... Panduan Ukiran Kayu Papua: Teknik DIY dan Keterampilan Jahitan

Seni Ukiran Kayu Papua - Keajaiban Kerajinan Jarum dan Proyek DIY

Perbedaan Seni Ukir dan Seni Pahat

Sebelum membahas perbedaan seni ukir dan seni pahat, akan lebih baik jika kita memahami pengertian keduanya. Pengertian seni ukir sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.

Seni pahat adalah salah satu cabang snei rupa yang hasil karyanya berupa seni tiga dimensi.

Perbedaan Seni Ukir Seni Pahat
Karya Seni Karya seni yang dihasilkan lebih mengarah pada seni dua dimensi Menghasilkan karya seni tiga dimensi seperti patung
Seni Ukir Seni ukir menggunakan bidang datar yang dibentuk bagian cembung dan cekung untuk menghasilkan pola seni Karya seni ukir yang dibuat bisa empat hingga lima dimensi

Fungsi Seni Ukir

Dalam karya seni ukir ada beberapa fungsi yang dimiliki, diantaranya :

Fungsi Hias

Karya seni ukir yang dibuat oleh para seniman hanya untuk hiasan, artinya motif ukir tersebut tidak mengandung makna tertentu. Contohnya ukiran hiasan dinding.

Fungsi Magis

Ukiran ini dibuat dengan mengandung simbol-simbol tertentu dan digunakan sebagai benda magis yang berhubungan dengan kepercayaan dan spiritual. Contohnya ukiran pada patung suku asmat yang bernilai magis.

Fungsi Simbolik

Fungsi ukiran simbolik biasanya terdapat pada ukiran tradisional yang unik yaitu untuk menyimbolkan hal-hal tertentu yang berkaitan dengan spiritual.

Contohnya seperti beberapa ornamen rumah adat di Indonesia, seperti simbol ornament rumah adat Jawa Tengah.

Pada beberapa bangunan di Jawa biasanya dapat kita jumpai kayu yang terukir. Pada ornament tersebut mengandung makna simbolis. Seperti ayam jago, gunungan ular naga, banyu tretes, banaspati dan sebagainya.

Keunikan Ukiran Suku Asmat Papua

Ukiran Suku Asmat dianggap sebagai salah satu bentuk seni rupa terbaik di Indonesia, dan prestisinya tinggi di pasar seni internasional. Motif yang kerap muncul dalam ukiran ini meliputi kehidupan sehari-hari, mitos, legenda, dan keyakinan mendalam Suku Asmat.

Karya seni ini sering kali diwujudkan dalam bentuk patung-patung kayu yang mencerminkan keberagaman budaya Suku Asmat, seperti patung perang, patung pemujaan, patung keluarga, dan karya lain yang terkait dengan aspek kehidupan mereka.

Ukiran Suku Asmat memiliki makna simbolik yang kuat, terkait erat dengan kepercayaan dan mitos suku tersebut. Patung perang, misalnya, melambangkan keberanian dan kekuatan, sementara patung pemujaan merefleksikan keagungan dan kebesaran Tuhan.

Contohnya, ukiran yang menggambarkan wajah nenek moyang, berbagai binatang yang akrab dengan kehidupan sehari-hari seperti kasuari dan buaya, serta motif-motif antropomorfik, semuanya menjadi bagian dari kekayaan artistik Suku Asmat. Dengan memahami makna di balik setiap ukiran, kita dapat menghargai warisan budaya yang kaya dan mendalam dari Suku Asmat Papua.

Motif Ukiran Asmat

Bagaimana motif ukiran yang dihasilkan suku Asmat ? Pola yang biasa dibuat biasanya menyerupai bentuk hewan seperti kelelawar, burung cendrawasih, dan ikan. Motif ukiran Asmat biasanya terinspirasi dari kehidupan sehari-hari suku Asmat, mitos, legenda, dan kepercayaan suku tersebut.

Beberapa motif yang biasa ditemui dalam ukiran Asmat meliputi:

  1. Motif perang: Motif ini biasanya terdapat pada patung-patung perang dan menggambarkan keberanian dan kekuatan suku Asmat.
  2. Motif pemujaan: Motif ini biasanya terdapat pada patung-patung pemujaan dan menggambarkan keagungan dan kebesaran Tuhan yang diyakini oleh suku Asmat.
  3. Motif keluarga: Motif ini biasanya terdapat pada patung-patung keluarga yang menggambarkan keberagaman dan keharmonisan dalam keluarga suku Asmat.
  4. Motif hewan: Motif hewan juga sering ditemui dalam ukiran Asmat, seperti motif burung, ular, dan singa, yang masing-masing memiliki makna simbolik yang berbeda.
  5. Motif geometris: Motif geometris juga sering ditemui dalam ukiran Asmat, seperti garis-garis, lingkaran, dan segitiga, yang masing-masing memiliki makna simbolik yang berbeda.

Proses Pembuatan Kerajinan Ukiran Kayu Asmat Papua

Ada beberapa tahapan yang mesti dilalui para pengrajin untuk menghasilan ukiran kayu suku Asmat yang indah. Pertama, ukiran akan diawali dengan memahat sepotong kayu untuk dibentuk.

Kemudian dilanjutkan dengan memberikan pewarnaan. Dalam pemilihan warna itu sendiri suku Asmat memiliki persepsi yang berbeda, dimana warna merah itu melambangkan daging, warna putih berarti tulang, sedangkan hitam akan melambangkan warna kulit dari suku Asmat.

Mengukir sendiri bagi suku asmat papua merupakan sebuah tradisi kehidupan dan ritual yangsangat terkait erat dengan spiritualitas hidup dan bentuk penghormatan terhadap leluhur. Ketika pengrajin Suku Asmat mengukir, mereka tidak hanya sekedar membuat pola ukiran dalam kayu tetapi juga mengalirkan sebuah spiritualitas hidup.

Walaupun seni ukir merupakan seni yang umum dimiliki oleh suku Asmat, namun tidak semua orang Asmat dapat menjadi pengukir. Mengukir adalah kemampuan yang diturunkan antar generasi dan umumnya hanya dilakukan oleh kaum pria.

Mereka biasanya mengukir sembari para wanita bekerja di ladang. Karena mengukir adalah sebuah warisan, maka bagi keluarga yang tidak memiliki darah pengukir biasanya juga tidak akan memiliki kemampuan ini.
Namun, bagi masyarakat Asmat modern kemampuan ini dapat dipelajari secara khusus. Banyak pria-pria Asmat yang secara khusus mempelajari cara mengukir, apalagi menjadi seorang pengukir kini dapat dijadikan mata pencaharian.


Tags: kayu ukiran

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia