... Panduan Lengkap Pengrajin Barongan Kediri: Cara Membuat Sendiri dengan Sentuhan Jarum dan Benang!

Pengrajin Barongan Kediri - Seni Tradisional yang Menginspirasi

Pengrajin Barongan Asal Pangandaran Kewalahan Terima Orderan Hingga Mancanegara, Begini Kisahnya

harapanrakyat.com,- Taufiq Lubis (31), Pengrajin Barongan asal Kabupaten Pangandaran kewalahan menerima orderan dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, pembelinya hingga mancanegara.

Pria asal Dusun Julang RT 20 RW 09, Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran mengaku saat banyak sekali orderan barongan dari sejumlah daerah di Indonesia.

“Awalnya sih lihat anak-anak mainan barongan. Karena saya suka eksperimen di bidang seni, akhirnya saya buat dan mengunggahnya di medsos. Ternyata antusiasnya luar biasa,” kata Taufiq Lubis, Senin (3/6/24).

Meski awal mula membuat barongan menjadi sesuatu yang baru baginya, terlebih sebelumnya ia fokus ke lukisan dari berbagai bahan yang ada di alam, namun berkat ketekunannya mengantarkan sampai bisa diakui banyak orang.

Ia mengungkapkan, belajar mengukir berbagai jenis barongan tersebut hanya dari internet, seperti YouTube dan media sosial lainnya.

“Semuanya otodidak. Tapi saya juga suka komunikasi ke para pelaku seni untuk menambah wawasan baru soal barongan,” imbuhnya.

Stok Darah di PMI Ponorogo Menipis Selama Libur Sekolah, Golongan AB Tinggal 15 Kantong

Dikatakan, perhitungan pajak hiburan yang langsung dikelolanya ini berasal dari penjualan tiket Grebeg Suro, dimana total seluruh penjualan tiket 10 persennya masuk sebagai PAD Pemkab Ponorogo. Sedangkan untuk retribusi pedagang dikelola oleh Disperdakum.

"Itu belum termasuk dari retribusi parkir yang dikelola oleh Dinas Perhubungan (Dishub)," katanya.

Ia mengakui jika dana yang masuk tersebut jauh jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Tahun lalu, event Grebeg Suro dikelola langsung oleh Pemkab saat itu mencatatkan pendapatan tiket sebesar Rp420 juta. Sedangkan tahun ini seluruh kegiatan digarap oleh event organizer (EO).

"Jadi secara otomatis seluruh modal dan pemasukan milik EO. Kita cuma dapat pajak penghasilan saja," tegasnya.

Meskipun hanya mendapat Rp35 juta, Sumarno memastikan jika dana tersebut berimbang jika dibandingkan tahun lalu. Sebab tahun lalu pengeluaran untuk Grebeg Suro sekitar Rp4,3 miliar dan mencatatkan pemasukan Rp450 juta.

"Jadi hanya beda banyaknya saja, tapi sebenarnya sama saja. Tahun ini modal kita cuma Rp450 juta dan pemasukan Rp35 juta jadi memang berimbang," kata Sumarno.

Mapolsek Pondok Aren digeruduk oleh rombongan Reog Ponorogo Bersama unsur Forkompimcam. Penggerudukan ini dilakukan untuk memberikan kejutan untuk Polri di hari jadi Bhayangkara ke-78.

Sejarah Singkat Seni Barong

Sejarah singkat dari kesenian barongan ini adalah bersumber dari hikayat Panji Asmarabangun, suatu cerita yang diawali dari iring-iringan prajurit berkuda mengawal Raden Panji/Pujonggo Anom dan Singo Barong. Singkst cerita, Prabu Klana Sawandana dari dari Kabupaten Bantarangin jatuh cinta pada Dewi Sekartaji putri dari Raja Kediri.

Baca Juga Dies Natalis 77 HMI: Sebuah Refleksi Perjuangan yang Sebenarnya

Pada saat yang bersamaan, Raden Panji mengutus dua punokawan dari Kerajaan Jenggala yaitu Lurah Noyontoko dan Untub untuk melamar Dewi Sekartaji. Sesampainya di hutan Wengker mereka juga dihadang oleh Singo Barong. Noyontoko dan Untub kewalahan menghadapi Singo Barong, mereka kemudian meminta bantuan Joko Lodro yang merupakan saudara seperguruan dari Kedung Srengenge.

Singo Barong dapat ditaklukkan dan dibunuh. Namun karena memiliki kesaktian, Singo Barong dapat hidup kembali asal disumbari. Peristiwa tersebut dilaporkan kepada Raden Panji dan dengan perasaan yang murka Raden Panji berangkat untuk menemui Singo Barong.

Sesampainya di alun-alun Kediri pasukan Prabu Klana bertemu dengan pasukan Raden Panji. Pertempuran keduanya tidak bisa terhindari, terjadilah perang antara Raden Panji dan Prabu Klana yang dimenagkan oleh Raden Panji. Kemudian Singo Brong dikutuk oleh Raden Panji tidak akan bisa kembali menjadi wujud manusia kembali (Gembong Amijoyo). Para prajurit dan Bujangganong takluk ditangan Raden panji. Kemudian rombongan melanjutkan perjalanan untuk melamar Dewi Sekartaji. Iring-iringan inilah yang menjadi latarbelakang dari Seni Barongan.

Ciri khas Barongan Blora

Barongan Blora memiliki keunikan tersendiri yang tentunya berbeda dari daerah lain. Tiga ciri khas yang dimiliki Barongan Blora yaitu :

Pertama, gamelan pengiring. Barongan Blora identik dengan pakem bermain dari tempo yang lambat ke tempo yang cepat. Hal ini didasarkan pada sorakan masyarakat saat pegelaran barongan. Selain gamelan, juga terdapat instrument music kendang, gendhuk, boning, saron, demung, dan juga kempul.

Seiring dengan perkembangan jaman, terdapat instrument modern seperti keyboard, drum, kendang besar yang biasanya akan dipadupadakan dengan kesenian campursari. Hal ini menjadikan Barongan tetap eksis dijaman modern dengan kemajuan instrument namun tetap dengan konsep tradisionalnya.

Kedua, alur cerita. Cerita diambil dari kisah Raden Panji Asmarabangun yang kemudian divariasi namun tidak mengubah alur cerita utamanya.

Ketiga, tokoh-tokohnya. Tokoh-tokohnya terdiri dari Singo Barong (Gembong Amijoyo) Gendruwon (Joko Lodro), Penthul (Untub, Noyontko dan Mbok Ginah), Jaranan (Pasukan dari Jenggala) dan Patih Punjangga Anom (Bujangganong).

Dari beberapa tokoh tersebut, yang menjadi cirri khusus Barongan Blora adalah Penthul yang tidak dimiliki oleh tari kreasi macan dari daerah lain.

Pelestarian Seni Barong di Blora

Kabupaten Blora merupakan daerah dengan kuantitas kesenian barong terbesar di Jawa Tengah. Dibandingkan daerah lain Blora dapat dikatakan sebagai sentral kesenian barong di Jawa Tengah. Di Era modern seperti sekarang, mempertahankan eksistensi kesenian tradisional tentu tidak mudah. Hal ini dikarenakan banyaknya budaya-budaya baru yang muncul yang lebih modern yang sifatnya juga menghibur.

Pelestarian kesenian seperti Barongan ini tentu tidak hanya dari satu pihak dalam arti hanya seniman saja, namun perlu adanya keikutsertaan masyarakat dan pemerintah daerah. Untuk pemerintah daerah sendiri, di Kabupaten Blora biasanya di setiap tahunnya di selenggarakan Festival Barongan dimana ajang lomba tersebut diikuti oleh beberapa paguyuban Seni Barong yang ada di Kabupaten Blora. Puncak acara biasanya di hibur oleh kesenian barongan local maupun luar daerah yang didatangkan untuk menghibur masyarakat Blora. Hal ini tentu sangat berpengaruh dalam mempertahan kesenian daerah dan juga memperkenalkan Seni Barong kepada generasi penerus.

Baca Juga Kenali Syndrome FOMO, Penyakit Penggila Media Sosial

Selain pemerintah, masyarakat juga turut andil dalam pelestarian Seni Barong. Perkembangan Seni Barong di Blora sangat pesat. Dahulu, Seni Barong hanya berfungsi untuk kepentingan ritual, seperti tradisi sedekah bumi, lamporan, dan tradisi desa lainnya.

Selain dalam wujud seni tari maupun drama. Seniman Blora mengenalkan Seni Barong kepada masyarakat luas melalui hasil karya seni rupa seperti patung, topeng,dan souvenir-souvenir lain yang bertemakan Seni Barong. Selain dari segi pelestarian tentunya hal tersebut juga mampu membantu para seniman Blora dari segi ekonomi untuk menambah pundi-pundi penghasilan mereka dari tangan kreatif yang mereka gunakan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai.

Jadi, usaha-usaha yang dilakukan dalam mewujudkan kelestarian Seni Barong di kabupaten Blora tentunya harus didukung dari semua pihak mulai dari seniman, masyarakat umum dan juga pemerintah daerah. Dengan adanya pelestarian ini dimaksudkan agar anak cucu dan generasi-generasi selanjutnya masih dapat menjumpai Kesenian Barong ini.


Tags:

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia