Membuat Karya Seni Indah dengan Teknik Nirmana 3D Benang - Panduan dan Inspirasi DIY
Unsur-Unsur Nirmana
Terdapat sejumlah unsur yang menjadi dasar terbentuknya wujud seni rupa, yaitu: titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, ruang, dan gelap terang.
Titik merupakan unsur yang paling kecil dari seni menggambar. Pada saat menggambar kita akan memulai goresan pensil melalui sebuah titik, begitu juga pada saat kita mengakhiri sebuah gambar, kita akan mengakhirinya dengan sebuah titik. Walaupun titik ini hanya sebuah unsur yang kecil namun kita tidak bisa meremehkan peranan titik dalam menggambar. Salah satu buktinya, kita dapat menggambar hanya dengan menggunakan unsur titik saja.
Garis merupakan unsur pada gambar yang terbentuk dari beberapa titik yang dihubungkan menjadi satu. Garis adalah goresan yang merupakan batas dari suatu benda yang berbentuk memanjang dan memiliki arah tertentu. Garis menjadi unsur yang sangat penting dalam sebuah gambar. Tanpa adanya suatu garis gambar benda yang dimaksud tidak akan nampak. Garis memberikan batas, ruang, warna, tekstur dan bidang pada sebuah gambar.
Ada beberapa macam garis yang umum digunakan pada saat menggambar model dalam seni rupa yang masing-masing garis tersebut memiliki makna ungkapan yang berbeda, yaitu sebagai berikut.
1) Garis lurus baik secara vertikal maupun secara horizontal, merupakan garis yang memberikan makna suatu ketenangan, keras, tegas, statis, dan stabilitas.
2) Garis putus-putus, adalah garis yang digunakan untuk memberikan makna ungkapan gerak dan perasaan gelisah.
3) Garis lengkung, merupakan garis yang memberikan ungkapan makna sesuatu yang lambat, berirama, dan rileks.
4) Garis silang/diagonal, adalah garis yang mengungkapkan kesan yang tegang dan keraguan.
Bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi panjang, lebar, dan luas serta mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. Adapun bentuk dari bidang dapat geometris, organis, bersudut, tak teratur, dan bulat.
Dalam hasil karya seni rupa dua dimensi, bidang terbentuk karena pertautan garis yang membatasi suatu bentuk. Bidang sendiri memiliki dimensi panjang dan lebar atau biasa disebut dengan pipih.
Kebiasan Nirmana dan Asas Desain
Istilah nirmana sebetulnya hanya kata ganti dari hasil terjemahan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia. Istilah Nirmana secara konteks sosial seni intinya adalah Asas/Prinsip/Pegangan kebenaran untuk merancang. Posisikan diri Anda untuk menerjemahkan judul berikut: “Principle of Two-Dimensional Design”. Mudahnya terjemahan dari judul tersebut adalah: Prinsip desain dua dimensi. Namun Terjemahan sederhana seperti itu memuat banyak problematika Bahasa. Yang dua dimensi itu apa? desain? desain itu merancang, mengapa kata kerja merancang memiliki dimensi?
Nirmana Dwimatra
Dwimatra berarti dua dimensi, artinya nirmana dwimatra adalah unsur dan asas desain yang diperuntukan pada karya yang memiliki ruang dua dimensi. Pada ruang ini asas-asas tidak hanya digunakan untuk menyusun suatu karya yang indah saja. Tata letak prinsip seni digunakan juga untuk mengatur tata wimba (gambar) sebagai pengungkapan makna atau pesan yang ingin dikomunikasikan. Lengkapnya, dapat dibaca di:
Nirmana Trimatra
Nirmana trimatra adalah unsur dan asas desain yang diperuntukan pada karya yang memiliki ruang tiga dimensi. Isi unsur dan prinsipnya juga sebetulnya hampir sama dengan versi dua dimensinya, namun karena ruang ini memiliki dimensi lebih, maka ada beberapa sedikit tambahan. Beberapa tambahan tersebut disesuaikan dengan dimensi lebih yang terdapat pada ruang tiga dimensi. Pembahasan nirmana 3d atau trimatra dapat dibaca di:
Cara Mengolah Nirmana
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengolah Nirmana (Rupa Dasar). Antara lain dengan cara menata, mengatur, mengomposisikan, menyusun, menciptakan variasi, atau merancang unsur rupa tersebut menjadi sesuatu yang menggugah persepsi pengamat. Beberapa prinsip untuk mengolah Nirmana yang umum digunakan antara lain sebagai berikut.
a. Simetri (symmetry).
Simetri adalah dua atau lebih unsur rupa yang sama dan ditempatkan sejajar atau berdekatan serta di antara unsur rupa tersebut memiliki kesamaan atau kemiripan.
b. Irama (rhythm)
Irama adalah kesan bergerak sebuah warna garis atau bentuk, secara berulang atau dinamis, sehingga secara keseluruhan terkesan tidak monoton. Bentuk yang berirama biasa diartikan sebagai bentuk yang dinamis, perwujudannya dapat berupa bentuk yang keras, tiba-tiba lembut, kemudian keras lagi.
c. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah penempatan unsur-unsur rupa dalam satu bidang baik secara beraturan ataupun acak yang menekankan aspek keseimbangan komposisi unsur rupa di dalamnya (bentuk, warna, dan bidang). Keseimbangan dapat dicapai dengan menyusun unsur rupa yang simetris atau dengan penempatan bentuk yang dinamis.
d. Aksentuasi (accentuation)
Aksentuasi adalah penyajian unsur pembeda pada satu ungkapan rupa agar tidak berkesan membosankan atau monoton. Unsur aksentuasi dapat dibuat dengan bentuk yang berbeda, irama yang berbeda, atau bentuk yang berbeda dari keseluruhan ungkapan.
e. Varian (variant)
Varian adalah penyajian bahasa rupa yang berbeda pada besaran atau warnanya, namun tetap seragam. Varian dapat dikomposisikan berupa perulangan bentuk atau sistem modul.
Dinamika adalah penyajian bahasa rupa dengan berbagai unsur yang bervariasi di dalamnya, baik unsur bidang, bentuk, warna, maupun motifnya. Namun unsur-unsur kontras, keseimbangan, dan kesatuan tetap dipertimbangkan.
Pengertian Nirmana, Macam, Unsur, Cara Mengolah dan Contohnya
Pengertian Nirmana (Rupa Dasar) didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang berbagai hal yang berhubungan dengan persepsi, bentuk, warna, ruang, dan bahan berwujud dua maupun tiga dimensi. Inti dari ilmu ini adalah mengembangkan keterampilan dalam mengolah dan mengkomunikasikan bahasa rupa dengan teknik dan bahan tertentu menjadi suatu kesatuan.
Nirmana sering dianggap sebagai konsep dasar dalam seni dan desain yang berkaitan dengan pengenalan bentuk, warna, garis, ruang, tekstur, dan komposisi. Ini adalah fondasi bagi para seniman dan desainer untuk memahami bagaimana elemen-elemen tersebut dapat digunakan untuk menciptakan karya yang seimbang dan harmonis.
Dalam konteks pendidikan seni di Indonesia, Nirmana biasanya diajarkan sebagai bagian dari kurikulum untuk memperkenalkan siswa kepada prinsip-prinsip dasar desain. Ini mencakup pembelajaran tentang 2D (dua dimensi) dan 3D (tiga dimensi) serta bagaimana elemen-elemen tersebut berinteraksi dalam ruang.
Tags: benang