Seni Merajut Sejarah - Siapa yang Mengukir Jejak di Balik Jahitan Bendera Pusaka?
SK. Trimurti
Kalau kamu sempat baca artikel tentang Sayuti Melik di blog ini, harusnya nggak asing dengan SK Trimurti, lho! Yaps, dia adalah istri dari juru ketik proklamasi, Sayuti Melik. Ternyata, Trimurti secara tidak langsung menjadi pengibar bendera lho. Sebelumnya tuh emang yang ditunjuk untuk melakukan pengerekan bendera.
Makanya, kalau ada paskibra di sekolah kamu tuh, kebanyakan ada 2 orang cowok dan 1 orang cewek di tengah. Petugas yang cowok itu tugasnya mengerek tali bendera dan membentangkan bendera dan petugas ceweknya itu bertugasnya membawa bendera dan memegang tali bendera.
Nah, itu tadi 3 tokoh pengibar bendera merah putih saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 1945. Nggak salah kok kalau kamu bermimpi menjadi anggota paskibra di istana kepresidenan saat upacara kemerdekaan Republik Indonesia. Hanya saja jangan lupa dengan kegiatan utama kamu, yakni di sekolah.
Sekarang udah ngga ada alasan malas belajar lagi karena sudah ada aplikasi Ruangguru . Kamu bisa nonton video belajar seru mengenai sejarah Indonesia di ruangbelajar. Penjelasan dari Master Teacher dengan animasi-animasi keren bakalan lebih seru lho dan pastinya bikin kamu makin paham. Daftar sekarang ya!
Penjahit Bendera Pusaka Merah Putih
Mengutip laman Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan , Ibu Fatmawati adalah orang yang menjahit bendera Merah Putih. Ia, yang merupakan istri ketiga dari Presiden Sukarno, menjahit bendera Merah Putih dengan mesin jahit tangan di ruang tamu rumahnya.
Sejarah Warna Bendera Merah Putih dari Mitologi Austronesia
Asal-usul warna merah dan putih yang kini dipakai untuk warna bendera di beberapa negara di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya disebut-sebut berasal dari mitologi Austronesia. Merah dimaknai sebagai tanah dan putih berarti langit.
Austronesia adalah rumpun bangsa dan bahasa yang tersebar dari Taiwan dan Hawaii di ujung utara sampai Selandia Baru di ujung selatan, serta dari Madagaskar di ujung barat sampai Pulau Paskah (Rapanui) di ujung timur. Kepulauan Nusantara termasuk dalam rangkaian ini.
Merah dan putih kemudian digunakan untuk melambangkan dualisme alam yang saling berpasangan: Ibu Bumi (merah) dan Bapak Langit (putih). Karim Halim dalam buku Negara Kita (1952) menuliskan, menurut adat-istiadat Austronesia, warna merah dan putih berpengaruh besar dalam hal kesaktian dan kepercayaan.
Maka tidak mengherankan jika sebagian negara di dalam rumpun Austronesia memakai unsur warna merah dan putih untuk benderanya, sebut saja Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, hingga Taiwan, Madagaskar, dan seterusnya.
Tags: jahit yang ende