... Sentra Kerajinan Keramik Terkenal di Jawa Barat: 5 Tempat DIY untuk Penggemar Sulam dan Rajutan!

Karya Seni Anyaman Keramik Terkenal di Jawa Barat - Jejak Keindahan dan Kreativitas DIY

Mata Pencaharian Warga

Sampai saat ini, sambung dia, bangunan yang dijadikan tempat sanggar bertuliskan 'Induk Perusahaan Keramik Plered' di bagian atapnya itu masih berdiri kokoh. Meski, saat ini keberadaannya sudah tidak tidak sebagus tempo dulu.

"Gedung tua itu merupakan bangunan paling bersejarah atas perkembangan keramik di Plered," kata dia.

"Sejak saat itulah, kerajinan keramik Plered semakin dikenal hingga ke mancanegara," tambah dia.

Dia menjelaskan, kerajinan keramik ini merupakan mata pencaharian sebagian besar warga Desa Anjun. Apalagi, ini merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga keasliannya.

Ihwal hasil kerajinan kriya masyarakat di wilayah ini, Jujun menjelaskan, itu terbagi menjadi tiga jenis produk keramik. Yakni, keramik kontruksi, yang terdiri dari genteng, loster, bata merah dan lain-lain. Kemudian, keramik tradisional terdiri dari pot, kendi, ulekan serta pendil. Serta, keramik hias dan fungsi.

Sementara itu, merujuk pada catatan yang ada di dinas terkait, Kabupaten Purwakarta sebenarnya sudah menjadi eksportir keramik sejak dekade 80-an. Dengan kata lain, kemasyuran produk kerajinan kriya ini banyak digemari warga asing sejak dulu.

Sentra Keramik Plered Purwakarta

Plered adalah sebuah kecamatan di Purwakarta yang memiliki luas wilayah 36,79 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 54.337 jiwa. Penyebutannya mirip dengan Pleret, sebuah desa yang terkenal dengan museum purbakalanya di Bantul, Yogyakarta.

Ada beragam versi mengenai asal usul namanya, yakni dari masa tanam paksa, dimana dulu daerah tersebut menjadi tempat penanaman kopi yang hasilnya diangkut dengan palered (pedati kecil yang ditarik oleh kerbau).

Pengantar komoditas perkebunan itu terbuat dari papan kayu, baik pedati maupun rodanya. Sehingga, meski melalui jalan berlumpur tidak akan terjebak seperti ban biasa.

Pengangkutannya sendiri menuju Cikawao Bandung/Jatiluhur dan selanjutnya dibawa menggunakan rakit ke Tanjung Priok, menyusuri Sungai Citarum.

Payung Geulis

Payung geulis adalah souvenir khas dari daerah Tasikmalaya. Payung ini digunakan digunakan dalam berbagai acara seni tradisional di Jawa Barat. Payung ini juga seringkali digunakan sebagai dekorasi ruangan. Bahkan pada tahun 1926 para noni Belanda banyak yang menggunakan payung ini.

Geulis dalam bahasa Sunda berarti “cantik” sehingga payung geulis memiliki arti payung cantik. Payung geulis terbuat dari bahan kertas dan kain yang bermotif. Motifnya terbagi menjadi dua macam yaitu motif geometris dan non geometris.

Pada motif geometris gambar yang menonjol adalah gambar garis lurus, lengkung, dan patah-patah. Sedangkan motif non geometris menonjolkan gambar seperti manusia, tumbuhan, ataupun manusia. Rangka dari payung ini terbuat dari bambu.

Untuk menambah kesan menarik bagian dalam payung diberi benang warna-warni. Namun payung ini mengalami penurunan peminat pada tahun 1955 hingga 1968. Pada saat itu Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka.

Dengan begitu produk-produk luar negeri dapat masuk ke Indonesia termasuk produk payung import. Hal ini menggeser posisi payung geulis dan membuat pengrajin payung geulis mengalami kebangkrutan.

Mengetahui hal pemerintah kota Tasikmalaya tidak tinggal diam. Para pengrajin diberi bantuan berupa peralatan dan bahan untuk meningkatkan kualitas produk payung geulis mereka.

Payung geulis pun berangsur-angsur mulai kembali diminati pada tahun 1980 an. Hingga saat ini belum ada inovasi maupun modifikasi terhadap payung geulis sehingga bentuk payung ini masih sangat asli.


Tags: kerajinan yang jawa

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia