Menemukan Kode ICD-10 untuk Merawat Jahitan dengan Jahit Sendiri - Panduan dan Tips
Pengertian Apa itu Vulnus Laceratum?
Dalam kehidupan sehari-hari ketika beraktivitas, kita pasti pernah mengalami cedera yang menyebabkan bermacam jenis luka. Beberapa luka ringan yang kita alami menyebabkan kerusakan sel kulit. Untuk bisa sembuh akan memerlukan waktu dan perawatan sederhana.
Luka atau vulnus adalah cedera yang merusak kulit atau jaringan tubuh lainnya yang bisa berupa goresan, gesekan, dan kulit yang tertusuk. Sering kali luka terjadi diakibatkan oleh kecelakaan. Namun tindakan medis pembedahan dan jahitan juga mengakibatkan luka. Contoh untuk istilah lain yang terkait dengan Vulnus Laceratum adalah ICD 10 vulnus excoriatum yang merupakan luka lecet.
Biasanya luka ringan tak terlalu serius, tapi tetap penting untuk membersihkannya. Sementara untuk luka yang serius dan terinfeksi kemungkinan akan memerlukan pertolongan pertama kemudian pemeriksaan ke dokter.
Baca juga: Yuks berbuat kebaikan, dengan donasi online membantu sesama.
Mengenal Kode ICD 11
Untuk mengenal pengertian kode ICD 11 vulnus laceratum, kita wajib paham dulu apa itu ICD. ICD singkatan dari International Classification of Diseases yaitu standar informasi kesehatan global yang diperuntukan bagi statistik mortalitas dan morbiditas yang penerbitannya disahkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
ICD adalah dasar untuk melakukan identifikasi statistik secara global juga tren kesehatan, dan standar internasional bagi pelaporan penyakit dan kondisi kesehatan. ICD merupakan standar klasifikasi diagnostik untuk semua tujuan klinis serta penelitian. ICD mendefinisikan semua penyakit, cedera, gangguan, dan kondisi kesehatan lainnya yang berhubungan, yang terdaftar secara komprehensif dan hierarkis. Karenanya dengan adanya ICD memungkinkan untuk:
- Melakukan penyimpanan yang mudah, pengambilan dan analisis informasi kesehatan yang dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan berbasis bukti,
- Rumah sakit, wilayah, lingkungan dan negara untuk saling berbagi serta membandingkan informasi kesehatan, dan
- Melakukan perbandingan data di tempat yang sama dalam kurun waktu yang berbeda.
Kode ICD ini digunakan oleh petugas BPJS untuk entri data. Bagi operator rumah sakit/puskesmas atau juga operator lainnya yang berkaitan dengan mengentri data pelayanan BPJS kode ini akan sangat memerlukan untuk mengentri diagnosa rujukan. Selain itu, dokter juga memanfaatkan kode ini sebelum melakukan klaim biaya. Mereka bisa melakukan pengecekan diagnosis penyakit terlebih dahulu.
Panduan Merawat Bekas Luka Operasi Caesar (Post SC)
Pada awal masa nifas , bekas luka jahitan operasi caesar akan terlihat sedikit timbul, bengkak, dan warnanya lebih gelap bila dibandingkan dengan warna kulit asli Anda.
Bekas luka operasi caesar umumnya memiliki panjang sekitar 10–15 sentimeter (cm). Meskipun cukup besar, lama-kelamaan lebar bekas luka ini akan menyusut.
Selain itu, warna bekas luka akan kembali sama seperti warna kulit Anda. Kondisi ini setidaknya akan membaik kurang-lebih sekitar enam minggu pasca-operasi caesar .
Ada dua jenis jahitan atau sayatan dari bekas luka operasi caesar, yakni horizontal dan vertikal.
1. Horizontal
Sayatan horizontal atau transversal paling sering ditemukan dalam bekas luka operasi caesar. Sayatan ini dibuat melintang atau memanjang pada perut bawah atau bagian terendah dari rahim.
Irisan horizontal bisa mengurangi perdarahan sehingga darah yang keluar lebih sedikit.
2. Vertikal
Sayatan vertikal lebih jarang ditemui. Namun, dalam beberapa kasus, seperti saat posisi bayi sungsang , jenis sayatan vertikal biasanya lebih dipilih daripada sayatan horizontal.
Jenis sayatan ini juga dibuat pada kondisi darurat ketika ibu membutuhkan persalinan segera, misalnya saat terjadi perdarahan hebat karena plasenta previa .
Sesuai namanya, sayatan dan jahitan vertikal dilakukan pada bagian tengah perut dari arah bawah pusar sampai ke sekitar batas garis rambut kemaluan.
Metode menutup bekas luka sayatan operasi caesar
Apa saja yang harus diperhatikan?
Perban luka jahitan berfungsi untuk menghindarkan bekas operasi dari debu yang bisa menyebabkan infeksi. Itu sebabnya, Anda juga memiliki kewajiban untuk menjaga kebersihan area bekas operasi.
Apabila bakteri atau kuman berhasil masuk ke bekas jahitan, besar kemungkinan Anda terkena infeksi. Anda pun jadi harus kembali ke dokter untuk menyelesaikan permasalahan infeksi itu.
Agar terhindar dari infeksi, berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengganti perban luka jahitan .
1. Cuci tangan
Tangan yang habis memegang berbagai benda memungkinkan kuman untuk berkumpul. Itu sebabnya mencuci tangan sebelum mengganti perban luka jahitan adalah hal yang wajib Anda lakukan.
Proses ini bisa dilakukan berulang-ulang. Saat Anda mulai proses mengganti perban luka jahitan, memeriksa bekas jahitan, mengoleskan salep, hingga membuka perban baru untuk menutupnya kembali.
Intinya, pastikan bahwa tangan Anda benar-benar steril. Dengan begitu, Anda dapat mencegah penyebaran bakteri yang menyebabkan infeksi.
Lakukan hal yang sama ketika Anda membantu seseorang mengganti perban bekas jahitan.
2. Melepaskan perban dari bekas jahitan
Pada saat melepaskan perban, usahakan untuk tidak menarik perban dari kulit, melainkan menarik kulit menjauhi perban. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa sakit pada area bekas jahitan.
Plester kertas memang tidak menempel dengan erat pada kulit Anda, tetapi setidaknya mengurangi risiko iritasi pada kulit.
3. Membersihkan bekas jahitan dengan sabun
Bekas jahitan juga perlu Anda bersihkan. Tidak perlu dengan sabun antibakteri, Anda cukup membersihkan bekas jahitan dengan sabun dan air.
Jenis-Jenis Luka
Luka bisa berupa luka tertutup atau terbuka. Biasanya luka tertutup diakibatkan oleh trauma tumpul langsung yang diderita ketika jatuh atau saat mengalami kecelakaan kendaraan bermotor. Meskipun kulit terlihat utuh, tapi kerusakannya bisa sampai otot, organ dalam, dan tulang di bawahnya.
Sementara luka terbuka merupakan cedera yang mengakibatkan kerusakan eksternal atau internal pada jaringan tubuh, biasanya luka tersebut melibatkan kulit. Jenis luka ini banyak dialami oleh setiap orang dalam kehidupan mereka. Luka terbuka kebanyakan ringan dan bisa dirawat di rumah. Penyebab paling umum dari luka terbuka biasanya karena jatuh, kecelakaan mobil, dan kecelakaan dengan benda tajam. Lihat juga struktur kulit dan fungsinya.
Klasifikasi luka berdasarkan karakter luka jaringan terdiri dari:
- Vulnus incisum: Luka potong atau sayatan yang diakibatkan oleh benda tajam,
- Vulnus punctum: Luka tusuk yang diakibatkan oleh benda yang kecil dan runcing,
- Vulnus contusum: Luka kuntosio atau luka memar yang diakibatkan oleh benda tumpul. Sebelum mengakibatkan kulit rusak, benda tumpul tersebut terlebih dahulu melukai jaringan lunak dalam atau organ, seperti otot dan tulang,
- Vulnus conquassatum: Luka pecah atau luka kontusi jaringan yang diakibatkan oleh trauma, seperti tergilas, tertimpa oleh reruntuhan, atau kecelakaan mobil atau kereta api,
- Vulnus caesum: Luka bacok yang disebabkan oleh benda tajam, di antaranya pdang, kapak, golok atau gergaji,
- Vulnus morsum: Luka gigitan yang diakibatkan oleh gigitan hewan, di antaranya kucing, angjing, atau kuda,
- Vulnus mixtum: Luka campuran yang melibatkan dua atau lebih luka,
- Vulnus sclopetarium: Luka tembak yang diakibatkan oleh tembakan atau granat,
- Vulnus perforatum: Luka tembus yang diakibatkan oleh benda tajam yang menembus ke jaringan tubuh.
- Vulnus amputatum: Luka terpotong yang diakibatkan oleh terpancung atau terpotong benda tajam.
- Vulnus excoriasi: Luka lecet yang diakibatkan oleh gesekan kulit dengan benda keras.
- Vulnus laceratum: Luka robek yang diakibatkan oleh benda tumpul. Luka ini mengakibatkan jaringan lunak tubuh menjadi robek. Seringkali jenis luka ini tidak teratur dan bergerigi.
Tags: jahit luka