... Panduan Lengkap Sulam Benang Emas: Teknik, Pola, dan Tips DIY

Menghiasi Karya Seni - Keindahan Sulam Benang Emas dalam Kerajinan Tangan dan DIY

Bunga Sulaman Tudor

Periode Tudor adalah Zaman Keemasan sulaman bagi sejarahwan mana pun – sejumlah besar karya bertahan, termasuk beberapa karya buatan tangan Elizabeth sendiri.

Blackwork

Meskipun sulaman hitam dikenal di Inggris sebelum itu, pengenalan blackwork ke pengadilan Inggris dikreditkan pada Catherine dari Aragon yang konon membawanya dari negara asalnya Spanyol ketika dia menikahi King Henry VIII pada 2509. Dalam periode Tudor, blackwork adalah dekorasi umum untuk manset kemeja, baju luar, dan topi.
Blackwork adalah bentuk sulaman benang terhitung yang umumya dibuat dalam warna hitam, sering kali dalam tusuk Holbein. Meskipun bisa dilakukan dalam warna lain juga, blackwork hampir selalu monokrom. Pola diaper digunakan untuk isian.

Motif-motif bunga

Sulaman Elizabeth sebaliknya menggunakan sejumlah jahitan, yang beberapa yang paling umum adalah tusuk tenda, tusuk gobelin, tusuk jelujur, lubang kancing terpisah, dan sulam rantai.

Desau bunga yang rumit adalah yang paling umum, dan stumpwork menjadi populer pada periode itu.

Pelajari bahan apa saja yang Anda perlukan dalam peralatan Anda untuk memulai proyek sulaman sederhana!

Teknik sulaman [ sunting | sunting sumber ]

Adapun kapalo samek adalah teknik sulaman yang terbentuk dari bulatan-bulatan kecil pada kain. Proses pembuatannya yakni benang dililitkan pada jarum baru ditusukan pada kain sehingga benang lilitan itu timbul pada kain. Biasanya, bagian pinggir bunga dijahitkan benang emas, agar bentuk bunganya lebih nyata. [5]

Berhubung proses pembuatan sulaman baik suji caia maupun kapalo samek berlangsung dalam waktu lama, selama rentang waktu pengerjaankain bahan tetap dibiarkan pada pamedangan. Oleh sebab itu, agar kain bahan tidak kena debu atau kotoran lain, maka ditutup dengan plastik. Plastik hanya dibuka ketika menyulam dan itu hanya pooa bagian yang sedang dikerjakan, sedangkan yang lainnya tetap tertutup plastik. [5]

Sulaman Koto Gadang

Sulaman Koto Gadang adalah teknik kerajinan tangan menghias kain dengan benang yang dikerjakan secara tradisional oleh masyarakat Koto Gadang, salah satu nagari di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sulaman ini dihasilkan dari pengetahuan masyarakat Koto Gadang dalam membentuk jalinan benang di atas kain yang diwariskan secara turun-temurun. Pengerjaannya sama sekali tidak menggunakan teknologi mesin, melainkan menggunakan peralatan sederhana dan bergantung pada keterampilan tangan. [1]

Di antara teknik sulaman Koto Gadang yang masih digunakan saat ini yakni teknik sulaman "suji caia" dan "kapalo samek". Sulam suji caia menampilkan permainan gradasi warna benang yang saling menyatu (bahasa Minang: caia, artinya cair) sehingga menghasilkan bentuk bunga yang tampak hidup. [4] Adapun sulam kapalo samek (dari bahasa Minang, artinya kepala peniti) karena dalam pembuatannya benang dikait dan ditarik sampai ujung peniti sehingga menghasilkan bentuk bulat di atas kain. [5]

Pengetahuan dan keterampilan membuat sulaman Koto Gadang diwariskan secara turun-temurun, umumnya dari ibu ke anak perempuan. Saat ini, masih banyak ditemukan perempuan Koto Gadang yang menekuni sulaman dan bahkan menjadikannya sebagai mata pencaharian tambahan. Kekhasan sulaman Koto Gadang terletak dari proses pembuatan, motif, dan detail pengerjaan. Oleh karena itu, sulaman ini memiliki nilai jual yang relatif tinggi, hingga mencapai jutaan rupiah per helainya. [6] [7] Namun, rumitnya pengerjaan membuat sulaman Koto Gadang bisa membutuhkan waktu penyelesaian hingga dua bulan. [8]


Tags: benang sulam

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia