Membahas Kecantikan Kitab Sulam Safinah dalam Konteks Seni Jahit dan DIY
PENGANTAR PENERJAMAH
Saya memuji Allah atas nikmat-nikmat yang dianugrahkan-Nya kepada saya berupa Islam, iman, dan mengenal sunnah. Hanya dengan taufik-Nya saya diberi waktu dan kesanggupan untuk menyelesaikan terjemahan matan yang penuh berkah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, seluruh keluarganya, juga Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, serta seluruh orang yang menapaki jalan mereka. Aamiin.
Pembaca Budiman, kutaib (kitab kecil) dari matan Safinantun Najah ini adalah matan yang banyak dikaji oleh santri Nusantara karena penyusun matan ini bermadzhab Syafi’i di mana beliau lahir di Hadromaut Yaman yang hijrah berdakwah di Batavia Jawa dan meninggal di sana. Mempelajari suatu madzhab dengan memulainya dari matan kecil adalah sebuah keharusan bagi penuntut ilmu agar dia memiliki pegangan dan memiliki sedikit wawasan tentang madzhabnya, tidak kaku menghadapi khilaf (perbedaan), dan beragama dengan dalil. Banyak orang beragama ikut-ikutan dan mengukur kebenaran dengan banyaknya pelaku, padahal kebenaran itu diukur dengan dalil. Contoh sederhana saja, manusia pada umumnya menganggap bahwa jilbab lebar dan cadar adalah sesat atau cara beragama yang ekstrim, padahal jilbab lebar dan cadar merupakan madzhab Asy-Syafi’i sebagaimana yang disinggung penyusun matan ini di Fasal Aurot.
Yang saya lakukan dalam penerjemahan matan ini adalah: 1. Menerjemahkan apa adanya dengan bahasa yang mudah dan ringkas.2. Semua istilah syari saya sebutkan dan saya jelaskan di dalam kurung kecuali lafazh ‘Ab’ad yang tidak saya temukan penjelasannya di syarahnya (Kasyifatus Suja karya Syaikh Nawawi Al-Bantani). Sampai sekarang saya belum paham apa maksud ‘Ab’ad di sini.
3. Untuk memudahkan, saya tambahi subjudul di tiap pembahasan. Semua kata yang terdapat dalam kurung siku “[ ]” adalah tambahan penerjemah.
4. Saya sebutkan semua text Arabnya lalu diikuti terjemahannya dengan harapan bisa dimanfaatkan oleh yang ingin menghafalnya atau mengetahui teks aslinya.

Daftar Isi Kitab Sulam Taufiq
Sebagai kitab yang ringkas (mukhtasar), Kitab Sulam Taufiq terdiri hanya beberapa bab saja yaitu Ushuluddin (akidah), Thaharah (bersuci), Shalat, Zakat, Puasa, Haji, Muamalah, Tazkiyatun Nafsi (penyucian jiwa), Bayanul Ma’ashi (perilaku maksiat).
Dari daftar isi, dapat disimpulkan bahwa Kitab Sullam Taufiq bukanlah seratus persen kitab Fiqh. Mungkin, Istilah yang lebih cocok untuk menggambarkan genre Kitab Sullam Taufiq adalah kitab Tastafi (Tasauf Tauhid dan Fiqh). Tetapi, isi bahasannya tidak terlalu mendalam. Batasannya hanya pada tataran fardhu ain saja.
Pembaca yang ditargetkan adalah masyarakat awam yang waktunya banyak tersita untuk perkerjaan. Meskipun ringkas, tapi isinya sudah cukup untuk membentuk karakter seseorang yang beradab, bertauhid dan tekun mengamalkan kewajiban kewajiban inti.
Bab Ushuluddin dan Fiqh
Bidang Ushuluddin (akidah), pembaca diarahkan untuk paham makna kalimat syahadat, iman dan makrifah dan juga dalil dalil dua puluh sifat Allah. Mengenal para Nabi dan hal hal yang menyebabkan kemurtadan.
Bidang Fiqh Shalat, pembaca diarahkan untuk paham tata cara bersuci, berwudhuk dan hal hal yang membatalkan wudhuk. Tata cara mandi wajib dan hal hal yang menyebabkan kewajiban mandi. Tata cara Shalat, Shalat Jumat hingga shalat jenazah.
Bidang Fiqh Zakat, pembaca diarahkan untuk paham tentang harta apa saja yang perlu dizakati. Zakat binatang ternak, zakat tanaman, zakat tijarah hingga zakat fitrah. Masing masing jenis zakat tersebut dijelaskan nisab (batasan baru wajib zakat), haul (sampai tahun) dan juga golongan yang berhak menerima zakat.
Mengenal Kitab Sullam Taufiq karya Abdullah Ba’lawi
Bagi masyarakat umum yang waktunya banyak digunakan untuk bekerja, mengenal Kitab Sullam Taufiq karya Abdullah Ba’lawi adalah sebuah solusi. Sebuah kitab yang didesain khusus untuk kalangan pecinta agama tapi super sibuk.
Nama lengkap Kitab Sullam Taufiq adalah Sullam at-Taufiq ila Mahabbatillah ‘ala al-Tahqiq. Dalam tulisan Arabnya:
سلم التوفيق الى محبة الله على التحقيق.
Sullam bermakna tangga, Taufiq bermakna pertolongan, Mahabbah bermakna cinta dan Tahqiq bermakna yakin. Jika diterjemahkan secara bebas, kitab ini bermakna Sebuah tangga untuk menggapai pertolongan Allah menuju cintaNya Allah secara meyakinkan.
Dalam namanya, terkandung doa dan harapan dari penulis agar orang yang membaca dan mengamalkan dapat memperoleh cinta dan kasih sayang Allah. Sebuah cinta hakiki yang tidak perlu diragukan lagi.
Pengarangnya bernama Abdullah, tapi lebih dikenal dengan Ba’lawi. Di Yaman, ada sebuah suku yang sangat terkenal karena berada dalam garis keturunan Nabi. Suku tersebut bernama suku Ba’lawi. Dan Abdullah lahir dari rahim suku Ba’lawi. Biasanya, panggilan mereka diawali dengan gelar sayyid atau habib.
Perkembangan Kitab Sullam Taufiq
Banyak ulama yang memberi perhatian khusus terhadap perkembangan Kitab Sullam Taufiq. Hal ini terlihat betapa Kitab Sullam at-Taufiq disyarah, diringkas dan diterjemahkan kembali oleh ulama lainnya.
Beberapa ulama mensyarah dengan lebih luas lagi isi Kitab Sullam Taufiq. Ada juga yang meringkas lagi isi Sullam Taufiq yang pada dasarnya memang sudah ringkas. Dan ada juga yang membuat dalam versi lain agar lebih mudah diingat yaitu bentuk nazam atau syair.
Di Indonesia, ada seorang ulama yang berasal dari Pasuruan berhasil melahirkan sebuah karya dalam versi Syair. Kitab tersebut dinamakan dengan Mandhumah Sullam at-Taufiq karya K.H. Abdul Hamid.
Salah satu kitab ringkasan dari Sullam Taufiq adalah Kitab Mukhtasar Abdullah al-Harari al-Habasyi al-Kafi bi ‘ilmi al-Din al-Dharuri. Menarik untuk disimak, kitab ringkasan ini selanjutnya disyarah kembali oleh penulisnya. Uniknya lagi, ringkasan tersebut juga disyarah oleh ulama lain yaitu Abdullah al-Syaibi.
Diantara judul kitab yang mensyarah Kitab Sullam Taufiq yaitu Mirqatu al-Shu’udi al-Tashdiq fi Syarhi Sullam al-Taufiq Karya Syekh Nawawi al-Bantani. Kitab Syarhu Sullam Taufiq karya Abdullah al-Harari. Kitab Is’ad al-Rafiq wa Bughyatu al-Shiddiq karya Babashil.
Tahqiq Kitab Sullam Taufiq
Pada perkembangan selanjutnya, Kitab Sullam Taufiq ini ditahqiq oleh Sibth al-Jilani. Pentahqiqan ini dilandasi pada lima manuskrip yang tersimpan di perpustakaan Al-Ahqaf, Tarim, Yaman. Bermodalkan lima manuskrip ini dan ditambah tiga cetakan yang sudah lama beredar, lahirlah Kitab Sullam Taufiq dalam versi yang lebih terstruktur
Pengarang kitab sulam taufiq
Berikut adalah sekilas biografi dan jawaban pertanyaan dari siapakah pengarang sulamut taufiq? Bagi kalangan pondok pesantren yang diajarkan kitab kuning, maka dimungkinkan tau siapa mushonif atau
Kitab ini disusun oleh Abdullah bin Husain bin Tohir Ba Alawi. Dilahirkan di daerah Tarim, Hadramaut, Yaman pada 1777 M bertepatan dengan 1191 Hijriah dan beliau meninggal di Tahun 1855 Masehi atau 1272 Hijriah. Abdullah Bin Husain hidup di wilayah Yaman dan Hijaz.
tentang pendidikan, beliau mendapatkan ilmu dari beberapa ma’had ilmu yang ada pada kota Tarim di bawah para ulama dan masyayikh di sana. Ia menambahkan pengetahuan dan kedalaman ilmu di daerah Hijaz selama beberapa tahun sampai menjadi ulama pada masanya. Menurut riwayat, saudaranya, Tohir, mempunyai pengaruh besar dalam mendidik berbagai macam ilmu.
Ia menjadi seorang guru atau pendidik, mursyid dan pendakwah sehingga memiliki banyak pelajar dan murid (tarekat) dari berbagai kawasan Hadramaut dan wilayah di sekitar yang berdekatan.
Tags: sulam jawa kitab