Pengrajin atau Perajin - Seni dan Keterampilan dalam Kerajinan Tangan dan DIY
Peta Sebaran Wilayah dengan UMK Kain dan Tenun Terbanyak di Indonesia
Salah satu identitas Indonesia dapat diwakili oleh selembar kain. Kain dengan nilai yang tersirat di setiap helai benangnya, menjadi representasi kearifan lokal. Contohnya, identitas Indonesia diwakili oleh kain tenun nusantara. Kain tenun merupakan kain yang dihasilkan dari proses bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian yang dibentangkan secara melintang.
Secara wilayah, kain tenun diproduksi dan tersebar hampir di setiap provinsi Indonesia. Masing-masing wilayah perajin kain tenun memiliki nilai dan identitasnya sendiri sebagai pembeda dan media menyampaikan nilai.
Bahan barang bekas yang bisa diolah jadi cendera mata
Perajin cendera mata dari bahan barang bekas memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai, namun bisa diolah menjadi suatu hal baru yang unik dan menghasilkan uang. Mengutip dari buku Pariwisata & Budaya: Bunga Rampai Kajian Antropologi Kepariwisataan di Jawa Timur (2021) oleh Nindyo B. Kumoro dan kawan-kawan, ada beberapa bahan barang bekas yang bisa diolah menjadi cendera mata, yakni kaleng, botol, kardus, kertas, dan plastik.
Sebagian masyarakat berpikir jika barang bekas merupakan sampah yang tidak bisa diolah kembali. Barang bekas sudah tidak layak digunakan dan memang seharusnya dibuang. Padahal sebenarnya, bisa diolah kembali lewat beberapa proses. Inilah hal pertama yang harus diperhatikan oleh perajin cendera mata dari bahan barang bekas. Mereka harus mampu memikirkan ide pengolahan cendera mata dari barang bekas. Selain ide, pengenalan terhadap bahan barang bekas yang akan digunakan juga penting. Tujuannya supaya perajin mengenal karakteristik bahan dan lebih mudah mengolahnya. Baca juga: Mengenal Damar Kurung, Karya Seni Pelita dari Gresik
pengrajin kayu custom profesional
Ranu Woodcraft Indonesia (RWI) adalah pengrajin kayu professional yang sudah berpengalaman lebih dari 15 tahun di bidang produksi kerajinan kayu custom & unik. RWI melayani pesanan berbagai macam produk kerajinan kayu, seperti piring kayu, sendok kayu, mangkok kayu, gelas kayu, cangkir kayu, nampan kayu, talenan kayu, jam dinding kayu, dll. Meskipun berlokasi di Jogja, RWI sudah terbiasa dalam men-handle pesanan dari seluruh Indonesia, misalnya dari Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Bali, Medan, Malang, dan Surabaya. Hingga saat ini sudah ada lebih dari 1570+ project terselesaikan baik untuk keperluan domestic maupun ekspor.
keunggulan layanan pengrajin kayu
mengapa harus dengan kami?
Ini sangat cocok jika Anda ingin memasarkan produk kerajinan kayu dengan merk Anda sendiri.
Bisa 100% custom
Anda hanya perlu menghubungi kami dan memberikan gambar/spesifikasi produk kerajinan kayu yang Anda inginkan. Lebih baik lagi jika Anda memiliki gambar kerjanya.
Bisa kirim prototipe
Kami akan mengirimkan sampel produk sesuai spesifikasi yang Anda tentukan. Ini untuk meyakinkan Anda bahwa kami bisa membuat produk kerajinan kayu seperti yang Anda inginkan.
Agar Industri Batik Semakin Bergairah
Scroll Untuk Melanjutkan
Founder Batik Concept lainnya Juan Sidharta dan Gisella Budiono mengatakan, ada beberapa cara untuk membuat industri batik kembali bergairah dan diminati generasi muda. Cara paling sederhana adalah dengan menggencarkan edukasi, promosi, serta meregenasi demand dari batik itu sendiri.
Edukasi dan promosi harus selalu digalakkan agar generasi muda semakin paham nilai-nilai dari warisan budaya Indonesia. Peran pemerintah di sini pun sangat penting untuk memfasilitasi sekaligus mendukung event-event bertema batik atau wastra Nusantara.
“Kalau anak muda sering terekspos dengan dunia batik, makin lama mereka bisa mengerti valuenya, dan mengerti betapa rumitnya membatik. Itulah sebabnya diperlukan edukasi dan promosi karena semua bersinergi dalam creating a demand. A demand for batik. Ketika demand naik otomatis upah pengrajin batik bisa lebih tinggi juga, dan ini berkesinambungan dengan kesejahteraan para pengrajin batik,” ujar Juan Sidharta.
“Kami sendiri sudah berulang kali meluncurkan campaign agar anak-anak muda tertarik mengenakan batik dalam kegiatan sehari-hari mereka. Jika dilakukan secara konsisten dan mengikuti perkembangan zaman, tidak menutup kemungkinan regenerasi pengrajin batik akan kembali berjalan,” tambahnya.
Ya, meskipun harga batik tulis cenderung lebih mahal dibandingkan batik cap atau print, Gisella mengatakan, ada alasan tersendiri mengapa ia dan kedua partnernya memilih produk batik tulis sebagai lini bisnis utama mereka.
“Kami memang lebih memilih batik tulis karena teknik membatik itulah yang kami mau lestarikan. Jangan sampai terus menjadi dying tradition. Di samping itu, kami juga mau mendukung home industry khususnya para pengrajin yang menggantungkan hidupnya dari membatik,” ungkap Gisella.
“Namun terlepas dari itu semua, kami berharap dan selalu mendorong anak-anak muda untuk bangga mengenakan batik. Any batik is ok, even better if we can preserve our cultural inheritance by promoting batik tulis. Kenapa saya bilang any batik is ok, karena memang batik tulis itu mahal, tidak semua orang mau sisihkan budget untuk beli batik tulis,” tandasnya.
Upaya berbagai pihak dalam optimalisasi aset kerajinan kain dan tenun
Sebagai bentuk apresiasi serta mengoptimalkan aset yang dimiliki dalam konteks kekayaan budaya melalui kain tenun, upaya ekspansi kain tenun pun terus ditingkatkan.
Dikutip dari halaman resmi Kementerian Perindustrian bahwa target ekspor produk kain tenun dan batik pada tahun 2019 mampu menembus angka 58,6 juta dolar AS atau naik 10 persen dibanding capaian tahun 2018 sebesar 53,3 juta dolar AS.
Tercatat, ekspor kain tenun dan batik Indonesia mayoritas dikapalkan ke negara maju seperti Jepang, Belanda dan Amerika Serikat.
“Tenun dan batik merupakan high fashion yang nilai tambahnya tinggi, bukan sebagai komoditas. Maka itu, ekspor untuk industri ini terus kami dorong. Apalagi, sekarang Wastra Nusantara semakin beragam dan diminati konsumen global. Bahkan, tadi kami melihat ada substitusi sutra dari pabrik yang di Sukoharjo, Jawa Tengah,” ucap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat pembukaan Pameran Adiwastra 2019 lalu.
Ditetapkannya Hari Tenun Nasional pada 7 September berkaitan dengan sejarah diresmikannya Sekolah Tenun pertama di Indonesia yakni pada 7 September tahun 1929 oleh dr. Soetomo di Surabaya.
Penetapan Hari Tenun Nasional, menjadi momentum untuk menggerakkan kegiatan tenun tradisional dan industri tenun juga secara otomatis, sekaligus mengembangkan tenun tradisional di seluruh Indonesia.
Harapannya, jika Hari Tenun Nasional sudah diresmikan pemerintah, kedepannya dapat diikuti dengan gerakan, wajib menggunakan busana tenun di hari kerja, mulai dari instansi pemerintah maupun swasta, seluruh sekolah negeri maupun swasta.
"Tenun layak diperlakukan seperti kita mengenakan dan memposisikan batik. Kita perlu terus mendukung perkembangan pembinaan perajin tenun Indonesia agar berkembang lebih banyak sekaligus dapat meningkatkan produksi,” kata Anna selaku pendiri Komunitas Tekstil Tradisional Indonesia (KTTI) bersama Yayasan Cinta Budaya Kain Nusantara dan Asosiasi Pengrajin Tenun Indonesia.
Tags: