"Menelusuri Keindahan Pusat Kerajinan Perak Kota Gede"
Jalur Benteng Bokong Semar II kotagede yogya
Sedang sisa benteng yang terletak di antara Kompleks Makam Hasta Rengga dan Kompleks Makam Kota Gede-Masjid Agung (benteng keliling keraton) oleh penduduk dikenal dengan nama Benteng Raden Ronggo. Benteng ini tampak jebol dari atas ke bawah dengan lebar lubang kira-kira selebar bahu orang dewasa. Menurut cerita lisan, benteng tersebut jebol karena ditabrak oleh Raden Ronggo (salah satu putra Senapati). Benteng-benteng Mataram ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 1592-1593 Masehi.
Menurut Buku Riwayat Pasareyan Mataram III yang ditulis oleh R. Ng. Martohastono (almarhum), yakni seorang juru kunci Kotagede Mataram, Sendang Saliran konon dibuat oleh Ki Ageng Mataram dan Panembahan Senapati. Sendang ini dinamakan saliran karena konon memng dibuat/dikerjakan sendiri oleh Ki Ageng Mataram dan Panembahan Senapati. Menurut buku tersebut Sendang Saliran dibuat pada tahun 1284. Pada masa dulu di dalam sendang itu dipelihara kura-kura dan ikan lele. Kura-kura tersebut dinamai Kiai Duda. Sendang Saliran terdiri atas dua tempat yang masing-masing diperuntukkan bagi pengunjung laki-laki dan perempuan.
Apa saja aktifitas selama di Kota Gede
Wisata Budaya dan Sejarah
Seperti penjelasan sebelumnya, ada banyak peninggalan-peninggalan bersejarah yang berada di kawasan Kota Gede ini. Sehingga bagi anda yang menyukai dan ingin mempelajari kebudayaan serta sejarah di Indonesia, maka tempat ini akan sangat cocok untuk anda kunjungi. Anda bisa berjalan kaki menyusuri setiap sudut kota sembari menikmati keindahan bangunan bersejarah disini menjadi aktivitas yang bisa anda coba. Anda akan terasa seakan kembali ke masa lampau, karena peninggalan bersejarah disini masih terjaga dengan baik. Jika lelah berjalan kaki tak ada salahnya menggunakan jasa andong untuk berkeliling. Tak hanya berwisata budaya dan sejarah saja, anda juga dapat menambah ilmu pengetahuan terkait sejarah yang ada di tempat ini.
Wisata Religi
Tak hanya berwisata sejarah dan budaya saja, namun disini anda bisa berwisata religi di kawasan Kota Gede. Anda bisa berziarah ke makam dari para Raja-Raja Kerajaan Mataram Islam. Selain itu terdapat pula makan Panembahan Senopati, Ki Gede Pemanahan, dan keluarga yang ada di dalam kompleks pemakaman tersebut. Di sekitaran kompleks makam pengunjung juga bisa mengunjungi Masjid Agung, masjid tertua di Yogyakarta. Masjid ini cukup bersejarah karena merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram Islam. Di sekitaran kompleks juga terdapat wisata pemandian Sendang Putri dan Sendang Kakung.
Berburu Cindera Mata Kerajinan Perak
Kota gede memiliki hasil kerajinan perak yang bahkan kini sudah mendunia. Tak akan sulit bagi anda untuk menemukan penjual yang menawarkan hasil kerajinan perak ini. Anda bisa membeli perhiasan seperti gelang dan kalung hingga berbagai peralatan rumah tangga seperti teko, gelas, dan miniature yang bisa anda jadikan oleh-oleh. Kerajinan perak yang dihasilkan di sini sangat indah dan memang sering dicari bahkan hingga wisatawan asing. Jangan lewatkan untuk membawa pulang kerajinan-kerajinan perak ini saat berkunjung di Kota Gede.
Pasar Kota Gede Jogja
Pasar Legi yang sekarang masih berdiri dan hidup dengan segala dinamikanya, diduga kuat dulunya merupakan pasar kota kerajaan Mataram Kotagede. Seperti lazimnya pasar-pasar kerajaan Jawa Islam, berdiri di sebelah utara toponim Alun-alun. Aktivitas pasar yang paling ramai jatuh pada hari pasaran Jawa yang jatuh pada hari Legi. Oleh karena itu pula Pasar Kota Gede sering dikenal juga dengan nama Pasar Legi.
Sisa-sisa struktur benteng Keraton Mataram Kotagede masih dapat dilihat di beberapa bagian (benteng keliling kota Mataram). Sisa struktur benteng yang relatif kelihatan tersebut terdapat di Dusun Dalem dan Kedaton. Dusun ini terletak kira-kira di bagian tengah yang dahulu dikelilingi tembok keliling yang sering disebut cepuri. Tembok keliling (cepuri) ini tidak simetris, pada susut tenggara kelihatan melengkung sehingga membentuk sudut tumpul. Penduduk menamakan sudut benteng ini Bokong Semar.
Tags: kerajinan pusat