... Pengrajin Batik Pekalongan: Panduan Langkah demi Langkah untuk Pemula - Dapatkan Inspirasi DIY Batik!

Pengrajin Batik Pekalongan - Seni dan Keahlian dalam Karya Sulaman DIY

Motif Batik Semen

Motif batik Pekalongan yang memiliki corak klasik adalah motif batik Semen. Motinya yang menyerupai motif batik Semen asal Yogyakarta dan Solo, tapi perbedaannya terletak pada unsur motif cecak dan dominasi garis-garis dekoratif yang muncul pada batik Pekalongan. Selain itu, tambahan ornamen lain berupa tumbuhan serta burung Garuda yang berarti gagah perkasa.

Makna batik Pekalongan motif Semen sangat mendalam berdasarkan filosofinya. Berasal dari nama Ramawijayana, motif Semen terdiri dari 7 nasehat yaitu:

- Bayu Brata: arti leluhur yang digambarkan dengan unsur burung

- Agnibrata: arti kekuatan untuk melawan musuh yang disimbolkan dengan unsur lidah api

- Dhanaba Brata: arti kesejahteraan masyarakat yang digambarkan dengan unsur bintang

- Sasi Brata: watak rembulan yang bersifat kesuksesan dan keberuntungan dengan unsur binatang

- Pasabrata: arti mulia tapi berbahaya bagi yang mengabaikan yang digambarkan dengan unsur kapal air

- Suryabrata: watak seseorang yang tabah yang digambarkan dengan simbol garuda

- Endar Brata: pemberi kemakmuran dan pelindung dunia yang digambarkan dengan simbol pohon hayat

Motif Batik Sawat

Motif batik sawat merupakan motif yang paling diminati banyak orang. Masyarakat Jawa percaya bahwa setiap kekuatan para leluhur dan dewa memiliki peran dalam mengendalikan alam semesta. Sawat memiliki arti melempar.

Mitosnya, orang Jawa memiliki senjata seperti Batara Indra atau dikenal dengan petir, kilat, atau gledek. Senjata ini digunakan dengan cara dilempar. Sawat memiliki bentuk seperti hewan ular yang memiliki taring atau gigi tajam. Batik sawat seakan memberikan perlindungan alam semesta untuk si pemakai.

Makna mendalam dari setiap motif batik Pekalongan tentunya membuat kita makin cinta dengan warisan budaya Indonesia. Mana motif batik Pekalongan yang paling kamu sukai?

Kampung Wisata Batik yang Unik

Berdasarkan sejarah terbentuknya, bisa dibilang jika Kampung Batik Pesindon terbentuk secara alami. Sebab jauh sebelum diresmikan, sudah banyak pengrajin batik di kampung ini.

Keberadaannya pun merupakan inisiatif warga sendiri. Maka tak berlebihan jika Kampung Pesindon mendapat julukan sebagai kampung wisata batik yang unik.

Tak hanya itu, Kampung Wisata Batik pesindon juga menyimpan keunikan lainnya. Apa saja?

Ada Paguyuban Batik Pesindon

Hal tersebut mereka lakukan lantaran semakin banyaknya pengunjung yang datang. Baik untuk berbelanja, penelitian, atau untuk melihat proses produksi Batik Pekalongan secara langsung.

Pengunjung yang mereka layani biasanya tamu rombongan. Ada yang berasal dari dalam negeri dan ada juga yang berasal dari luar negeri. .

Dekat dengan Bangunan-Bangunan Sejarah

Kampung Pesindon secara tak langsung memiliki nilai historis. Ada 3 bangunan bersejarah terletak tak jauh dari kampung ini.

Kalau kamu berkunjung ke Kampung Pesindon. Jangan lupa untuk melihat tiga tempat bersejarah tersebut ya!

Tersedia Banyak Musholla

Berwisata ke Kampung Batik Pesindon rasanya tak cukup jika hanya berbelanja saja. Kamu boleh loh sekalian melihat bagaimana proses pembuatan batik di sana. Ada beberapa lokasi yang sengaja dipersiapkan untuk pengunjung yang hendak menggali informasi lebih jauh tentang batik dan produk turunanya.

Buat kamu yang beragama Islam, Jika waktu kunjunganmu bersamaan dengan waktu shalat. tak perlu khawatif mencari tempat shalat karena Hampir di setiap jalan hingga masuk gang kecil ada musholla.

Kesadaran untuk melestarikan batik semakin tinggi. Apalagi sejak UNESCO menyatakan batik adalah warisan dunia asal Indonesia. Karenanya banyak orang yang ingin belajar tentang batik.

Artikel Terkait

Kendati begitu, Oey Soe Tjoen tak memonopoli pekerjaan para petani. Ketika musim tanam tiba, mereka dibolehkan mengerjakan lahan-lahan garapan mereka. Kembali mencangkul dan menanam.

Tak hanya itu, sikap Soe Tjoen juga tegas. Ia tak membolehkan pekerja yang dilanda masalah mengerjakan kain batik. Sekalipun pekerja itu memohon agar tak diistirahatkan, Soe Tjoen tetap melarangnya. Ia akan merumahkan sementara sampai masalah yang dihadapinya selesai. Begitu juga dengan pekerja perempuan yang sedang datang bulan. Tak dibolehkan menyentuh kain batik yang ia kerjakan.

Tekun ia menuntun pekerjanya. Mendidiknya dengan sepenuh hati agar disiplin. Sampai-sampai tak hanya dalam soal membatik. Para pekerja juga dilatihnya membina hubungan baik dengan para pengrajin peralatan yang dibutuhkan dalam membatik. Seperti tukang canting, pembuat lilin malam, juga juru ramu bahan pewarna kain.

Dari sini, tampak pula bahwa darah pebisnis yang dialirkan dari sang ayah masih terus deras mengalir. Ia tak hanya sebagai desainer batik. Ia juga seorang pebisnis yang sangat mengetahui apa yang dimaui konsumennya. Tentu, konsumen tak mau menerima kualitas barang yang jelek. Apalagi, ketika ia tahu, yang dihadapi adalah orang-orang Eropa yang cenderung detail dalam memandang segala sesuatu.

Bahkan, pada masa peralihan, pada masa Jepang mulai menduduki Indonesia, Soe Tjoen juga tak menutup diri. Ia bersikap terbuka dengan perubahan itu. Baginya, segala sesuatu yang baru adalah tantangan yang harus dijawab.

Maka, pada saat itu, ia mulai mempelajari beragam simbol dalam budaya Jepang. Tercetuslah kala itu untuk membuat kain batik Hokokai. Motif-motif atau ragam hiasnya pun disesuaikan dengan budaya Jepang. Ada merak, bunga, dan kupu-kupu.


Tags:

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia