan manfaatnya, bahkan bisa terjual sampai ke mancanegara.
Jika anda penasaran dan ingin belajar untuk membuat kerajinan – kerajinan tangan tersebut, anda bisa langsung datang ke Kalimantan Selatan. Orang – orang di Kalimantan Selatan akan sangat senang apabila kerajinan tangan khas ini ada yang ingin melestarikannya.
Cukup sampai disini pembahasan kita tentang kerajinan tangan khas Kalimantan Selatan, semoga kerajinan tangan ini akan tetap lestari sampai kita tua bahkan akan tetap dilestarikan dan terus diolah sampai ke anak cucu kita.
Tags: kerajinan tangan kalimantan