Kota Yogyakarta - Surga Pengrajin Logam bagi Penggemar Kerajinan Tangan dan DIY
Gerabah Kasongan
Gerabah merupakan sebuah kerajinan yang selalu ada hampir di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan Kasongan merupakan sebuah desa yang berada di Bantul, Yogyakarta. Kota ini sudah membuat kerajinan gerabah sejak meletusnya perang Diponegoro yaitu pada tahun 1825-1830. Masyarakat Kasongan membuat gerabah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Gerabah yang dibuat biasanya merupakan peralatan rumah tangga seperti kuali, pengaron, kendi, anglo, cowèk, dan alat lainnya.
Sejak saat itu Kasongan tak hanya menghasilkan gerabah peralatan rumah tangga tetapi juga souvenir yang cantik. Pada tahun 1980 an kerajinan gerabah mengalami puncak kejayaannya dimana sepanjang jalan di Kasongan terdapat banyak sanggar untuk belajar membuat gerabah. Kerajinan gerabah Kasongan pun tak hanya diminati oleh masyarakat lokal tetapi juga oleh bangsa lain seperti dari Jepang, Eropa, Australia, hingga Kanada.
Pemerintahan
Merunut wali kota Yogyakarta dari masa ke masa, Moh Enoh tercatat sebagai wali kota pertama Yogyakarta. Enoh menjabat wali kota Yogyakarta dari Mei hingga Juli 1947. Ketika menjabat, Kota Yogyakarta waktu itu masih menjadi bagian dari DIY dan statusnya belum dilepas.
Selanjutnya, wali kota kedua Yogyakarta dijabat oleh Soedarisman Poerwokoesoemo yang kedudukannya juga sebagai Badan Pemerintah Harian serta merangkap menjadi Pimpinan Legislatif yang pada waktu itu bernama DPR-GR dengan anggota 25 orang. Adapun DPRD Kota Yogyakarta baru dibentuk pada tanggal 5 Mei 1958 dengan anggota 20 orang sebagai hasil Pemilu 1955. Soedarisman menjabat wali kota Yogyakarta dari Juli 1947 sampai Januari 1966.
Selanjutnya wali kota Yogyakarta berturut-turut dijabat oleh Soedjono AY (1966--1975), H Ahmad (1975--1981), Soegiarto (1981--1986), Djatmiko D (1986--1991), dan R Widagdo (1991--1996, 1996--2001).
Kemudian diteruskan oleh Wali Kota Herry Zudianto selama dua periode (2001--2006, 2006--2011), Haryadi Suyuti (2011--2016), Pelaksana Tugas Sulistyo (28 Oktober 2016 -- 22 Mei 2017), dan Haryadi Suyudi (2017--2022).
Secara administratif, Kota Yogyakarta terbagi ke dalam 14 kecamatan, meliputi 45 kelurahan, mencakup 617 RW (Rukun Warga), dan 2.535 RT (Rukun Tetangga).
Untuk mendukung roda pemerintahan, Pemerintah Kota Yogyakarta didukung oleh 4.876 orang pegawai negeri sipil (PNS). Berdasarkan golongan kepangkatan, PNS daerah yang masuk golongan I sebanyak 116 orang, golongan II mencapai 1.080 orang, golongan III sebanyak 3.743 orang dan sisanya golongan IV sebanyak 1.528 orang.
Seni Kriya Berdasarkan Teknik Pembuatannya
a. Seni Kriya Ukir atau Seni Kriya Pahat
Jenis, bahan, bentuk dan teknik dalam seni pahat sangatlah beragam, mulai dari jenis patung, ukiran
dan aneka kerajinan lainnya. Selain menggunakan kayu, seni pahat juga menggunakan aneka logam, batu, serta tulang dan kulit hewan sebagai bahan dasarnya. Bali merupakan salah satu daerah yang paling banyak menghasilkan seni pahat yang berupa patung, ukiran hingga berbagai macam barang kerajinan lainnya, salah sat hasil pahat dari bali adalah patung arca dengan bahan baku batu andesit.
b. Seni Kriya Batik
Proses pembuatan kain batik bisa dilakukan dengan berbagai macam tekhnik diantaranya adalah teknik cap, tulis, ikat celup dan teknik lukis. Teknik batik tulis adalah salah satu teknik membantik yang paling banyak digunakan di Indonesia. Selain di pulau jawa, batik juga terdapat di pulau Kalimantan, Sulawesi, Sumatra dan Bali. Corak kain batik dari setiap daerah juga beraneka ragam. Corak batik jawa umumnya bergaya naturalis dengan sentuhan warna yang beragam.
c. Seni Kriya Tenun
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kain tenun terbesar di dunia terutama dalam hal keragaman corak hiasannya. Tenun terdiri dari dua jenis yaitu tenun songket, dan tenun ikat. Perbedaannya ada pada teknik pembuatan dan bahan yang digunakan. Tenun songket berupa benang perak, emas atau benang sutra. Daerah-daerah di Indonesia terkenal dengan penghasil tenun ikat adalah aceh, sulawesi tengah, bali, sumatra utara, toraja (sulawesi selatan), NTT, kalimantan timur, flores, dan kalimantan bvarat. Sedangkan daerah penghasil tenun songket adalah sumatra barat, aceh, riau, sumatra utara, lombok, palembang, sumatra barat, nusa tenggara dan maluku.
d. Seni Kriya Anyaman
Seni kriya anyaman adalah tehnik membuat dengan mengatur bahan-bahan dasarnya dalam bentuk yang tindih- menindih, silang-menyilang, dan lipat-melipat pakat dan lungsen dengan pola tertentu. Bahan-bahan yang digunakan dalam seni kriya anyaman adalah rotan, bambu, pandan, lontar, mendong, enceng gondok, kertas, plastik, dan tali. Pusat kerajinan anyaman yaitu di Bali, Sulawesi, Tasikmalaya, Kalimantan dan Papua.
Fungsi Seni Kriya
Seni kria diminati dengan tujuan yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan kebutuhan setiap orang berbeda-beda pula Karena itu seniman-seniman kria sering membuat bermacam-macam jenis produk seni kria.
Secara garis besar fungsi seni kriya terbagi atas 3 golongan, yaitu:Di lingkungan kita sehari-hari, sering kita temukan produk seni kriya yang berfungsi sebagai mainan. Hasil karya seni ini biasanya dibuat untuk konsumsi anak-anak. Pada umumnya hasil karya seni kriya yang berfungsi untuk mainan dibuat secara sederhana dengan harga yang relatif murah. Contoh hasil karya seni kriya yang berfungsi sebagai mainan antara lain, boneka, mobil-mobilan, pistol-pistolan, lego, papan dakon atau congklak, dan lain-lain.
Hasil karya seni kriya yang berfungsi sebagai dekorasi atau hiasan biasanya lebih mementingkan unsur keindahan dari pada fungsinya. Karena itu bentuk-bentuknya mengalami modifikasi. Bahkan tidak jarang benda jenis ini tidak dapat memenuhi fungsinya yang semestinya. Banyak produk seni kria yang berfungsi sebagai benda pajangan. Benda-benda seni kriya untuk dekorasi biasanya digunakan sebagai penghias dekorasi ruangan, seperti ruang kantor atau rumah.
Contoh hasil karya seni kriya yang digunakan sebagai dekorasi antara lain, wayang, payung hias, guci, relief, vas dengan bunganya, hiasan ukir kayu, dan lain-lain.
Daerah Penghasil Kerajinan Kuningan
Pengrajin kuningan adalah para ahli yang terampil dalam mengolah logam kuningan untuk menciptakan berbagai produk. Mereka menggunakan keahlian tradisional dan teknik modern untuk membuat kerajinan tangan, patung, lampu hias, dan berbagai barang seni lainnya dari logam kuningan.
Adapun beberapa daerah penghasil kerajinan kuningan dan sentra pengrajin kuningan di Indonesia antara lain :
1. Tumang Boyolali, Jawa Tengah
Tumang di Boyolali, Jawa Tengah, dikenal sebagai salah satu pusat kerajinan kuningan di Indonesia. Para pengrajin kuningan Boyolali di Tumang terampil dalam menciptakan produk kuningan dengan desain tradisional yang khas, seperti ukiran dan relief.
Kawasan ini tidak hanya menjadi sentra kerajinan tembaga boyolali, tetapi juga tempat di mana keterampilan dan pengetahuan tentang kerajinan kuningan dijaga dan dilestarikan dengan penuh dedikasi.
2. Kotagede, Yogyakarta
Kota ini memiliki sejarah yang kaya dalam kerajinan kuningan dan memainkan peran penting dalam mempertahankan warisan budaya di bidang ini.
Kotagede di Yogyakarta juga merupakan salah satu daerah terkenal di Indonesia dalam pembuatan kerajinan kuningan. Para pengrajin di Kotagede terampil dalam menciptakan perhiasan dan barang seni dari kuningan, menggabungkan keahlian tradisional dengan desain yang elegan dan khas.
Tentunya kunjungan ke Kotagede dapat memberikan pengalaman mendalam tentang keterampilan dan keindahan kerajinan kuningan Indonesia.
3. Cirebon, Jawa Barat
Tags: jenis logam yogya