Pengrajin Batik Pekalongan - Seni dan Keahlian dalam Karya Sulaman DIY
Oey Soe Tjoen, Legenda Batik Tionghoa dari Pekalongan
Dalam selubung kekecewaan itu, sang ayah berusaha meyakinkan Soe Tjoen, bahwa pilihannya itu salah. Ia khawatir, kalau-kalau Soe Tjoen akan terbunuh oleh pilihannya sendiri. Baginya, lebih baik menjalankan usaha yang sudah jelas aman, seperti yang digelutinya. Ya, usaha batik cap jauh lebih aman ketimbang batik tulis halus.
Tak terlalu menggubris bujukan sang ayah, Soe Tjoen tetap berkeras mewujudkan mimpinya itu. Ia tahu, apa yang diambilnya adalah risiko besar. Tetapi, apalah artinya hidup jika tak berani mengambil risiko terbesar? Karena hidup adalah himpunan permasalahan yang datang silih berganti. Tak tahu dari mana pangkalnya. Juga tak diketahui di mana ujungnya.
Kehidupan terus bergulir. Oey Soe Tjoen rupanya mendapatkan angin segar. Sejak menikah dengan Kwee Tjoen Giok (Kwee Netty), ia merasa mendapatkan pasangan hidup yang memiliki irama hidup yang selaras. Makin bulatlah tekadnya. Selangkah pun tak ia undurkan. Ia tetap berkeras dan berusaha mewujudkan mimpinya itu. Membuka usaha batik tulis halus. Ia tak peduli dengan apa yang dialaminya, diputus dari garis keluarga akibat keputusannya itu.
Bertempat di rumahnya, di Kedungwuni, ia mulai merintis usaha batik tulis halus impiannya itu. Sebenarnya, ada beberapa alasan mengapa ia terpaksa melakukan itu. Ia gelisah dengan keadaan yang menimpa warga desa sekitarnya. Mereka bekerja sebagai petani, tetapi hidup mereka jauh dari kata layak.
Terdorong oleh kegelisahan itu, ia berharap, usahanya yang baru itu akan sedikit mengangkat harkat derajat para petani itu. Setidaknya, mereka mendapatkan penghasilan tambahan dari membatik. Tentu, Soe Tjoen tidak bisa memonopoli mereka harus kerja penuh waktu. Soe Tjoen tak mau membuat mereka beralih pekerjaan. Mereka tetap bertani. Sementara membatik, hanyalah kerja sampingan. Sekadar pengisi waktu luang.
Lokasi Kampung Wisata Batik Pesindon
Kampung Pesindon merupakan kampung kota yang terletak di tengah Kota Pekalongan. Berada di Kelurahan Kergon, Kecamatan Pekalongan Barat.
Home industri batik tersebar hampir di semua gang yang terdapat di kampung ini. Yakni di gang 1, gang 2, dan gang 3. Sementara gang terakhir (gang 4) didominasi oleh peternak ayam.
Selain di kelurahan Kergon. Sebagian kecil pelaku home industri batik juga berada di kelurahan Bendan. Tepatnya di Gang 1A.
Akses Menuju Kampung Batik Pesindon
Lokasi Kampung Batik Pesindon sangat strategis. Kamu bisa mengaksesnya dengan mudah. Bagian utara dan timur dari kampung ini berbatasan langsung dengan sungai Loji. Sungai yang pada zaman dahulu pernah menjadi jalur perdagangan bagi Kota Pekalongan.
Bagian selatan berbatasan dengan Jalan Hayam Wuruk. Bagian barat berbatasan dengan Jalan Imam Bonjol. Kamu yang hendak bertandang ke daerah ini bisa melewati dua jalan ini.
Jalan di dalam Kampung Pesindon juga bagus untuk dilalui kendaraan. Baik kendaraan roda 4 atau pun roda 2. Dimensinya berukuran 2-3 meter.
Sarana Transportasi
Pengunjung yang datang ke area industri rumahan ini tak hanya didominasi oleh para pedagang, namun adapula orang yang sengaja menjadikan tempat ini sebagai destinasi liburan.
Meski pada praktiknya kampung ini hanya memiliki jalan raya yang tak lebar, antusiasme wisatawan yang datang dari luar kota tetap tinggi. Untuk efisiensi waktu dan biaya, umumnya para wisatawan tersebut menggunakan layanan rental mobil pekalongan.
Penyewaan mobil di pekalongan turut memberikan kontribusi positif dalam mempopulerkan salah satu wisata batik yang satu ini. Kebanyakan penyedia armada di Kota pekalongan menyedikan paket penyewaan mobil berikut jasa supir untuk mengunjugi lokasi ini.
Sejarah Kampung Batik Kauman Pekalongan
Konon katanya, kampung batik kauman Pekalongan memang merupakan cikal bakal pengrajin batik di kawasan tersebut. Sebab, ada satu motif batik yang cukup legendaris.
Disebut batik Jlamprang karena corak motif yang ada di sana merupakan perpaduan antara batik arab dengan batik Cina. Ada pula batik encim yang motifnya punya pengaruh dari Cina. Nah, batik iconic tersebut disinyalir dibuat pada zaman penjajahan.
Sebab, bangunan-bangunan tua di kawasan tersebut sudah ada sejak zaman dahulu kala. Sebut saja masjid Jami’ yang tak jauh dari lokasi. Masjid itu berdiri sejak tahun 1852.
Sementara itu. di kampung batik kauman mulai banyak pengrajin batik sejak tahun 1900an. Pada tahun 2007, kawasan tersebut dijadikan wisata kampung batik. Tak hanya itu, pada tahun 2015, pemerintah memasukan kampung batik kauman sebagai cagar budaya nusantara.
Semenjak dinobatkan sebagai desa wisata batik, ada berbagai macam festival yang digelar setiap tahunnya. Pastinya banyak wisatawan yang tak mau ketinggalan untuk menyaksikan setiap event tersebut ya…
Tags: