... Cara Merawat Jahitan Setelah Operasi Usus Buntu: Panduan DIY & Tips Jahitan

Perawatan Luka Jahitan Pasca Operasi Usus Buntu

Seperti apa prosedur appendektomi?

Metode operasi usus buntu (a ppendektomi ) ada dua pilihan. Pertama adalah operasi a pendektomi terbuka yang menjadi prosedur standar untuk mengangkat usus buntu.

Kemudian, ada a pendektomi laparoskopi sebagai alternatif prosedur bedah yang lebih baru dan minim risiko. Lebih jelasnya, mari bahas satu per satu pilihan appendektomi.

Operasi usus buntu terbuka ( open appendectomy surgery )

Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan pada sisi kanan bawah perut Anda. Luka atau sayatan yang dibuat umumnya sepanjang 4 – 10 sentimeter (cm).

Sebelumnya , Anda akan lebih dulu dibius total agar tidak merasakan sakit sama sekali. Selama operasi berlangsung, Anda akan tertidur pulas alias tidak sadarkan diri.

Operasi usus buntu laparoskopi ( laparoscopic appendectomy)

Salah satu dari sayatan tersebut nantinya akan menjadi pintu masuknya selang laparoskopi. Alat ini dilengkapi dengan pisau medis khusus dan kamera video kecil.

Lewat kamera yang terpasang di laparoskopi, dokter bedah dapat melacak lokasi usus buntu dan memonitor isi dalam perut Anda di layar TV.

Nantinya, dokter akan mengikat dan memotong usus buntu yang akan dikeluarkan melalui alat laparoskopi. Sesudahnya, bekas sayatan akan ditutup dengan staples atau jahitan.

Proses operasi

Pada umumnya, appendectomy mengharuskan kamu melakukan rawat inap. Dokter akan menentukan metode operasi apa yang harus kamu jalani tergantung kondisi kesehatan kamu dan juga tingkat keparahan radang yang kamu alami.

Proses operasi biasanya dilakukan dengan melakukan anestesi menyeluruh yang membuat kamu terlelap sepanjang operasi berlangsung. Baik open appendectomy ataupun laparoscopic appendectomy, kedua prosedur ini akan melewati proses:

Saat operasi selesai kamu akan dipindahkan ke ruang khusus pemulihan. Tim medis akan memantau beberapa tanda vital seperti detak jantung dan pernapasan kamu.

Prose pemulihan kamu akan tergantung dari jenis operasi apa yang kamu jalani dan anastesi apa yang kamu dapatkan.

Saat denyut nadi, tekanan darah, pernapasan mulai stabil, dan kamu mulai tersadar, perawat akan memindahkan kamu ke kamar rawat biasa.

Ikuti setiap arahan perawat selama kamu di rumah sakit. Dokter biasanya akan melakukan pengecekan rutin dan menentukan kapan kamu bisa pulang.

  • Jangan mengangkat benda berat
  • Minum air putih yang cukup
  • Jalan santai setiap hari
  • Jaga luka operasi tetap bersih dan steril
  • Istirahat yang cukup
  • Mengalami demam tinggi di atas 38,8 derajat celcius
  • Tidak buang air besar atau kentut selama 3 hari pasca operasi
  • Rasa sakit yang tidak kunjung hilang terutama di area bekas sayatan
  • Sakit perut, kram, atau bengkak yang kian parah
  • Muntah
  • Muncul tanda kemerahan, pembengkakan, pendarahan, atau keluarnya cairan lain dari dalam luka bekas sayatan operasi.
  • Hilang nafsu makan, atau tidak bisa makan dan minum apapun
  • Batuk terus menerus dan kesulitan bernapas
  • Diare selama lebih dari 3 hari.

Itu dia pembahasan mengenai prosedur operasi usus buntu. Jangan ragu berkonsultasi pada dokter jika kamu merasakan gejala tidak enak pada perut kanan bagian bawah, karena bisa saja ini adalah usus buntu yang perlu penanganan medis lebih lanjut.

Operasi Usus Buntu (Appendectomy)

Mendengar kata operasi, bagi sebagian besar orang itu begitu menakutkan, termasuk operasi usus buntu. Mungkin karena membayangan proses yang mengerikan dan takut akan terjadi sesuatu yang tidak-tidak. Saya tidak ingin Anda larut dalam ketakutan lalu menolak prosedur ini, padahal operasi sangat penting dilakukan untuk menyembuhkan penyakit Anda.

Oleh karena itu, mari kita ketahui lebih jauh apa yang dilakukan dokter ketika mengerjakan operasi usus buntu, apa yang perlu Anda persiapkan, kemungkinan komplikasi dan bagaimana perawatan pasca operasi usus buntu serta pemulihannya.

Dalam istilah medis operasi usus buntu dikenal dengan Appendectomy, yaitu suatu prosedur operasi untuk memotong dan membuang appendix (usus buntu). Sebagian besar prosedur ini dilakukan dalam kondisi darurat untuk mengatasi radang usus buntu (apendicitis).

Namun pada sebagian kasus, pemotongan dan pembuangan usus buntu ini dapat dilakukan sekalian ketika operasi perut karena penyakit yang lain, hal ini bertujuan untuk mencegah apendicitis di kemudian hari.

Apendisitis merupakan suatu kondisi di mana usus buntu menjadi meradang. Usus buntu dalam bahasa indonesia disebuat umbai cacing atau usus yang berbentuk kantong (tabung) sebesar kelingking yang buntu atau tertutup pada bagian ujungnya.

Pada kebanyakan orang, usus buntu menjadi meradang karena jaringan yang terinfeksi oleh bakteri, nanah bisa terjadi dalam lumen usus buntu. Penyumbatan mekanis dari apendiks oleh tinja keras, benda asing, atau lendir tebal juga dapat menyebabkan infeksi bakteri.

Lebih lengkap silahkan baca: Penyebab Usus Buntu dan Gejala Radang Usus Buntu Anda akan mengetahui kenapa radang usus buntu harus dioperasi.

Bagaimana cara agar terhindar dari radang usus buntu?

Radang usus buntu dapat terjadi kapan saja, tetapi paling sering terjadi antara usia 10 - 30 tahun dan pria lebih sering daripada pada wanita. Memang tidak ada upaya khusus yang benar-benar dapat mencegah radang usus buntu, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko.

Diantaranya dengan mengonsumsi makanan kaya serat yang banyak terdapat pada buah dan sayur segar. Bebebrapa contohnya seperti raspberi, apel, buah pir, artichoke, kacang hijau, brokoli, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, dan lain-lain. Tujuan dari makanan kaya serat ini yaitu mencegah pengerasan feses sehingga BAB lancar dan tidak ada yang menyumbat usus buntu.

Delain mengonsumsi makanan kaya serat, hindari juga Makanan Penyebab Radang Usus Buntu

Jadi, selalu kenali, waspadai, dan bertindaklah tepat dengan cara segera ke dokter saat mengalami gejala radang usus buntu.

Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Kenali Gejala Usus Buntu Meradang dan Tanda Bahayanya

Sakit mendadak di perut kanan bawah disertai dengan mual muntah dan demam ringan harus dicurigai sebagai tanda dan gejala usus buntu meradang. Kondisi ini harus segera ditangani, jika terlambat bahaya akibat pecahnya organ usus buntu dapat berakibat fatal.

Gejala usus buntu muncul saat terjadi peradangan pada usus buntu. Radang atau infeksi pada organ yang disebut apendiks ini terjadi akibat sumbatan oleh penumpukan lendir, parasit, atau yang paling umum oleh feses keras.

Sesuai dengan namanya, usus buntu memiliki bentuk seperti selang dengan ujung yang buntu, organ ini terletak di perut kanan bawah. Ketika ada sumbatan di pangkalnya, maka bakteri dapat berkembang biak dengan cepat di dalam rongga yang menjadi tertutup. Sebagai akibatnya apendiks menjadi iritasi dan bengkak, yang akhirnya menyebabkan radang usus buntu, dalam istilah medis disebut sebagai apendisitis. Perhatikan gambar di bawah ini!

Dari sini bisa kita bayangkan seperti apa gejala yang dirasakan oleh seseorang yang mengalami radang usus buntu. Diantara gejalanya seperti sakit perut kanan bawah, perut terasa penuh, mual, muntah, bahkan demam.


Tags: jahit luka setelah usus

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia