Manfaat yang Didapat oleh Penjahit dalam Dunia Kerajinan Tangan dan DIY
Apa saja sih kerjaan seorang penjahit?
Pekerjaan penjahit adalah menyambung kain, kulit binatang, bulu, pepagan atau bahan-bahan lainnya yang dapat dilewati jarum jahit serta benang.
Pekerjaan menjahit ini memiliki beberapa tahap, mulai dari yang awal membuat pola hingga proses menjahitnya.
Dalam istilah design pola merupakan bagian-bagian yang terbuat dari kertas untuk dijiplak di atas kain sebelum digunting dan dijahit.
Pola dibuat berdasarkan model pakaian dan untuk ukurannya disesuaikan dengan badan si pemakainya.
Sesaat sebelum pola diangkat dari kain, tanda-tanda dan garis-garis pada pola dijiplak terlebih dulu ke atas kain dengan bantuan karbon jahit atau kapur jahit dan rader.
Meskipun menggunakan mesin jahit lebih rapi, akan tetapi tidak semuanya teknik jahitan dapat dilakukan dengan mesin tersebut.
Tahap terakhir yaitu penyetrikaan pada bagian-bagian yang sulit seperti kerah, lengan baju agar tidak kaku.
Seorang penjahit akan membuat dua jenis pakaian. Pakaian jenis Imemerlukan 1 m kain polos dan 1 , 5 m kain bermotif, sedangkan pakaian jenis II memerlukan 2 m kain polos dan 0 , 5 m kain bermotif. Bahan yang tersedia adalah 30 m kain polos dan 15 m kain bermotif. Penjahit tersebut mendapatkan keuntungan dari sebuah pakaian jenis I sebesar Rp 15.000 , 00 dan dari sebuah pakaian jenis II sebesar Rp 20.000 , 00 . Keuntungan maksimum yang dapat diperoleh penjahit tersebut adalah .
Seorang penjahit akan membuat dua jenis pakaian. Pakaian jenis I memerlukan 1 m kain polos dan 1 , 5 m kain bermotif, sedangkan pakaian jenis II memerlukan 2 m kain polos dan 0 , 5 m kain bermotif. Bahan yang tersedia adalah 30 m kain polos dan 15 m kain bermotif. Penjahit tersebut mendapatkan keuntungan dari sebuah pakaian jenis I sebesar Rp 15.000 , 00 dan dari sebuah pakaian jenis II sebesar Rp 20.000 , 00 . Keuntungan maksimum yang dapat diperoleh penjahit tersebut adalah .
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa dipahami bahwa upah borongan merupakan sistem pengupahan yang dapat diterapkan di berbagai industri yang pekerjaannya diukur berdasarkan satuan hasil, seperti industri kontraktor, pakaian, elektronik, dan sebagainya.
Apabila saat ini perusahaan Anda menerapkan sistem upah borongan, untuk mempermudah perhitungannya, Anda dapat menggunakan Gajihub, sebuah software payroll dan HR yang dengan beragam fitur canggihnya.
Salah satunya, Anda dapat memanfaatkan fitur payroll, yang memungkinkan Anda untuk mengatur nilai gaji, tunjangan, dan THR dengan mudah.
Selain itu, Gajihub juga dapat melakukan proses penggajian terkait seluruh komponen penghasilan hingga pemotongan upah karyawan secara otomatis.
Yuk, coba gratis selama 14 hari dengan klik tautan ini.
Catatan Kaki:
Apa yang Dimaksud dengan Upah Borongan?
Upah borongan atau piece rate adalah cara membayar karyawan berdasarkan berapa banyak hasil kerja atau proyek yang mereka kerjakan. Hal ini tentu berbeda dari sistem pembayaran pada umumnya, yang dihitung berdasarkan berapa lama mereka bekerja.
Pengertian mengenai upah borongan juga tercantum dalam rincian PER-16/PJ/2016, bahwa upah borongan merupakan upah yang diterima atau diperoleh pergawai yang terutang atau dibayarkan berdasarkan penyelesaian suatu jenis pekerjaan tertentu.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lukmanasari dkk (2016) upah pekerja merupakan komponen yang cukup besar, yaitu sekitar 30% di dalam nilai konstruksi. Oleh karena itu, perusahaan atau pemberi kerja wajib mengelola upah borongan dengan baik.
Biasanya, perusahaan akan membayar pekerja dengan tarif standar untuk setiap unit produk yang mereka kerjakan.
Contohnya, perusahaan tekstil yang mempekerjakan para penjahit dengan sistem upah borongan, yaitu Rp1.500 untuk setiap pakaian yang berhasil dijahit. Maka, apabila terdapat seorang penjahit yang berhasil menghasilkan 120 pakaian, ia akan memperoleh upah sebesa Rp180.000.
Break Even Point (Titik Impas atau Balik Modal) | Rumus, Contoh Soal dan Jawaban
Pengertian BEP atau Break Even Point adalah total pendapatan yang didapatkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Total keuntungan dan kerugian pada titik BEP adalah 0, artinya di titik ini adalah titik impas, dimana perusahaan dalam posisi netral. Yang dimana perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.
Rumus Titik Impas (Break Even Point)
Untuk menghitung break-even point dalam satuan menggunakan rumus:
Break Even Point = Biaya Tetap ÷ (Harga Penjualan per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Biaya Tetap – Biaya tetap adalah biaya yang biasanya tidak berubah, atau hanya berubah sedikit. Contoh biaya tetap untuk bisnis adalah biaya utilitas dan sewa bulanan.
Harga Jual per Unit– Ini adalah berapa banyak perusahaan akan membebankan konsumen hanya untuk satu produk yang perhitungannya sedang dilakukan.
Biaya Variabel per Unit– Biaya variabel adalah biaya yang terkait langsung dengan produksi suatu produk, seperti tenaga kerja yang disewa untuk membuat produk itu, atau bahan yang digunakan. Biaya variabel sering berfluktuasi, dan biasanya merupakan pengeluaran terbesar perusahaan.
Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi BEP
Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point ini dapat dihitung dengan cara membagi total biaya tetap produksi (Production Fixed Cost) dengan Harga Jual per Unit (Sales Price per Unit) dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk menghasilkan produk (Variable Cost). Berkut ini adalah persamaan atau Rumus BEP tersebut :
Tags: jahit yang diperoleh