Manfaat yang Didapat oleh Penjahit dalam Dunia Kerajinan Tangan dan DIY
Jawaban
keuntungan maksimum yang dapat diperoleh penjahit tersebut adalah .css-fuon36sehingga didapat pertidaksamaan
menyatakan banyak sesuatu tidak mungkin bernilai negatif , sehingga
dan dari sebuah pakaian jenis II sebesar , sehingga fungsi objektifnya adalah :
Menentukan titik potong garis dengan sumbu koordinat
Selanjutnya, gambarkan daerah himpunan penyelesaiannya. Ingat :
- titik potong kedua garis (koordinat C)
Persamaan kalikan diperoleh dari persamaan dan ke persamaan diperoleh
Jadi, titik potong kedua garis adalah .
Substitusikan titik - titik pojok ke fungsi objektifnya
Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa dipahami bahwa upah borongan merupakan sistem pengupahan yang dapat diterapkan di berbagai industri yang pekerjaannya diukur berdasarkan satuan hasil, seperti industri kontraktor, pakaian, elektronik, dan sebagainya.
Apabila saat ini perusahaan Anda menerapkan sistem upah borongan, untuk mempermudah perhitungannya, Anda dapat menggunakan Gajihub, sebuah software payroll dan HR yang dengan beragam fitur canggihnya.
Salah satunya, Anda dapat memanfaatkan fitur payroll, yang memungkinkan Anda untuk mengatur nilai gaji, tunjangan, dan THR dengan mudah.
Selain itu, Gajihub juga dapat melakukan proses penggajian terkait seluruh komponen penghasilan hingga pemotongan upah karyawan secara otomatis.
Yuk, coba gratis selama 14 hari dengan klik tautan ini.
Catatan Kaki:
Break Even Point (Titik Impas atau Balik Modal) | Rumus, Contoh Soal dan Jawaban
Pengertian BEP atau Break Even Point adalah total pendapatan yang didapatkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Total keuntungan dan kerugian pada titik BEP adalah 0, artinya di titik ini adalah titik impas, dimana perusahaan dalam posisi netral. Yang dimana perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.
Rumus Titik Impas (Break Even Point)
Untuk menghitung break-even point dalam satuan menggunakan rumus:
Break Even Point = Biaya Tetap ÷ (Harga Penjualan per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Biaya Tetap – Biaya tetap adalah biaya yang biasanya tidak berubah, atau hanya berubah sedikit. Contoh biaya tetap untuk bisnis adalah biaya utilitas dan sewa bulanan.
Harga Jual per Unit– Ini adalah berapa banyak perusahaan akan membebankan konsumen hanya untuk satu produk yang perhitungannya sedang dilakukan.
Biaya Variabel per Unit– Biaya variabel adalah biaya yang terkait langsung dengan produksi suatu produk, seperti tenaga kerja yang disewa untuk membuat produk itu, atau bahan yang digunakan. Biaya variabel sering berfluktuasi, dan biasanya merupakan pengeluaran terbesar perusahaan.
Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi BEP
Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point ini dapat dihitung dengan cara membagi total biaya tetap produksi (Production Fixed Cost) dengan Harga Jual per Unit (Sales Price per Unit) dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk menghasilkan produk (Variable Cost). Berkut ini adalah persamaan atau Rumus BEP tersebut :
Penerapan Break Even Point dalam Break Even Analysis
Poin penting tentang break even point, bagaimana menerapkan break even point untuk menghasilkan keuntungan yang kamu inginkan dengan menggunakan break even analysis. Dengan contoh di atas, maka cara menghitungnya akan seperti ini
N unit yang dibutuhkan = (20.000.000 : margin kontibusi) + BEP unit
N unit = (20.000.000 : 20.000) + 2.500
N unit = 1.000 +2.500
Dengan menggunakan korelasi dari metode break even point dan break even analysis, manajer produksi XYZ dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus terjual agar perusahaan XYZ mendapat keuntungan yang di inginkan. Dalam contoh kasus ini Perusahaan XYZ harus menjual sebanyak 3.500 unit agar memperoleh keuntungan sebesar Rp.20.000.000.
Rumus titik impas
Anda perlu mengetahui biaya tetap dan variabel bisnis Anda jika Anda ingin menggunakan rumus titik impas.
TR = TC
P x X = TFC + V x V
P x X – V x X = TFC
(P – V) x X = TFC
X = TFC / P – V- TR: Pendapatan total/Total Revenue
- TC: Biaya total/Total Cost
- TFC: Biaya tetap total/Total Fixed Cost
- P: Harga
- V: Biaya variabel per unit
- dasar nilai
BEP = FC / (1 – VC / P)
- FC: Biaya tetap
- P: Harga jual per unit
- VC: Biaya variabel per unit
Industri Apa yang Menerapkan Sistem Upah Borongan?
Secara umum, sistem upah borongan digunakan untuk berbagai industri yang pekerjaannya dapat diukur dalam satuan pekerjaan atau produksi tertentu. Berikut beberapa contohnya:
1. Industri Konstruksi
Pekerjaan seperti pemasangan pipa, pengecatan, pemasangan lain, dan sebagainya sering kali menggunakan sistem upah borongan.
Pekerja atau kontraktor akan dibayar berdasarkan berapa banyak pekerjaan yang berhasil diselsaikan, misalnya dengan menghitung berapa banyak meter persegi lantai yang dipasang.
2. Industri Pakaian
Pekerjaan yang berkaitan denngan pakaian biasanya juga menerapkan sistem upah borongan. Para pekerja dibayar berdasarkan jumlah pakaian yang berhasil mereka jahit.
3. Manufatktur Elektronik
Dalam produksi elektronik seperti perakitan komponen atau perangkat elektronik, pekerjaan bisa diukur berdasarkan berapa banya produk yang berhasil dirakit atau diuji.
4. Industri Pertanian
Pekerjaan dalam industri pertanian melibatkan panen buah-buahan, pemetikan tanaman, dan pemangkasan tanaman, sehingga lebih cocok dengan sistem upah borongan. Pekerja dibayar bedasarkan seberapa banyak hasil pertanian yang berhasil mereka garap.
5. Pabrik Makanan dan Minuman
Industri pabrik makanan juga dapat menggunakan sistem upah borongan, misalnya berdasarkan jumlah unit yang berhasil dikemas.
6. Industri Logistik dan Pengiriman
Pekerjaan seperti pemindahan barang, pengemasan, dan pengirimanan bisa menggunakan sistem upah borongan berdasarkan jumlah pekerjaan yang berhasil diselesaikan.
7. Industri Kontraktor dan Renovasi
Tags: jahit yang diperoleh