Pengrajin atau Perajin - Seni dan Keterampilan dalam Kerajinan Tangan dan DIY
Bahan barang bekas yang bisa diolah jadi cendera mata
Perajin cendera mata dari bahan barang bekas memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai, namun bisa diolah menjadi suatu hal baru yang unik dan menghasilkan uang. Mengutip dari buku Pariwisata & Budaya: Bunga Rampai Kajian Antropologi Kepariwisataan di Jawa Timur (2021) oleh Nindyo B. Kumoro dan kawan-kawan, ada beberapa bahan barang bekas yang bisa diolah menjadi cendera mata, yakni kaleng, botol, kardus, kertas, dan plastik.
Sebagian masyarakat berpikir jika barang bekas merupakan sampah yang tidak bisa diolah kembali. Barang bekas sudah tidak layak digunakan dan memang seharusnya dibuang. Padahal sebenarnya, bisa diolah kembali lewat beberapa proses. Inilah hal pertama yang harus diperhatikan oleh perajin cendera mata dari bahan barang bekas. Mereka harus mampu memikirkan ide pengolahan cendera mata dari barang bekas. Selain ide, pengenalan terhadap bahan barang bekas yang akan digunakan juga penting. Tujuannya supaya perajin mengenal karakteristik bahan dan lebih mudah mengolahnya. Baca juga: Mengenal Damar Kurung, Karya Seni Pelita dari Gresik

Pengrajin Kayu Custom Profesional.
Melayani pesanan mangkok kayu, talenan kayu, nampan kayu, piring kayu, merchandise kayu, dan kerajinan kayu custom lainnya dari seluruh Indonesia.
lebih dari 1570+ project terselesaikan
Customer servicenya responsive & komunikatif
Dari awal sudah puas duluan dengan pelayanan customer servicenya yang komunikatif
Pengerjaannya halus dan ada garansi
Finishingnya sesuai dengan harapan saya, jika ada cacat produksi juga bisa tukar baru
Bisa maklon dan produksi partai besar
Sebagai internet marketer saya puas sekali karena bisa embos brand saya sendiri
ranu woodcraft indonesia

Upaya berbagai pihak dalam optimalisasi aset kerajinan kain dan tenun
Sebagai bentuk apresiasi serta mengoptimalkan aset yang dimiliki dalam konteks kekayaan budaya melalui kain tenun, upaya ekspansi kain tenun pun terus ditingkatkan.
Dikutip dari halaman resmi Kementerian Perindustrian bahwa target ekspor produk kain tenun dan batik pada tahun 2019 mampu menembus angka 58,6 juta dolar AS atau naik 10 persen dibanding capaian tahun 2018 sebesar 53,3 juta dolar AS.
Tercatat, ekspor kain tenun dan batik Indonesia mayoritas dikapalkan ke negara maju seperti Jepang, Belanda dan Amerika Serikat.
“Tenun dan batik merupakan high fashion yang nilai tambahnya tinggi, bukan sebagai komoditas. Maka itu, ekspor untuk industri ini terus kami dorong. Apalagi, sekarang Wastra Nusantara semakin beragam dan diminati konsumen global. Bahkan, tadi kami melihat ada substitusi sutra dari pabrik yang di Sukoharjo, Jawa Tengah,” ucap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat pembukaan Pameran Adiwastra 2019 lalu.
Ditetapkannya Hari Tenun Nasional pada 7 September berkaitan dengan sejarah diresmikannya Sekolah Tenun pertama di Indonesia yakni pada 7 September tahun 1929 oleh dr. Soetomo di Surabaya.
Penetapan Hari Tenun Nasional, menjadi momentum untuk menggerakkan kegiatan tenun tradisional dan industri tenun juga secara otomatis, sekaligus mengembangkan tenun tradisional di seluruh Indonesia.
Harapannya, jika Hari Tenun Nasional sudah diresmikan pemerintah, kedepannya dapat diikuti dengan gerakan, wajib menggunakan busana tenun di hari kerja, mulai dari instansi pemerintah maupun swasta, seluruh sekolah negeri maupun swasta.
"Tenun layak diperlakukan seperti kita mengenakan dan memposisikan batik. Kita perlu terus mendukung perkembangan pembinaan perajin tenun Indonesia agar berkembang lebih banyak sekaligus dapat meningkatkan produksi,” kata Anna selaku pendiri Komunitas Tekstil Tradisional Indonesia (KTTI) bersama Yayasan Cinta Budaya Kain Nusantara dan Asosiasi Pengrajin Tenun Indonesia.

Tags: