Seni Rajut dan Kreasi DIY - Makalah Kerajinan Tangan yang Menginspirasi
Contoh Makalah: Analisis SWOT Produk Kerajinan Tangan
Pengrajin kerajinan tangan terus mencuri perhatian kita dengan produk-produk mereka yang kreatif dan unik. Dari tas rajut yang cantik hingga perhiasan tangan yang elegan, tak ada habisnya benda-benda indah yang diciptakan dengan keahlian para pengrajin tangan.
Namun, di balik kesuksesan mereka, terdapat analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang menjadi pondasi keunggulan dan tantangan yang dihadapi oleh produk kerajinan tangan ini. Mari kita jelajahi secara santai contoh makalah analisis SWOT produk kerajinan tangan berikut ini.
Produk kerajinan tangan memiliki banyak kekuatan yang membuatnya begitu menarik bagi konsumen. Pertama, produk ini seringkali merupakan karya seni yang unik dan sulit ditiru. Hal ini memberikan nilai eksklusif kepada pembeli yang menginginkan sesuatu yang berbeda dan istimewa.
Kedua, pengrajin tangan biasanya berkembang dalam komunitas yang solid, saling bertukar ide dan pemahaman satu sama lain. Mereka belajar dan terinspirasi dari satu sama lain, menghasilkan inovasi yang tak terbatas. Tak hanya itu, adanya komunitas ini juga mendukung promosi kelompok dan memperluas jaringan pemasaran produk kerajinan tangan.
Namun, tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitu juga dengan produk kerajinan tangan. Salah satu kelemahannya adalah terbatasnya jumlah produksi yang bisa dilakukan oleh pengrajin tangan. Mengingat proses pembuatannya yang rumit dan memakan waktu, produk seringkali tidak bisa diproduksi secara massal. Hal ini menyebabkan keterbatasan barang yang tersedia untuk pasar yang lebih luas.
Kelemahan lainnya adalah harganya yang biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan produk massal. Hal ini karena biaya produksi yang tinggi, termasuk keahlian pengrajin tangan yang mahal dan bahan-bahan berkualitas yang digunakan. Meskipun produk kerajinan tangan memiliki nilai seni yang tinggi, harga yang lebih tinggi dapat membuatnya sulit dijangkau oleh sebagian besar konsumen.

Blangkon
Jika kamu berkunjung ke keraton Yogyakarta dan daerah di Jawa Tengah lainnya kamu akan melihat para kaum pria mengenakan penutup kepala yang unik dan khas. Penutup kepala tersebut juga dapat kamu temui di berbagai tempat toko pakaian di Jogja. Lalu apa sebenarnya penutup kepala tersebut? Benda tersebut memiliki nama yaitu blangkon. Blangkon sudah ada sejak zaman kerajaan dan hanya dikenakan oleh kaum pria.
Blangkon juga kerap kali digunakan sebagai aksesoris penutup kepala dalam berpakaian adat. Namun tak sedikit pula yang mengenakannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya blangkon tidak berbentuk topi bulat seperti saat ini melainkan berupa kain bermotif.
Kain tersebut kemudian akan diikatkan hingga menutupi kepala. Lama kelamaan masyarakat melakukan inovasi dengan membuat blangkon siap pakai sehingga lebih praktis dan cepat. Blangkon Jogja berbeda dengan blangkon yang ada di daerah lain dimana bagian belakang blangkon jogja memiliki “mondolan”.
Mondolan adalah tempat untuk menaruh rambut panjang yang umumnya dimiliki oleh orang-orang Jogja pada zaman dahulu. Menyimpan rambut pada “mondolan” dimaknai dengan manusia seharusnya pandai menyimpan rahasia terutama aib baik diri sendiri maupun orang lain.

Keris
Keris merupakan senjata tradisional khas Jawa termasuk Yogyakarta yang sudah ada sejak dahulu kala. Bagi masyarakat Jogja keris bukan hanya sekedar senjata tetapi juga benda berharga yang mengandung nilai filosofi leluhur. Keris terbuat dari besi yang dibentuk meliuk-liuk hingga menampilkan kesah gagah dan eksotis. Setiap keris memiliki bentuk liukan atau disebut luk dengan jumlah ganjil mulai dari tiga hingga seterusnya.
Jumlah luk yang ganjil bukan tanpa maksud dalam artian ada maknanya sendiri. Makna tersebut adalah manusia tidak akan pernah bisa genap atau sempurna. Keris memiliki wadah pembungkus yang disebut dengan warangka. Cara mengeluarkan keris dari warangka pun memiliki arti. Apabila pemilik keris tersebut dikeluarkan dengan cara menarik warangkanya maka berarti pemilik tersebut menghormat pandai besi atau pembuat keris tersebut. Namun jika pemilik keris mengeluarkannya dengan cara menarik gagang keris itu menandakan ia akan menikam atau menusuk seseorang.
Selain sebagai senjata tradisional, keris juga merupakan simbol dari status sosial seperti keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek yang hanya boleh digunakan dan dimiliki oleh sultan keraton Yogyakarta. Keris juga kerap dijadikan sebagai aksesoris pelengkap dalam berpakaian terutama pakaian adat.
Rencana Usaha Kerajinan tangan
Untuk menghindari kegagalan, kami merancang rencana bisnis untuk usaha Kerajinan tangan ini. Rencana bisnis ini terdiri dari tiga skala perencanaan, namun hanya sebagian kecil atau intisari yang akan kami jabarkan di sini.
Rencana detil sudah kami siapkan untuk keperluan internal perusahaan. Berikut ini adalah tabel perencanaan bisnis kami:
Rencana 12 pertama | Memiliki laba sebesar 100 juta |
Rencana 2 tahun pertama | Mempunyi cabang baru dengan konsep yang sama |
Rencana 5 tahun pertama | Memiliki lahan dan bangunan untuk kerajinan tangan sendiri |
Rencana di atas adalah Sebagian garis besar atau gambaran proposal pada umumnya. Untuk pembahasan yang lebih detil sudah kami siapkan rancangan usaha yang lebih terperinci untuk keperluan internal kami.
Tags: kerajinan tangan